.
[REMAKE]
Disclaimer:
Taekook- Sweetest Pain © RiyanChoi94
.
"Bangun kau, anak kecil!"
Teriakan itu menghiasi suasana pagi hari di sebuah mansion megah, Seoul, Korea Selatan. Musim dingin, oh musim yang sangat menyenangkan untuk menghabiskan waktu bersantai di rumah tanpa melakukan aktivitas apapun. Sama halnya dengan apa yang kini tengah dilakukan seorang pria di atas tempat tidur miliknya.
Untuk ukuran kamar yang ditempati oleh satu orang, kamar itu sangat luas bahkan terlalu luas. Dekorasi arsitektur kamar itu sangat mempesona, dekorasi klasik ala kamar pangeran Kerajaan Eropa begitu kental tergambar di setiap sudut kamar itu. Ya, walaupun keadaan barang-barang yang berantakan di atas tempat tidur terlihat begitu kontras dengan arsiteknya. Sepertinya, pemilik kamar itu terlalu malas untuk sekedar membereskan barang-barang miliknya.
BRAK!
"Berhentilah bersikap manja, dan bangun Lee!"
Suara pintu yang dibuka secara kasar itu sukses membuat pemuda manis yang tengah menikmati alam mimpinya terganggu. Oh, siapa gerangan yang berani membangunkannya?
Pemuda itu bergumam tidak jelas, sebelum akhirnya dengan sangat terpaksa ia membuka kelopak matanya. Sungguh, ia bersumpah akan memaki siapa pun yang berani mengusik tidurnya. Ia bahkan baru memejamkan mata kurang dari lima jam yang lalu.
Menyandarkan tubuhnya sembari menatap tajam kepada dalang pengganggu tidur nyenyaknya.
"Apa yang kau lakukan?" Suara serak milik pemuda Lee itu terdengar membuat lawan bicaranya mengernyitkan dahi.
"Tentu saja membangunkanmu, bodoh!"
"Jaga bicaramu, Lee Eunbi!"
Lee Eunbi atau orang biasanya memanggilnya dengan nama SinB adalah gadis yang dengan beraninya membangunkan si pemilik kamar megah bahkan pemilik mansion mewah itu.
SinB sudah terbiasa mendengar bagaimana pemuda itu memanggilnya, menurut SinB, dia terlalu terpengaruh oleh budaya barat. Oh tentu saja, bahkan pemuda itu baru saja menginjakkan kakinya di Korea Selatan setelah menghabiskan hampir sepuluh tahun hidupnya di Los Angeles, California.
"Bangun sekarang! Kau masih harus menghadiri acara bodoh itu, Lee Donghyuck!"
Donghyuck tersenyum miring mendengar saudara perempuannya dengan berani memanggil nama lengkapnya, kedua kaki jenjang miliknya mulai terulur mengenai lantai marmer kamarnya, perlahan ia terbangun dan melangkahkan kakinya mendekati SinB yang masih setia berdiri di balik pintu kamar itu.
SinB menatap angkuh sang adik yang memiliki usia dua tahun di bawahnya.
"Well, acara yang kau bilang bodoh itu adalah acara yang dengan sangat bersusah payahnya ingin kau hadiri. Right?"
Donghyuck menyeringai melihat air muka saudaranya itu yang perlahan mulai berubah. "Ya, walaupun kau tidak akan pernah bisa menghadirinya." lanjutnya.
SinB mengepalkan kedua tangannya kuat, mendengar segala ucapan Donghyuck yang sangat merendahkan sekaligus mengejeknya dengan nada dinginnya itu. Sungguh, ia benar-benar membenci sosok pemuda yang kini tengah berdiri tepat di hadapannya dan sejak dulu ia sangat membenci segala hal yang terkait dengan Donghyuck-- sangat membencinya.
"Tutup mulutmu anak ingusan!" SinB sedikit menggeram bahkan ia kini terlihat tengah berusaha untuk menekan emosinya.
Sedangkan Donghyuck tertawa penuh kemenangan dalam hatinya, bukan awal yang buruk untuk melewati harinya dan ia sedikit terhibur untuk itu.
Donghyuck tak mempedulikan SinB lagi, ia berjalan melewati SinB dengan sedikit menyeringai tepat di samping gadis itu. Bukan karena Donghyuck takut padanya, hanya saja jika dilanjutkan maka Donghyuck yakin mansion ini akan berubah menjadi kapal pecah karena ulah pertengkaran mereka berdua nantinya.
Donghyuck mulai melangkahkan kaki keluar dari kamar. Ekspresi dingin itu kembali ada wajah manisnya mengganti seringaian yang sejak tadi diperlihatkan oleh wajahnya, ia membanting pintu kamarnya tanpa mempedulikan jeritan SinB yang memakinya.
"Selamat pagi, tuan muda."
Seluruh maid berbaris rapi dan menundukkan tubuh mereka sembilan puluh derajat saat Donghyuck melangkah melewati mereka. Donghyuck hanya menatap mereka sekilas sebelum ia kembali melanjutkan langkahnya, ia sedikit memejamkan matanya saat rasa pening itu kembali menghinggapi kepalanya. Sungguh, ia merasa sangat mengantuk dan tubuhnya pun terasa sangat lelah.
"Tuan muda,"
Donghyuck menghentikan langkah kakinya, ia membalikkan badannya dan sedikit mengerutkan dahi saat netranya mendapati seorang laki-laki berbadan tegap di hadapannya. Ia menatap dalam seorang pengawal yang kini tengah menunduk hormat padanya itu.
"Kau harus bersiap lima menit lagi, tuan."
Donghyuck menghela napas. For God Sake, ia benar-benar benci situasi seperti saat ini. Ia kembali melangkahkan kakinya bersiap menyambut acara membosankan yang akan kembali dihadirinya.
Lee Donghyuck adalah pewaris tunggal segala kekayaan milik keluarga Lee di usianya yang baru menginjak delapan belas tahun. Donghyuck memiliki satu orang saudara perempuan dan satu orang saudara laki-laki.
Lee Eunbi yang lebih tua dua tahun darinya dan Lee Seungwoo yang berusia lima tahun lebih tua darinya. Dalam keluarga Lee, hanya kakak laki-lakinya yang sangat menyayanginya sedangkan SinB sangat membenci kehadirannya.
"Ya."
Donghyuck kembali membalikkan tubuhnya, kaki jenjangnya mulai melangkah menuju balkon mansion itu, sedangkan pengawalnya yang memang sudah terbiasa dengan segala sikap dingin Donghyuck hanya tersenyum kecil dan pergi untuk kembali menjalankan tugasnya.
Donghyuck memandang datar salju yang menggenang di seluruh halaman mansion milik keluarga Lee itu. Berbeda dengan tatapannya, pikirannya melayang kembali pada saat di mana ia menjadi pewaris utama segala kekayaan keluarga Lee.
Sebelum Donghyuck lahir, kakeknya telah memberikan hadiah yang sangat besar untuknya yakni sebagai pewaris utama keluarga Lee. Kakek Donghyuck membuat seluruh asset keluarga Lee dari mansion, perusahaan pusat yang berada di Korea atas nama Donghyuck. Walaupun saat ini, semuanya masih ditangani oleh kedua orang tuanya bersama dengan Seungwoo.
Butiran salju yang mengenai kulit tangannya membuat Donghyuck terbangun dari segala lamunan dan pemikirannya tentang sejarah hidup miliknya, ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya dan sedikit menyeringai.
Donghyuck membuka screen ponselnya dan menekan salah satu nama dalam kontaknya.
"Halo?"
"Jisung, keluarlah! Aku memiliki misi yang baru untukmu,"
Terdengar helaan napas di ujung sana, Donghyuck tersenyum miring mendengarnya.
"Apa yang akan kau lakukan kali ini, Princess?"
Donghyuck tersenyum sinis. "Seperti biasa."
"Benar-benar tidak ada yang bisa menghentikanmu, Princess."
Donghyuck mematikan ponselnya, ia berjalan dengan cepat kembali ke dalam kamarnya yang berada tepat di lantai paling atas mansion. Donghyuck membuka laci meja riasnya dan mengambil sebuah kaca mata hitam. Setelah memakainya, Donghyuck membuka jendela besar kamarnya dan bersiap untuk memulai aksi yang disebut 'misi' olehnya itu.
to be continued
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Pain || Markhyuck-ON HOLD
FanfictionRemake story from Taekook- Sweetest Pain by RiyanChoi94 . . Lee Donghyuck, seorang pemuda sempurna pemilik segalanya. Selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Keluarganya adalah salah satu keluarga terpandang, membuat Donghyuck selalu dihormati ol...