#19

3.4K 467 183
                                    

Lee Yoona terbangun di pagi hari dengan tubuhnya yang terasa begitu kaku, ia tengah berada di mansion saat iniーlebih tepatnya di kamarnya. Yoona mengerutkan dahi saat rasa pening terasa begitu menusuk kepalanya. Ia termenung, pikirannya kembali pada saat ia berniat untuk menemui Mark dan mengajaknya bercinta, tapi setelahnyaー

Yoona tidak mengingat apa pun. Dirinya ingat saat menghadap sekretaris Park untuk menggantikan tugasnya membawa secangkir teh hangat lalu setelahnya ia tidak mengingat apa-apa lagi.

Semakin berusaha mengingat, kepalanya terasa akan meledak. Jadi Yoona memilih menyerah.

Sebenarnya, di dalam hati kecilnya yang terdalam. Rasa cintanya masih begitu nyata kepada sang suami, hanya saja saat ini rasa cintanya kepada Mark pun sama besarnya. Maka Yoona tidak akan membiarkan siapa pun merebut Mark Lee dari genggamannya, termasuk Lee Donghyuck.

Karena jika harus memilih, Yoona lebih baik kehilangan suami dan anak-anaknya dari pada kehilangan Mark. Ia sudah terlanjur jatuh, maka ia akan membawa Mark jatuh bersamanya.

•••

Lee Donghyuck menatap lurus ke arah depan tanpa menunjukkan emosi apa pun dalam wajahnya. Membiarkan hembusan angin menerpa surai coklat kemerahannya, ia juga tetap bergeming ketika sinar matahari yang cukup terik mengenai kulit tubuhnya yang sewarna madu.

Sesuatu yang menjadi objek pandangnya adalah seseorang yang paling ia sayangi, Lee Seungwoo. Sedikit jauh dari tempatnya, sosok tersayang itu tengah bermain bersama beberapa anak pantiーkebiasaan yang tidak pernah berubah sejak dahulu. Tentu saja Donghyuck hapal mengenai itu.

"Tuan muda?"

Donghyuck mengalihkan atensinya, menatap ke arah samping. Ia mengulas senyum tipisーsangat tipis, namun tergambar sangat tulus.

Sosok pemuda tampan berpakaian kasual itu ternyata Park Chanyeol. Sosok yang memang sedari tadi ia tunggu kehadirannya.

"Maaf tuan muda, ada sesuatu yang harus saya selesaikan. Maaf membuat Anda menunggu."

Chanyeol menundukkan kepalanya, berucap penuh sesal. Sedangkan Donghyuck sendiri hanya meresponnya dengan anggukan kepala singkat. Saat ini Donghyuck sedang dalam suasana hati yang cukup baik, kelalaian masih bisa ia tolerir, apalagi Chanyeol baru pertama kali melakukannya. Sebenarnya, pemuda kelewat tinggi itu hanya terlambat kurang lebih lima menit, tapi bagi Chanyeol itu jelas adalah kesalahan besar membuat tuan mudanya menunggu terlalu lama.

"Chanyeol-ah, bisakah aku minta tolong padamu?"

Chanyeol mengangkat kepala, sedikit terkejut mengingat sebelum-sebelumnya Donghyuck tidak pernah meminta sebuah pertolongan padanya. Tuan mudanya itu hanya selalu memberikan misi, bukan permintaan yang Chanyeol yakin cukup untuk membuat seseorang yang memiliki tingkat ego tinggi seperti Donghyuck, terlukai harga dirinya.

"Suatu kehormatan, tuanku."

Donghyuck terdiam beberapa detik, pandangannya ia alihkan ke arah depan kembali. "Hentikan semua pengawasanmu pada Lee Yoona, aku yakin wanita itu akan berhenti berbuat ulah."

Chanyeol mengepalkan kedua tangannya, kebiasaan yang selalu ia lakukan jika mendapati ketidaksetujuan antara apa yang ada di pikirannya dengan apa yang diperintahkan oleh Donghyuck. Hanya saja Chanyeol memilih bungkam, bukan kapasitasnya untuk menolak perintah walaupun sesuatu di dalam hatinya terasa begitu janggal. Untuk seseorang yang licik seperti Yoona, tidak melakukan apa pun jelas hal yang tidak patut dipercaya.

Namun, ini Donghyuck. Bukan orang lain, tapi Lee Donghyuck. Tuannya, tuan muda yang paling dihormatinya.

Donghyuck sendiri merasakan keberatan dalam diri Chanyeol walau tidak disampaikan. Tapi ia sudah memikirkannya dengan lebih matang, keselamatan Lee Donghyuck jauh lebih penting dibandingkan apa pun.

Sweetest Pain || Markhyuck-ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang