d u a p u l u h e m p a t

127 46 50
                                    

"Kita harus membawa pulang jenazah Raja dan Ratu," ujar Sein sambil menahan air matanya. Dia tidak bisa membiarkan jasad dua orang penting di kerajaan itu terus berada di dunia antah berantah seperti ini. Jika tidak bisa melindungi Raja Ralphie dan Ratu Jesse, setidaknya ia bisa menguburkan mereka dengan layak.

Leerios yang berlutut di sebelah peti jenazah pamannya itu mengangkat kepalanya. Wajahnya tampak sendu. Dia berusaha tegar, walau air mata yang sudah menggenang memburamkan penglihatannya. "Tapi bagaimana caranya? Membawa dua peti seperti ini tidaklah mudah."

"Kita akan minta bantuan Tuan Zelphar. Prajurit Berlin bisa membantu kita mengangkat dua peti ini, lalu kita akan pulang lewat d' Aurberlin Forest, tempat para Centaur dan Ogre yang kita lalui sebelumnya," jelas Sein.

"Tidak semudah itu, Sein."

Perkataan Tuan Zelphar membuat atensi mereka teralih pada pria bertubuh tinggi besar itu.

"Kalian tidak akan bisa keluar dari sini."

"Apa?" Arabella melotot kaget. "Kita akan selamanya di sini? Tidak. Aku tidak ingin berada di sini selama hidupku!"

Zeloise yang dipapah Ferora pun turut mendekat. "Apa tidak ada cara lain, Tuan? Aku tidak mungkin bisa berada di sini selamanya."

Tuan Zelphar menatap mereka satu per satu. Tatapan mereka seolah penuh harapan dan kepercayaan bahwa Tuan Zelphar bisa mengeluarkan mereka dari dunia antah berantah ini. Pria bertubuh tegap dengan baju panjang berwarna biru dihiasi jubah hijau itu menghela napas.

"Kalian bisa keluar jika berhasil membunuh roh jahat yang mengambil alih jiwa Ratu Ophelia. Tapi itu tidak mudah. Aku sudah mengatakannya sebelumnya, bukan?"

"Kami akan tetap melakukannya," sahut Zavier. "Di mana kami bisa menemukan roh jahat itu?"

"Di Mirroir Wilds. Kawasan bersalju mematikan dengan cermin raksasa beku. Aku ingatkan kembali, jangan sampai cermin itu pecah. Jika kalian berhasil membunuh roh jahat itu, portal putih akan muncul di langit dan akan membawa kalian pergi. Jangan khawatirkan soal jasad Raja dan Ratu. Saat portalnya terbuka, aku akan membantu agar peti mereka bisa menyeberang ke dimensi kerajaan Shotenive."

Leerios mengangguk mengerti. "Terima kasih, Tuan Zelphar. Kalau begitu, kami tidak bisa berlama-lama di sini. Kami harus bergegas menuju Mirroir Wilds."

"Aku akan ikut bersama kalian," ujar Zeloise. "Jangan khawatir, tenagaku mulai pulih."

Eliza yang sedaritadi menatap dua jasad di depannya akhirnya mengangkat kepalanya dan bersiap. Saat menatap Raja dan Ratu yang sudah meregang nyawa, pikiran Eliza hanya tertuju pada ibunya. Rasa sesak mulai terasa di dadanya. Bagaimana kondisi ibu sekarang? Apa dia baik-baik saja? Atau sudah ....

"Eliza."

Eliza tersentak dan menoleh ke arah Arabella yang menepuk pundaknya. "Kita akan melanjutkan perjalanan. Apa kau siap? Jika kondisimu belum sepenuhnya pulih—"

"Tidak, Bella. Aku baik-baik saja. Kita harus melanjutkan perjalanan sekarang. Aku mengkhawatirkan Ibu."

Arabella tersenyum tipis melihat raut gelisah yang terlukis di wajah adiknya. "Aku yakin dia baik-baik saja. Don't worry about her. Kita akan segera menemukannya. Jangan sampai kekhawatiranmu membuatmu tidak fokus. Remember, masih ada pertempuran yang harus kita lewati."

Eliza mengangguk. "Aku akan berusaha sebaik mungkin, Bella."

Semuanya bersiap, termasuk Zeloise. Sebagian tenaganya ia peroleh kembali usai melalui proses penyembuhan yang dilakukan dua Pixie.

"Listen. Sebelum ke Mirroir Wilds, kalian harus melewati d' Oisenx Tropics. Hutan itu agak gelap. Jangan lupakan tentang Sirene dan Minotaur yang menghuni labirin. Kuharap kalian semua bisa selamat sampai tujuan," tutur Tuan Zelphar dengan raut wajah sedih bercampur tegang.

Beauty is ....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang