For, Teacher Sam|03

1.8K 121 2
                                    

Liam membuka matanya lebar-lebar ketika telinganya mendengar suara bel yang berbunyi. Dengan cepat dia bangun dari tidurnya dan keluar dari ruangan itu. Dia berlari perlahan di koridor, namun langkahnya terhenti ketika melihat semua siswa keluar dari kelas mereka masing-masing dengan menenteng tas di pundak. Melihat itu Liam dengan cepat memperhatikan arloji yang menggelang di pergelangannya.

Pundaknya seketika melemas ketika ia melihat jarum jamnya yang menunjuk di angka 3, sudah waktunya pulang sekolah ternyata. Ini adalah kali pertama Liam membolos.

Liam melanjutkan langkahnya diantara para kerumunan siswa yang sudah memenuhi koridor. Pergelangan tangan yang saling bergesekan antara dirinya dan orang-orang yang berjalan ke arah yang berlawanan membuatnya kewalahan hampir terjatuh.

"Liam Cliff!"

Liam mendongak menatap seorang wanita yang sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan serius. Mrs. Bianca, guru Biologi yang kelasnya tak sengaja Liam lewatkan. Pemuda itu menelan salivanya dengan susah. Mrs. Bianca adalah guru yang sangat sulit untuk diajak berkompromi, yah..termasuk kedalam kategori guru killer yang di takuti para siswa. Dia tak segan-segan untuk tidak meluluskan seorang siswa di mata pelajarannya jika dia tidak suka dengan siswa itu. Dan sekarang Liam terperangkap bersamanya. Sangat tragis.

"Ikut saya ke kantor." Ucap Bianca masih menunjukkan raut keseriusan. Oh tidak...dia sedang dalam masalah sekarang.

Liam melangkah bersama dengan Mrs. Bianca menuju ruang guru. Sementara isi kepalanya tengah sibuk memikirkan alasan yang tepat untuk menyelamatkannya dari jeratan Mrs. Bianca.

Kedua orang itu kini telah memasuki ruangan khusus guru. Disana hanya ada 3 guru lain yang tampak tidak perduli dengan kehadiran Liam maupun Mrs. Bianca. Semuanya tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Namun, hal itu malah membuat Liam semakin tertekan, dia tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan sebuah alasan valid untuk Mrs. Bianca.

Wanita paruh baya itu kini duduk di bangkunya, kemudian kembali menatap Liam yang membuat pemuda itu semakin jantungan. Tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya selain dirinya sendiri sekarang.

"Apa kau sudah memikirkan alasan kenapa kau bolos dalam mata pelajaranku?" Tanya Mrs. Bianca dengan nada suara yang tenang namun cukup berhasil membuat jantung siapapun yang mendengar itu tidak akan tenang.

Liam membuka mulutnya kemudian menutupnya dan membukanya lagi. Dia kesulitan untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Dia takut jika kata-kata yang akan di lontarkannya membuat Mrs. Bianca semakin kesal dan pasda akhirnya memaksanya untuk membawa ibunya ke dalam masalah ini. Tidak pernah sebelumnya Liam mengundang ibunya ke sekolah untuk menghadiri dan mendengarkan aduan gurunya dari kesalahan yang ia perbuat. Dia tidak ingin membuat ibunya semakin membencinya.

"Apa kelas ku begitu membosankan?" Tanya Mrs. Bianca lagi, kali ini dia menangkupkan dagunya ke permukaan telapak tangannya. Matanya yang tajam itu masih senantiasa menatap Liam yang tidak bisa bergeming membela diri.

"N-no... Mrs. Bianca..." ungkap Liam dengan volume suara yang cukup pelan.

Bianca mendesah, kemudian mengubah posisinya menjadi bersandar di sandaran kursinya.

"Okay Liam Cliff, kali ini kau ku maafkan. Tapi aku ingin kau menuliskan sebuah surat permintaan maaf pada ku, kemudian tulis hukuman apa yang akan kau terima jika kau mengulangi kesalahan yang sama. Dan aku hanya memberi mu dua pilihan hukuman yang harus kau pilih salah satunya. Yang pertama, kau tidak akan ku luluskan di mata pelajaran ku, dan yang kedua, orang tua mu harus datang ke sekolah." Tandas Mrs. Bianca.

Liam mengangguk, "baik Mrs. Bianca."

"Kau boleh pulang, dan untuk surat permintaan maafnya, serahkan pada ku besok. Mengerti."

For, Teacher SamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang