16-JOVANNA

6K 232 1
                                    

Happy Reading..... ヾ(^-^)ノ

Typo dimana-mana
~~~~~~~~~

Vandres membuka pintu kamar dan mendapati Anna yang sedang membaca buku pemberian dari Kina kemarin. Terlepas dari kejadian itu, Anna semakin menjadi lebih pendiam dan berbicara seperlunya.

Dan soal meminta maaf, dia belum melakukannya karena Anna selalu menghindarinya. Mungkin sekarang adalah waktu yang pas.

"Anna"

"Ya?-" Anna menutup bukunya lalu menatap Vandres. Jujur, dia bukan bermaksud mendiami Vandres akhir akhir ini tapi dia hanya ingin mencoba menenangkan diri. "-Ehm m-maaf ya mas"

Vandres mengernyit lalu duduk di samping Anna. "Karena?"

"Karena jauhin mas akhir akhir ini"

Vandres memperhatikan Anna yang menunduk sambil mengayunkan kakinya pelan. Dia kemudian memegang dagu Anna supaya menatap kearahnya. "Hatimu terbuat dari apa hm? Seharusnya aku yang meminta maaf Anna"

Anna menatap wajah Vandres lekat. Tetapi kemudian dia langsung menepis tangan Vandres dan sedikit menggeser tubuhnya dari Vandres.

"Kenapa?"

"Deg degan"

Vandres diam mendengar cicitan Anna. Kemudian tanpa mengatakan apapun dia langsung mendorong Anna terlentang dan mengukungnya sampai membuat Anna memekik tertahan.

"Jantungmu berisik" ucap Vandres seraya menempelkan telinganya di dada Anna.

"Mas"

"Hm-" Vandres menatap wajah Anna yang bersemu merah. "-Do you love me?"

Anna memalingkan wajahnya kekanan. Dia belum pernah merasakan jantungnya berdetak secepat ini sebelumnya. Ya, mungkin dia mencintai Vandres.

Vandres tersenyum tipis lalu mendekatkan wajahnya setelah melihat anggukan dari Anna walaupun samar. "I feel it"

Anna menoleh setelah Vandres berbisik kepadanya dan hampir saja bibirnya menyentuh hidung Vandres. "Maaf"

Chup

"Untuk apa meminta maaf jika itu membuatmu nyaman. Atau mungkin kamu bisa membuatku mencintaimu juga"

Anna mengedipkan matanya sambil mengulum bibirnya yang baru saja dicium oleh Vandres. Belum sempat dia membuka mulut, Vandres tiba tiba saja menjadikan dadanya sebagai bantal.

"Aku ingin tidur siang"

"Sesak!"

Vandres tertawa pelan saat Anna berucap sambil membekuk wajahnya kesal. Padahal dia tidak terlalu menekan kepalanya di dada Anna. "Manja"

Srett

Posisi mereka berubah lalu Vandres mengelus punggung Anna pelan. "Aku ingin tidur seperti ini"

Anna tersenyum kemudian mencari posisi nyaman di dada Vandres. Sepertinya ini awal yang baik untuk hubungan mereka.

•••••••••••••••

Vandres meletakan ponselnya lalu menghela nafas. Sam benar benar brengsek! Dia sudah menunggu di restoran hampir 1 jam tetapi pria itu tak kunjung datang.

"Jovandres?"

Vandres menatap pria yang tersenyum kepadanya. Dia sudah lama tidak bertemu dengan pria yang duduk di depannya ini. "Apa kabar Arfan?"

"Baik. Lo sama siapa kesini?"

"Sam. Tapi si brengsek itu belum dateng juga"

Arfan terkekeh setelah Vandres mendengus sambil menatap ponselnya. Dia tau jika Vandres adalah tipe orang yang tidak suka menunggu sesuatu yang tidak pasti.

JOVANNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang