Liam mencoba untuk tidak memperdulikan Sam yang tanpa beban kini tengah memukul-mukul drum hayalannya, dia masih bersikap 'bodo amat' pada semua orang yang tengah menatapnya aneh.
"LAGU APA YANG KAU DENGAR?!" Teriak Sam tanpa sadar. Musik dengan full volume yang ia putar tepat telinganya membuatnya lupa untuk menyesuaikan volume suaranya.
Wajah Liam memerah padam, sekarang semua mata tertuju padanya dan Sam. Ada yang menatap lucu ke arah mereka, ada juga yang menatap tidak suka. Liam menarik earphone itu dari telinga Sam.
"Chopin-Nocturne Op.9 No.2"
Sam menautkan alisnya, "kau masih mendengarkannya?" Tanya Sam, ia kini mengubah posisi duduknya menghadap ke Liam, sebelah tangannya juga sudah menopang kepalanya.
Liam membalas pertanyaan Sam barusan dengan anggukan kepala, "sudah dengar lagu yang ku rekomendasikan?" Tanya Sam lagi.
"Sudah.."
"Lalu?"
"Aku tidak suka, terlalu berisik."
Sam meluruskan punggungnya, lagi-lagi ia menyatukan alis tebal itu, "berisik? itu namanya metal rock...yeah!" Ucap Sam sembari menunjukkan simbol metal di tangannya.
Liam hanya menanggapinya dengan gelengan kepala kemudian membuang napasnya panjang-panjang. Namun satu pergerakan mencuri perhatiannya. Di hadapannya berdiri seorang wanita yang tampak tidak nyaman dengan cara berdirinya. Di sebelah tangannya, wanita itu memeluk buku-buku tebal sementara tangan sebelahnya ia gunakan untuk memegang pegangan kereta.
Suasana di dalam kereta tidak padat, namun semua bangku sudah terisi penuh. Liam mengambil inisiatif, ia berdiri lalu berjalan menjauh menuju pintu keluar tempat dia biasa berdiri. Sam kembali mengikuti Liam. Pria dewasa dengan pemuda itu kini berdiri saling berhadapan dengan punggung yang saling bersandar di lapis pembatas kaca masing-masing ujung tempat duduk.
"What a gentlemen." Ucap Sam dibarengi dengan senyumnya, dan kembali Liam tidak memberi tanggapan.
Sam berjalan mendekat menghampiri pemuda di hadapannya dan berdiri tepat di sebelahnya. Ia menarik sebelah earphone Liam, kemudian memasukkan sebelah miliknya ke lubang telinga Liam.
Liam langsung menoleh dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Just hear." Sam berucap dengan suara pelan.
Liam akhirnya mengalah, ia membuka sebelah earphonenya yang masih tertinggal di telinga yang satunya lagi.
Alunan musik piano menggema melewati gendang telinganya. Liam penasaran dengan lagu apa yang akan ia dengarkan kali ini. Ia melirik ponsel Sam yang layarnya masih menyala, menampilkan nama lagu yang tengah dia putar dari aplikasi pemutar musik.
Freya Ridings_You Mean The World To Me.
Tidak buruk untuk seseorang seperti Sam. Pikir Liam. Mungkin lagu ini akan menjadi salah satu pengisi di pemutar lagu di ponsel Liam.
"Hey..Cynthia!" Sapaan Sam yang bersemangat berhasil membuat Liam gagal meresapi lagu yang sedang ia dengarkan.
Liam menatap seorang gadis yang tengah tersenyum sembari membalas sapaan Sam barusan. Dia adalah gadis yang pernah Liam temui di kereta ini, tapi dia lupa namanya.
"Hey Liam..how have you been?" Sapa gadis itu akrab. Wow, sepertinya hanya Liam yang melupakan nama gadis itu.
"Hey..i'm good." Balas Liam.
Sam menatap Liam dan Cynthia secara bergantian dibarengi dengan tatapan merasa anehnya, "apa kalian saling kenal?" Tanyanya kemudian.
Cynthia lagi-lagi tersenyum malu, "yeah, kami bertemu disini, Liam menyelamatkan ku waktu itu dari seorang penguntit."
![](https://img.wattpad.com/cover/268508638-288-k88204.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
For, Teacher Sam
Storie d'amore[21+] [Warning!!] [#Cerita ini mengandung adegan sex!! #tidak cocok dibaca oleh anak-anak berumur 17 tahun kebawah #kalau masih nekat, konsekuensinya ditanggung sendiri #BOY♡BOY/Homo/LGBT #tidak menerima pembaca homopobic] Masa lalu Liam yang kela...