01-JOVANNA

19.8K 495 34
                                    


Happy Readingヾ(^-^)ノ

Typo dimana-mana
~~~~~~~~~~~

"Excuse me!"

Suara baritonya menggema sembari mempercepat langkahnya mendahului orang orang yang berada di depannya. Jovandres Arzeon Arbiansyah, lelaki tampan nan rupawan tersebut baru saja tiba dari Amsterdam karena keinginan sang ayah.

"Jo-" panggil seseorang kepadanya sambil melambaikan tangan. "-Welcome dude"

Vandres membalas pelukan sahabatnya tersebut dengan tersenyum. "Apa kabar Tian?"

"Baik. Seperti yang lo liat sekarang"

"Sam tidak ikut?" tanya Vandres saat mereka berjalan kearah mobil Tian yang terparkir.

"Dia ber-"

Vandres mengangkat jari telunjuknya, menyeru Tian agar tidak meneruskan ucapannya. "I know. Don't explain to me, damn"

Tian terkekeh lalu membuka pintu mobil bagian kiri sambil melempar kunci mobil ke Vandres. "Lo yang nyetir"

"Apa Sam tidak tau waktu?" tanya Vandres sambil melajukan mobil Tian.

"Lo udah tau sifat dia kaya apa-" ucap Tian sambil memperhatikan gedung gedung yang berjejer dari balik jendela. "-Ck, jangan terlalu formal!"

Vandres terkekeh sambil memegang dagu. "Oke!"

"That's good. Ingin makan siang Jo?"

"Sure, tapi lo yang bayar"

••••••••••

Jovandres, atau lelaki yang sering dipanggil Jo oleh sahabatnya ini sudah dari 8 tahun tinggal di Amsterdam. Jo tinggal disana bukan hanya karena neneknya berasal dari negara Kincir angin tersebut, tetapi dia juga mengurus bisnis keluarganya.

Dia masih muda? Tidak juga. Lebih tepatnya dia sudah mapan untuk membangun sebuah keluarga. Dia memang menjalin hubungan dengan wanita sebelumnya, tetapi di benaknya tidak terfikir untuk mengajak wanita tersebut menikah.

Mungkin itu alasan mengapa orang tuanya menyuruhnya pulang ke Indonesia. Menikah, karena sebulan yang lalu papanya membicarakan hal ini dengan dirinya. Itu wajar karena dia hanya anak satu satunya.

"Jadi, apa alasan lo pulang secara mendadak kaya gini?"

"Papa yang nyuruh" ucap Vandres sambil mengetuk ngetuk gelas kaca di depannya.

"Om Dani? Kenapa?" tanya Tian lagi lalu menyuap sesendok pasta ke mulutnya.

"Masalah perusahaan mungkin" katanya dengan tidak yakin. Tidak mungkin juga dia bilang kepada Tian tentang perkataan papanya kan.

"Tumben, biasanya juga om Dani yang kesana"

Vandres menggedik kan bahu sambil mengelap mulutnya dengan tisu. Mengambil ponsel yang berada dimeja lalu mengirim pesan ke mamanya jika dia akan pulang setelah makan siang usai.

"Gue bakalan stay di Indo"

Tian meletakkan gelasnya sambil melirik Vandres terkejut. "Gue kira lo tetep tinggal di Belanda. Apa jangan jangan om Dani mau nyerahin perusahaan yang di Indo buat lo?"

"Hm, bisa jadi juga"

"Jo-" Tian menatap Vandres sambil menautkan jari jarinya di meja. "-Lo masih ada hubungan sama Maura?"

"Nggak. Dia milih si tua bangka dan ngilang gitu aja-" ucap Vandres dengan tenang, "-Dia juga lebih dulu one night stand dengan pria tua sebelum sama gue. Gue tau tapi gue diem aja"

Tian menganggukkan kepalanya pelan. Dia tau kalau Maura licik saat dia tidak sengaja mengunjungi bar lalu melihat wanita itu menggoda pria tua berdompet tebal. Mengencani pria berumur demi mendapatkan uang. Menjijikan.

JOVANNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang