With You, I'm Safe ⭐

1.8K 77 8
                                    

[ San X Wooyoung ]

Wooyoung mengaduk-ngaduk bubur kacang merah kesukaan suaminya dengan wajah gusar. Hari ini, San menolak untuk makan nasi dan lauk seperti biasa sehingga Wooyoung harus memutar otak agar suaminya itu tetap mau mengonsumsi makanan. Bukan sekali dua kali San seperti ini, ada saat di mana ia enggan untuk makan dan larut dalam pikirannya, membuat Wooyoung harus selalu berada di sampingnya untuk membuat San terjaga.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Wooyoung sambil menatap San.

"Aku ingin pergi ke toko buku."

"Hmm? Buku apa yang ingin kau beli?"

San menoleh ke arah Wooyoung yang sedang memegang mangkuk berisi bubur kacang merah tersebut. "Rahasia."

Wooyoung mendengus dan San terkekeh, tetapi kemudian Wooyoung mengangguk. "Baiklah, kita pergi ke toko buku besok."

*****

Pagi-pagi sekali, San sudah bangun dan bersemangat karena akan pergi ke toko buku. Ia tidak menolak ketika Wooyoung menghidangkan sepiring telur mata sapi dan bacon, padahal San mengeluh tidak mau makan kemarin. Ia juga sudah mandi dan berpakaian lalu menyuruh Wooyoung untuk melakukan hal yang sama. Suaminya itu sedikit menggerutu, karena biasanya mereka menghabiskan tambahan beberapa menit untuk bergelung di atas kasur.

"Toko buku buka pukul sepuluh, San."

San berdecak sebal karena ini masih pukul sembilan dan Wooyoung mengalihkan perhatiannya dengan menyetel Stranger Things di Netflix. Wooyoung bernapas lega karena perhatian San teralih untuk sejenak. Setelah menyelesaikan dua episode, keduanya pergi ke toko buku dan San tidak dapat menahan rasa antusiasnya lagi. Ia bahkan langsung berlari masuk ke dalam toko buku dan meninggalkan Wooyoung yang masih berada dipintu depan.

"Pelan-pelan, San."

Percuma, San sudah menyibukkan diri diantara rak-rak buku yang menjulang tinggi. Ternyata, lelaki Choi itu sedang berkutat pada jajaran buku mitologi. Wooyoung sendiri sangat tahu kalau suaminya itu bisa membahas mitologi sampai ia kelelahan sendiri, dan Wooyoung tidak bisa menahannya.

"San? Wooyoung?"

Keduanya menoleh lalu mendapati teman mereka, Park Seonghwa, sedang melambaikan tangannya.

"Hai, Hyung!'' Wooyoung balas melambai ketika Seonghwa berjalan mendekat ke arah mereka. "Hyung sendirian?"

Seonghwa mengangguk. "Aku sedang mencari kamus Bahasa Inggris untuk Mingi. Ia bilang ingin memperdalam kosakata bahasa Inggrisnya."

Pandangan Seonghwa beralih pada San yang sedang menatapnya aneh, dahi pria itu berkerut dan Seonghwa hendak membuka mulut tetapi Wooyoung langsung buru-buru menginterupsi.

"Sampaikan salam kami pada Mingi ya, Hyung."

Seonghwa mengerjap dan sedetik kemudian mengangguk. Ia lalu pamit dan pergi dari hadapan keduanya. Wooyoung menatap San khawatir, ia hanya diam sejak tadi dan tidak berusaha menyapa Seonghwa sedikitpun.

"San? Jadi, ingin membeli buku yang mana?"

Lelaki itu menggeleng. "Aku mau pulang."

Wooyoung menghela napas panjang.

*****

Sepanjang sore, San menghabiskan waktu di halaman belakang rumah mereka. Ia duduk disalah satu kursi kayu dengan pandangan lurus ke depan, menatap pohon Tabebuya yang berhiaskan bunga berwarna kuning. Wooyoung yang menanamnya saat mereka masih pengantin baru.

"San."

Ia mendongak dan mendapati Wooyoung berdiri dihadapannya, menghalangi jarak pandangnya seketika. Tapi San tidak marah, ia menarik tubuh Wooyoung untuk duduk dipangkuannya.

ATEEZ ONESHOT (BXB) VOL. 2 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang