23-JOVANNA

5.3K 220 0
                                    

Happy Reading.......

~~~~~~~~~

Vandres menatap pantulan dirinya dari kaca. Menyedihkan! Kantung mata yang hitam mata yang memerah wajah yang semakin tirus dan sungguh, dirinya benar benar tidak terurus.

"Mengerikan" Vandres mengusap wajahnya lalu memutuskan untuk mandi. Dia akan menyusul Anna hari ini juga, jika terus mengulur waktu lebih lama dia tidak yakin situasinya akan membaik dengan cepat.

Drrtt Drrtt

Vandres melilitkan handuk sebatas pinggang lalu mengambil ponselnya yang berada di atas kasur. "Ya ma?"

"Kapan kamu cari Anna?"

Vandres berjalan kearah lemari lalu mengambil baju yang akan dia pakai. "Hari ini,Anna ternyata pergi kerumahnya"

"Bawa pulang Anna secepatnya"

Pip

Vandres menghela nafas lalu melempar ponselnya ke kasur. Setelah tahu jika Anna kabur karena ulahnya, Amara langsung marah kepadanya bahkan sampai menangis karena Anna tidak bisa ditelfon dan tak kunjung pulang pada malam harinya.

Vandres menutup pintu kamarnya dan langsung terkejut saat melihat Tian yang duduk bersama Kina. "Kalian sejak kapan disini?"

"Lima belas menit yang lalu–" Tian menatap Vandres lekat. "–Lo mau kemana?"

"Jemput Anna"

"Bawa kak Anna pulang ya mas. Beberapa hari yang lalu dia nyuruh aku buat bikin spageti tanpa beli sampai nangis. Ya mana bisa aku buat, kaya ngidam aja. Eh, atau jangan jangan kak Anna hamil?"

"Kina!"

"Apa?" Kina menatap Tian lalu mendekatkan wajahnya mereka dan Tian langsung mendorong kepala Kina dengan pelan.

"Ya, dia hamil" Vandres menipiskan bibirnya. Bahkan belum sempat Anna meminta sesuatu darinya, dia malah memperlakukan Anna secara kasar.

"Lo udah tau Anna dimana?" tanya Tian sembari menepis tangan Kina yang betengger di bahunya.

"Dirumah orang tuanya. Akbar yang ngasih tau"

"Mau gue temenin?"

"Nggak usah. Lo sama Kina aja" Vandres berucap pelan yang mana membuat Kina langsung tersenyum senang dan mengapit tangan Tian.

"Dengerin tuh"

Tian mendengus sambil menatap Kina malas. Wanita di sampingnya ini benar benar menyusahkan. "Oh iya, gue kesini mau ngasih ini"

Vandres mengernyit saat Tian menyodorkan sebuah cincin kepadanya. "Ini cincin Anna, kenapa–"

"Dari Gomin. Mungkin waktu dia hampir bawa Anna pergi cincin itu lepas–" Tian menatap Vandres lalu beranjak dari duduknya. "–Gue pergi dulu, good luck"

"Mas tunggu! Permisi mas Vandres" Kina menarik jas Tian dan langsung dibalas dengan decakan kesal saat Tian hampir terjatuh.

Vandres menatap cincin tersebut lalu meletakkan kedalam saku bajunya. Kenapa juga Gomin mengembalikan cincin ini, aneh sekali.

••••••••••••

"Anna?"

Anna yang sedang memakan buah apel terkejut lalu menoleh kearah Adji yang menghampirinya. "Ya pak"

Adji duduk disamping Anna lalu menatap buah buahan yang ada di meja makan. "Banyak banget buahnya"

"Dari Salsa, katanya budhe Ranti kesini bawa banyak buah. Bapak mau?"

JOVANNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang