Network Love

1.6K 95 14
                                    

[ Mingi X Yunho ]

"Apakah kau sudah mandi?'' 

Mingi mendongak dari tumpukan kertas yang berserakan di atas mejanya, "Huh?''

Yeosang mendengus, melihat betapa kacaunya wajah Mingi dan empat gelas kopi di sisinya membuat Yeosang harus menahan rasa mual dari dalam perutnya. "Kau begadang lagi?''

Mingi mengangguk, "Masih ada dua belas demo lagu yang belum selesai."

"Dan kau sudah hampir mati."

"Benar."

"Cepat cuci muka dan gosok gigi, tidak perlu mandi karena sepertinya sudah tidak sempat."

"Untuk apa?''

"Ada mahasiswa yang akan magang di sini," Yeosang mengecek jam tangannya, "Seharusnya ia akan sampai dalam lima belas menit lagi."

"Aku tidak butuh anak magang, aku bisa bekerja sendiri." Wajah Mingi terlihat kesal, lagipula nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.

"Dilihat dari kondisimu yang menyedihkan, sepertinya kau butuh." Yeosang cepat-cepat menambahkan sebelum Mingi membunuhnya, "Dengar, ini perintah dari Eden dan karena tugasku adalah menjadi budak industri musik ini, aku harus menurut. Jadi, jika kau ingin protes, katakan sendiri pada Eden."

Setelah itu, Yeosang melenggang pergi. Mingi menggerutu singkat sebelum bangkit dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Tak lupa membersihkan meja kerjanya yang berantakan karena gelas-gelas kopi. Lima menit kemudian, pintu studionya diketuk dan Mingi berusaha mengatur raut wajahnya agar terlihat ramah.

"Hai, selamat sore!"

Wow, bocah ini periang, batin Mingi.

Mingi berdeham singkat sebelum menjawab, "Ya, selamat sore." Ia mempersilahkan pemuda itu untuk masuk ke dalam dan yang dapat Mingi dengar adalah pekikan tertahan dari lelaki jangkung itu, entah apa maksudnya.

"Jadi, kau disini untuk magang?''

"Benar, izinkan aku untuk memperkenalkan diri. Namaku Jeong Yunho dan aku mahasiswa semester enam." Pria itu membungkuk dihadapan Mingi, "Senang bisa bekerja denganmu, Mingi-ssi."

"Panggil Mingi saja, aku tidak suka jika kita terlalu formal. Lagipula, kita seumuran, hanya saja aku tidak kuliah."

Dan Mingi bisa melihat wajah Yunho yang memerah dan terlihat salah tingkah, apakah ucapannya barusan terdengar berlebihan?

"Baiklah."

"Kau bisa mulai bekerja hari ini," Mingi tidak perlu memastikan lebih jauh tentang kemampuan Yunho, karena kalau Eden yang menyarankan ia untuk bekerja disini, maka sudah pasti ia mempunyai keahlian dalam bermusik.

"Emmm, Mingi?''

"Ya?''

"Aku kuliah sampai pukul satu siang dan setelah itu aku akan segera menuju ke sini."

Mingi mengernyitkan dahinya, "Ya, lalu?''

"Malamnya, aku harus pulang paling lambat pukul delapan." Yunho terlihat gelisah, "Tapi aku akan bekerja keras, kau bisa percaya sepenuhnya padaku."

Walaupun heran, Mingi tetap mengiyakan. Terlepas dari Yunho yang menentukan jam kerjanya sendiri, Mingi bersyukur karena ia bisa bekerja  saat malam seorang diri. Tanpa embel-embel mahasiswa magang dihadapannya ini. Sebenarnya Mingi cukup skeptis bahwa dirinya dapat menjadi mentor yang baik untuk Yunho, tapi ia tidak akan tahu sebelum mencoba bukan?

Mingi berharap, ia dan Yunho dapat bekerja sama sampai beberapa waktu ke depan.

*****

Sembilan hari terlewati bersama dan terbukti Yunho serius dengan perkataannya tentang bekerja keras. Lelaki itu akan datang pukul dua siang dan langsung bekerja sesuai dengan instruksi yang Mingi berikan. Yunho cukup pandai bermain alat musik seperti piano dan gitar, ia juga paham dengan dengan teknologi komputer di dalam studio.

ATEEZ ONESHOT (BXB) VOL. 2 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang