20-JOVANNA

5.6K 220 0
                                    

Happy Readingヾ(^-^)ノ

Masih flashback tapi setengah.

Typo dimana-mana
~~~~~~~~~~~

"Sial!"

Aera menundukkan wajahnya mendengar umpatan di sertai decakan kesal. Tidak tahu apa yang harus dia lakukan, Aera hanya meremat selimut yang menutupi tubuh polosnya sembari menggigit bibir bawahnya risau.

"M–maaf"

"Ck, gue juga salah disini. Pakai baju lo sekarang, gue anterin lo pulang"

"Kak Arfan–"

"Apa Ra?" Arfan yang hanya bertelanjang dada menatap Aera yang masih saja menunduk. Dia menghela nafas lalu mengambil pakaian  yang berserakan di lantai dan memberikannya kepada Aera.

"Pakai"

Aera beranjak pergi ke kamar mandi sambil membenarkan selimut yang dia pakai. Entah apa yang dia katakan kepada kakanya nanti, Gomin pasti akan menanyainya secara brutal karena dia tidak memperingati kabar dari kemarin.

"Huft" Arfan memejamkan matanya saat tiba tiba kepalanya pusing. Dia tidak tahu kenapa dia bisa berakhir seperti ini dengan Aera karena terakhir kali dia sadar, tubuhnya terasa panas dan langsung menerima cumbuan orang dari belakang tubuhnya.

"Ayo"

Arfan menatap Aera yang keluar kamar  mandi, wajahnya terlihat lebih segar. "Ya"

Aera menghela nafas saat Arfan memakai kemeja. Bodoh sekali dirinya tidak mengetahui postur tubuh Vandres dari belakang dan seharusnya dia tidak meminum banyak alkohol malam tadi.

'Bodoh, lo bodoh Aera'

••••••••••••

Gomin menatap aneh Aera yang duduk dikasur sambil memainkan ponselnya. Akhir akhir ini Aera lebih banyak diam dan mengurung diri daripada berkelahi dengannya.

"Lo okey kan?"

"Ya"

Gomin menghampiri Aera lalu duduk di pinggir kasur sambil menatap Aera dekat. "Lo kenapa sih?"

"Apasih? Aera nggak papa"

"Ya tapi–"

Gomin menghentikan ucapanya saat Aera dengan cepat berlari ke kamar mandi lalu muntah. "Ck, lo kalau sakit kenapa nggak bilang?"

"Masuk angin doang, istirahat sebentar juga sembuh. Udah kakak keluar sana Aera mau istirahat"

Gomin hanya pasrah saat Aera mendorong tubuhnya keluar kamar. "Gue telfon ma–"

"Nggak usah!"

Brak

Aera menyenderkan tubuhnya di pintu sambil memegang perutnya. Dia berjalan kearah laci lalu mengambil testpack yang menunjukkan garis dua disana.

"Kak Jo"

Ya, dia harus cepat cepat menemui Vandres dan menyatakan perasaanya kembali dan dia akan mengajak Vandres tidur bersama supaya pria itu menjadi ayah dari anak yang sedang dia kandung.

Keputusannya sudah bulat, seminggu kemudian dia berencana menemui Vandres setelah jam mata kuliahnya berakhir. Dengan buru buru dia berjalan keluar sampai membuat Rifka menahan tanganya.

"Mau kemana?"

"Ada urusan bentar" ucap Aera dan langsung pergi. Rifka sendiri bingung dengan temannya itu, sedikit aneh menurutnya.

Aera menghentikan langkahnya saat melihat Vandres yang duduk di bawah pohon bersama Arfan. Arfan menatapnya dan tak lama kemudian  pria itu pergi dari sana.

JOVANNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang