Just Mommy and Me

2.5K 98 4
                                    

a special chapter for Mingi ♡

[ Seonghwa X Mingi ]

Mingi baru berusia tujuh tahun ketika ia bertanya kepada dirinya sendiri. Kenapa aku tidak punya Ayah?

Awalnya, Mingi kecil tidak mempermasalahkan hal tersebut. Ia tahu ia tidak punya ayah diantara teman-temannya yang lain, tetapi ia mempunyai seorang ibu, dan itu sudah cukup untuk Mingi. Tetapi, kemana perginya ayah Mingi?

Suatu hari sepulang sekolah, Mingi kecil mendongak untuk melontarkan pertanyaan pada Ibu yang sedang menggenggam tangannya.

"Ibu."

"Ya?"

"Kenapa aku tidak punya ayah?"

Park Seonghwa--sang ibu--tertegun dengan pertanyaan anak lelakinya itu. Tetapi kemudian, ia tersenyum dan mengusap kepala Mingi dengan lembut.

"Suatu saat, kau akan mengetahuinya."

Dan Mingi yang berusia tujuh tahun hanya mampu mengerjap dengan bingung.

*****

Beranjak remaja, Mingi kembali berpikir akan pertanyaan yang pernah ia ajukan pada Ibu saat ia berusia tujuh tahun. Ia masih kecil saat itu dan mungkin Ibu enggan memberitahunya, tetapi sekarang Mingi sudah lebih mengerti akan dunia, ia sudah dewasa, atau setidaknya itu yang ia pikirkan tentang dirinya.

Maka, sehari sebelum ulang tahunnya yang ke empat belas, Mingi kembali memberanikan diri untuk bertanya pada Ibu. Keduanya duduk berhadapan di meja makan dengan beberapa lauk terhidang di atasnya.

"Ibu."

"Ya?"

"Kenapa aku tidak punya ayah?"

Aktivitas tangan Ibu yang hendak menyuap lauk ke dalam mulutnya terhenti ketika mendengar pertanyaan Mingi. Wajah Ibu tampak sendu, dan seketika Mingi menyesal telah bertanya. Ibu tersenyum, dan makan malam dilanjutkan dengan hening.

Pukul sebelas lewat tiga puluh malam, Mingi terbaring di atas tempat tidurnya. Setengah jam lagi, ia berganti usia. Ini sudah larut untuk anak seusia Mingi, namun entah mengapa kedua mata Mingi enggan untuk terpejam. Beberapa menit sudah terlewati, Mingi melirik ke arah jam dinding. Sudah pukul dua belas malam. Ini hari ulang tahunnya.

Mingi hampir loncat dari tempat tidur ketika mendengar suara pintu terbuka, cepat-cepat ia masuk ke dalam selimut dan memejamkan mata. Dapat ia rasakan jemari Ibu mengusap rambutnya yang menyembul keluar.

"Selamat ulang tahun, Mingi." Bisik Ibu, lalu dapat Mingi rasakan Ibu mengecup singkat kepalanya.

Dan Mingi masih terdiam di dalam selimut.

Sesudahnya, Ibu beranjak keluar dan menutup pintu kamar Mingi, membuat sang anak lelaki dapat bernapas lega dan keluar dari persembunyiannya.

Sampai Mingi melihat sesuatu dinakas. Sebuah kotak. Tidak terlalu besar, tidak ada pita khas ulang tahun di atasnya, namun Mingi tetap penasaran dengan isinya. Tangan Mingi terulur untuk menghidupkan saklar lampu utama, mengabaikan lampu tidurnya yang masih menyala, kemudian meraih kotak tersebut.

Ada tiga benda yang Mingi lihat pertama kali ia membuka kotak itu. Sebuah bingkai foto yang terbalik, sepucuk surat, dan sebuah kotak lagi dengan ukuran yang lebih kecil.

Jemari Mingi beringsut untuk membuka kotak yang lebih kecil dan terperangah setelahnya. Isinya adalah jam tangan yang sudah ia impikan sejak tiga bulan lalu. Mingi tidak tahu bagaimana Ibu bisa mengetahui keinginannya. Ia terlalu takut untuk meminta, maka Mingi menabung untuk membelinya. Kini, jam tangan itu berada digenggaman Mingi, diberikan oleh Ibu sebagai kado ulang tahunnya.

ATEEZ ONESHOT (BXB) VOL. 2 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang