An Orange And A Raspberry Goes To Bali

909 30 5
                                    

Part 2 dari oneshot sebelumnya, jadi kalo ada dari kalian yang belum baca, disarankan baca chapter sebelumnya dulu ya 😙

[ Yeosang X Mingi ]

Koper berwarna hijau tua itu terbuka lebar dengan beberapa lembar baju yang berserakan di dalamnya sementara Mingi dilanda panik karena harus berkemas dalam waktu singkat. Besok pagi, mereka sudah harus berangkat ke bandara dan malam ini Mingi masih kebingungan untuk menentukan pakaian mana saja yang akan ia bawa.

"Kalau bingung, beli saja baju baru ketika sampai di Bali nanti." Ucap Yeosang sambil mengusap rambut Mingi dan berlalu ke dapur. Pria itu memang gila, bagaimana bisa Mingi melakukan itu? Yeosang memang Sugar Daddy-nya tapi bukan berarti Mingi bisa seenaknya menghamburkan uang milik Yeosang, meski yang dilakukan Sugar Baby kebanyakan begitu.

Bingung setengah mati, Mingi memutuskan untuk pergi ke dapur dan mendapati Yeosang tengah menelepon seseorang. Mingi tidak peduli, ia beringsut memeluk tubuh Yeosang dan menenggelamkan kepalanya pada bahu pria itu.

"Kau bisa mengurusnya kan? Ya, ya tentu saja. Apa? Oleh-oleh? Tidak mau. Pergi sendiri sana."

Mingi mendongak dan Yeosang berbisik, "Sebentar." Lalu mengecup hidung Mingi.

"Aku mengandalkanmu. Ya, baiklah. Oke, sampai jumpa." Panggilan telepon itu terputus dan kini perhatian Yeosang terpusat pada Mingi sepenuhnya. "Seonghwa tahu kita akan pergi ke Bali dan ia ingin di bawakan oleh-oleh.

Mingi tahu siapa Seonghwa, Yeosang sering cerita beberapa kali tentang rekan kerjanya itu.

"Sudah selesai berkemas?"

Mingi menggeleng.

"Butuh bantuan?"

"Bagaimana dengan kopermu?"

"Bagaimana dengan kopermu?" Yeosang balik bertanya. "Ayo, kita kemas bersama-sama."

Pada akhirnya, Mingi terduduk di lantai dengan Yeosang yang menata baju dan sepatunya di dalam koper. Ia merasa tidak enak karena Yeosang harus melakukan itu semua alih-alih menyusun kopernya sendiri.

"Kau yakin hanya membawa dua sepatu?"

Mingi mengangguk. "Kita kan hanya pergi seminggu."

"Aku tidak keberatan jika liburan kita diperpanjang."

"Bagaimana dengan pekerjaanmu? Seminggu saja sudah cukup, Yeosang."

"Baiklah." Yeosang mengusap tangan Mingi pelan. "Setelah itu seminggu lagi di Paris, oke?"

Terserah Yeosang saja lah.

*****

Liburan adalah hal yang cukup asing untuk Mingi. Sejak kecil, ia jarang bepergian dengan keluarganya sehingga Mingi tidak tahu bagaimana rasanya ke luar negeri, untuk pergi ke pantai saja jarang sekali.

"Mingi." Yeosang membuka mata ketika merasakan selimut Mingi bergerak-gerak di sebelahnya. "Kau belum tidur?"

Mingi menoleh lalu menggeleng. Ia pasti membangunkan Yeosang akibat kakinya yang sejak tadi bergerak dengan gugup.

"Apakah kau bermimpi buruk? Atau tempat tidurnya kurang nyaman?"

Mana mungkin tidak nyaman? Justru ini kelewat nyaman. Berada di kelas bisnis dalam penerbangan menuju Bali dengan tempat duduk yang dapat diubah menjadi kasur adalah pengalaman baru untuk Mingi. Bisa dibilang ini adalah pengalaman yang menyenangkan.

Yeosang menghidupkan lampu kecil yang berada di atas kepala mereka lalu menatap Mingi lekat-lekat. "You know you can tell me anything right?"

Lelaki Song itu mengangguk. "Aku hanya.. gugup. Ini semua terlalu mewah dan aku tidak pernah merasakannya seumur hidupku."

ATEEZ ONESHOT (BXB) VOL. 2 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang