Jendela ruangan yang menempati lantai tertinggi dari gedung Lee Company itu menampilkan sosok pimpinan perusahaan mereka, Mark Lee yang saat ini tengah membuka amplop coklat dari seseorang yang memang ia tugaskan untuk mencari informasi mengenai calon istrinya, Lee Donghyuck.
Mark terdiam sejenak setelah membaca semua berkas di tangannya sampai bagian terakhir, mengetukan jarinya pada permukaan meja sebelum beralih menatap ke arah samping.
"Kau yakin semua informasi ini benar?"
Sosok lain yang mengenakan pakaian formal itu mengangguk dengan percaya diri. "Tentu tuan, saya menyelidiki semuanya sesuai perintah anda."
"Kau boleh pergi,"
Pria itu membungkuk sembilan puluh derajat pada sang atasan, sebelum akhirnya pergi meninggalkan Mark yang saat ini tenggelam dengan pikirannya.
Ponselnya yang bergetar mengalihkan sejenak pikirannya, seulas senyum yang teramat tipis tersemat pada wajahnya.
Dia tengah berada di kafe favoritnya.
Sebuah pesan singkat yang dikirim dari sosok yang sama dengan pria yang membawa amplop coklat itu beberapa saat yang lalu.
Dan dengan itu, Mark beranjak dari duduknya, menyambar jas miliknya dan berlalu dengan menggunakan mobil mewah berwarna putih miliknya.
Tak perlu bertanya tempat yang dimaksud bawahannya itu, Mark sudah mengetahuinya. Mobil putih itu membelah Kota Seoul dengan kecepatan di atas normal, tapi Mark sama sekali tidak peduli. Tidak akan ada satu pun orang yang akan menghukumnya.
Kafe yang memang terletak di pinggir Kota Seoul itu terlihat lebih sejuk dan nyaman. Dengan pohon dan bunga yang memenuhi setiap halaman kafe sampai dekorasi klasik yang membuatnya menjadi tempat terbaik untuk sekedar menenangkan diri.
Mark keluar dari mobilnya, merapikan sejenak penampilannya sebelum memilih melangkahkan kaki, dan membuka pintu kafe yang terbuat dari kaca itu dengan perlahan.
Aroma kental dari kopi juga aroma cake menjadi yang pertama kali menyapa penciumannya. Mark hendak melanjutkan langkahnya yang terhenti sebelum mengurungkan niatnya saat sosok seorang pemuda terlihat oleh netra hazelnya.
"Lee Seungwoo,"
Nada datar yang diberikannya mampu membuat pemuda yang berjarak dua meter di hadapannya itu tertegun.
Hening terjadi di antara mereka yang sama-sama memberikan raut datar yang tidak menggambarkan emosi apa pun, sampai salah seorang dari mereka memilih beranjak dari tempatnya dengan cepat.
Seungwoo membatalkan pesanannya, kemudian melangkah ke arah pintu keluar di mana sosok Mark masih berdiri tegak di sana.
"Tolong, anggap saja kita tidak pernah saling mengenal, Tuan Lee."
Adalah ucapan terakhir yang diberikan Seungwoo tepat di samping Mark, sebelum akhirnya membuka pintu keluar-masuk kafe dan menghilang bersama dengan sopir pribadi keluarga Lee.
•••
Donghyuck memutar bola matanya malas, raut wajahnya semakin masam mendengar tawa dari sekelilingnya, lebih tepatnya dari kelima temannya yang jujur saja sampai sekarang Donghyuck tidak mengerti, mengapa ia mau-mau saja berteman dengan mereka.
"Astaga! Kau lihat wajah datarnya tadi Jisung-ah?"
Lee Jeno adalak sosok yang paling semangat menertawakan Donghyuck. Ia memukul bahu Jisung di sampingnya, sesekali menghapus air yang keluar dari matanya.
"Hyuck, astaga! Dan kau dengan begitu percaya dirinya mengatakan akan membuat Mark Lee jatuh cinta padamu? Kupastikan sampai Korea Selatan pindah ke atas langit pun, kau tidak akan pernah bisa melakukannya!"
Jeno masih mencibir, tertawa dengan begitu lepasnya tanpa menghiraukan aura yang keluar dari Donghyuck-- yang semakin menghitam.
Donghyuck mendengus, ya biarkanlah mereka semua menertawakannya dan soal ucapannya minggu lalu, Donghyuck akan segera membuktikannya.
Tak ingin terlarut dengan segala macam cibiran sahabat gilanya, Donghyuck lebih memilih beranjak dari kerumunan itu. Sesekali merapikan jasnya dan kembali memasang wajah tak bersahabat saat beberapa orang dengan pakaian formal menyapa dan membungkuk padanya.
Jika kalian bertanya-tanya sedang apa dan di mana Donghyuck berada saat ini, jawabannya adalah di gedung tempat pertunangannya di laksanakan.
Ya, sebagaimana ultimatum gila dari Tuan Lee Jiyong yang terhormat seminggu lalu. Di sinilah Donghyuck berakhir sekarang.
Upacara pertunangan itu sudah dilaksanakan satu jam yang lalu, dengan wajah datar milik Mark Lee, bahkan pemuda yang sialnya sangat tampan itu tidak mengatakan sepatah kata pun saat pembawa acara mempersilahkannya naik ke atas panggung.
Sialan! Mengingat itu semua menyakiti harga dirinya yang setinggi langit! Apalagi mengingat wajah menyebalkan milik Jeno dan Jisung saat menahan tawa, membuat perasaan Donghyuck semakin buruk!
Sebenarnya, di gedung yang menjadi hotel termahal di Kota Seoul ini hanya berisikan orang penting, rekan kerja ayahnya tentu saja. Tidak ada satu pun orang dewasa yang Donghyuck kenali selain ayahnya. Ibunya? Oh, bahkan wanita berusia empat puluhan itu tidak sedang berada di Korea saat ini.
Lee Eunbi? Donghyuck sangat berterima kasih pada kakak perempuannya yang satu itu atas ketidakhadirannya di sini karena Donghyuck berani sumpah, gadis itu pasti akan merusak pestanya dengan tingkah gilanya dan jika itu benar-benar terjadi, Donghyuck tidak yakin bisa menahan emosi seperti hal yang selalu dilakukannya pada gadis itu.
Tidak, di saat perasaannya tengah begitu buruk saat ini.
Karena Mark Lee.
Donghyuck terus menyusuri langkah kakinya, mengumpat saat sosok yang tengah dicarinya saat ini, tidak juga terjumpai.
Mark Lee? Oh, tentu saja bukan si datar itu! Karena sejak mereka telah bertukar cincin, kehadirannya langsung menghilang dalam sekejap dan Donghyuck sedang tidak berminat untuk merecoki tunangannya itu.
Donghyuck barulah mengulas senyum tipis-- sangat tipis sehingga tidak begitu tampak pada wajahnya, saat sosok yang sangat dirindukannya itu tengah berada di pojok ruangan.
"Seungwoo hyung! Aku mencarimu sedari tadi. Apa yang sedang kau lakukan di sini?"
Donghyuck mengatakannya saat jarak tinggal semeter lagi antara dirinya dan Seungwoo. Tentu saja, ia tidak mungkin membiarkan orang-orang mendengar rajukan manja dirinya, bisa hancur image Donghyuck sebagai sosok yang angkuh di mata orang lain.
"Oh Donghyuck-ah! Hyung baru saja akan menemuimu,"
Donghyuck menautkan kedua alisnya, melihat tingkah hyungnya yang terlihat gugup dan Donghyuck membulatkan matanya mendapati tunangannya itu berada dalam jarak yang tidak terlalu jauh dari Seungwoo.
"Mark? Kau sedang apa di sini?"
"Oh, tadi hyung tidak sengaja berpas-pasan dengannya di sini. Hyung baru saja memberikan selamat pada Tuan Lee,"
Seungwoo terlebih dahulu menjawab pertanyaan Donghyuck, kedua tangannya mengepal di sini kanan dan kiri.
Donghyuck mengalihkan perhatian seluruhnya pada jawaban Seungwoo.
Sedangkan Mark masih terdiam, memasang wajah datarnya.
Walaupun sedikit terlihat, matanya mengekspresikan sesuatu yang lain saat kedua netranya menatap sosok berperawakan kurus dan kecil di sampingnya.
to be continued
.
.
echan ama mark udah tunangan niee...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Pain || Markhyuck-ON HOLD
FanficRemake story from Taekook- Sweetest Pain by RiyanChoi94 . . Lee Donghyuck, seorang pemuda sempurna pemilik segalanya. Selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Keluarganya adalah salah satu keluarga terpandang, membuat Donghyuck selalu dihormati ol...