Chapter-16
Arm melajukan mobil sedan itu dengan kecepatan penuh, bak seorang pembalap yang sangat hebat, mobil Mercedes milik Off itu melaju dengan begitu kencang membelah jalanan setapak yang gelap dan sunyi, mobil itu adalah mobil satu-satunya yang melintasi jalanan tersebut, hingga membuat Arm begitu leluasa ngebut dengan kecepatan yang luar biasa.
Kedua pupilnya yang tengah fokus menyetir, tidak sengaja melihat segerombolan pria berjas hitam tengah membopong tubuh mungil di bahunya.
"Sepertinya mereka berhasil menangkap Gun" ucap Arm dan menambah kecepatan nya lagi.
Off melihat keluar mobil, di sana pria2 itu menggendong Gun masuk ke dalam hutan, Gun sepertinya memberontak, Arm menginjak rem setelah mereka sedikit dekat dengan pria2 itu, Off mengeluarkan pistol dari balik jasnya, ia langsung membidik mereka, dan langsung mengenai mereka semua satu-persatu, termasuk pria yang menggendong Gun.
Si mungil berteriak melihat orang-orang itu mati tertembak, lalu ia melihat sebuah mobil di tepi jalan, di dalam mobil Off menendang pintu mobilnya dan keluar.
Gun melihat bayangan Off keluar dari mobil itu sambil membawa sebuah pistol, seketika rasa takutnya menghilang, dan rasa aman menyelimutinya, ia tersenyum dan bernafas lega.
"Hiks... Papii..." Gun ingin berlari mendekat pada Off, namun kakinya di tahan oleh pria yang menggendongnya.
Ternyata pria itu masih hidup, namun tidak lama, karena detik itu juga sebuah peluru mengenai keningnya, hingga nyawanya melayang saat itu juga, Gun menjerit, kedua matanya tertutup rapat karena ketakutan, Off membungkuk dan menggendong Gun.
Off terlihat sangat marah melihat keadaan Gun sekarang, keningnya terluka, dan keadaan kaki Gun yang tidak mengenakkan sendal dan telapak kakinya yang terus mengeluarkan darah karena luka yang menganga, perlahan Gun membuka matanya, ia tertegun melihat wajah Off yang mengeras, bahkan ia dapat mendengar Off menyertakan gigi giginya, Gun langsung memeluk leher Off.
"Tidak apa-apa papii, aku tidak apa-apa, terimakasih kau sudah datang" Off tidak menjawab, ia hanya mencium kening Gun dan membawanya menuju mobil.
Setelah masuk kedalam mobil, Arm yang melihat keadaan Gun, ia langsung memberikan kotak obat pada Off, isinya adalah perban dan obat luka, mereka memang selalu menyiapkan nya di dalam mobil, setelah memberikan kotak obat itu, Arm kembali melajukan mobilnya menuju mansion.
Di dalam perjalanan menuju mansion, Off membersihkan luka di kening Gun, memberikan plester, selesai dengan keningnya, Off berpindah ke kaki Gun yang terus mengeluarkan darah.
"Ukh... Sakit..." Gun meringis, rasa sakitnya semakin terasa saat Off membersihkan lukanya dengan antiseptik lalu memperban.
"Papii, kenapa tidak memberi tau ku kalau ada kotak obat ini, kan kalau aku tau tidak perlu merobek baju ku, pas papii luka" ungkap Gun.
Off mendengus lalu menatap istrinya yang sedang cemberut "itu tidak penting sekarang Gun, lagi pula saat itu kau tidak bertanya" jawab Off, istri mungilnya semakin memanyunkan bibirnya.
Off mengelus pipi Gun, ia sudah membuat istrinya itu kembali dalam bahaya.
"Apa yang terjadi? Dimana Joss??"
"Aku tidak begitu paham, saat itu tiba-tiba mansion di serang, phi Joss melawan mereka, dan phi Book mengajakku bersembunyi di hutan, tapi kami ketahuan, lalu aku lari, dan mereka mengejarku, terus aku terjatuh dan kakiku terkena batu krikil, aku terus berlari dan..."
"Sudah cukup Gun, aku mengerti" Off mengentikan ocehan istrinya, ia terus mengusap-usap pipi Gun, hingga Gun bersemu merah.
Mereka sudah sampai di mansion, pintu gerbang yang biasanya tertutup itu terbuka, beberapa mayat yang bukan anggota killer Demon berserakan di halaman mansion nya, terlihat Bright dan Dean sedang bertarung melawan musuh mereka, jumlah mereka yang tidak sebanyak lawan mereka, beruntung Alice, singto dan Krist juga sudah datang dan ikut membantu Bright dan Dean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papii Honey (end)
FanfictionGun Atthaphan terpaksa harus menikah dengan seorang pria asing yang baru di kenal nya, demi menyelamatkan perusahaan kakaknya. dan pria asing itu bernama Off Jumpol, seorang CEO dari sebuah perusahaan besar, dan juga sekaligus ketua sebuah mafia.