"Gentle love but touch passionately. I'll give you my blessing. I ... belong to you." — Sabrina Claudio, Belong To You
"LENDRA nggak masuk sekolah lagi hari ini," kata Bimo ketika kami duduk di salah satu meja di kantin. "Udah lima hari ini dia nggak masuk sekolah. Gue nggak tahu dia di mana, karena semua WA dan telepon gue nggak direspons." Bimo memandangku. "Lo masih sering WA-an sama dia?"
Kugelengkan kepala. Sejak sebulan lalu kutolak cintanya malam itu di Kopi Kini, Lendra nggak pernah lagi WA atau menunjukkan batang hidungnya di hadapanku. Mungkin dia benci padaku, atau marah padaku, atau nggak mau lagi bertemu denganku. Yang jelas, selama sebulan ini dia berusaha menghindariku. Dan sialnya, aku juga nggak berusaha mencarinya.
"Dia ke mana, ya?" gumam Bimo, bertopang dagu.
"Mungkin Egy tahu," kataku. Egy sudah jarang masuk sekolah karena kemarin dia baru selesai Ujian Nasional.
Bimo menggeleng. "Kalau tahu, dia pasti udah ngasih tahu kita. Masalahnya nggak ada yang tahu apa yang terjadi dengan Lendra. Gue sama Egy takut dia bakal melakukan perbuatan konyol kayak dulu lagi."
Aku seharusnya menekuk kepala karena merasa bersalah. Tapi aku nggak melakukannya. Benarkah aku yang membuat Lendra melakukan perbuatan konyol kayak dulu lagi? Apa karena penolakanku malam itu yang membuatnya sakit hati dan mulai bertingkah konyol lagi cuma supaya aku memperhatikannya? Nggak, dia nggak mungkin melakukan itu. Lendra sudah berjanji nggak akan melakukan tindakan konyol seperti kabur dari rumah yang membuat semua orang khawatir mencari-carinya.
"Kayaknya kita harus ngebiarin dia dulu sampai pikirannya tenang. Mungkin dia lagi ada masalah. Kalau sampai minggu depan dia nggak muncul juga, gue bakal samperin ke rumahnya," ucap Bimo pelan, hampir seperti menggumam ke dirinya sendiri.
Ide bagus, pikirku. Aku belum siap ketemu Lendra sekarang.
Makanan yang kami pesan datang. Semangkuk bakso dan sepiring nasi goreng. Tadi aku sudah ngajak Farhan ke kantin makan siang bareng Bimo, tapi pacarku yang super-luarbiasa-ganteng itu nggak bisa ikut karena ada urusan yang harus dia selesaikan di OSIS.
Kami makan dalam diam. Bimo sibuk dengan nasi goreng dan Mobile Legend-nya. Aku nggak mengeluarkan handphone-ku karena buat apa juga aku mengeluarkannya? Pacarku lagi sibuk di OSIS, jadi aku nggak mau ganggu kerjaannya. Farhan orangnya serius ketika sedang mengerjakan sesuatu.
Oh, ya. Hubunganku dan Farhan sudah berumur satu bulan lebih dua minggu. Dan selama itu kami sudah menghabiskan waktu bersama-sama, seperti: berangkat dan pulang sekolah bareng, makan berdua di kantin—tapi kadang-kadang juga ada Bimo dan Egy. Terkadang Farhan menemaniku main basket setelah pulang sekolah, atau aku yang menemaninya latihan futsal. Banyak hal-hal menyenangkan yang sudah kami lalui bersama, dan beberapa kali kami sempat berada dalam situasi yang sangat romantis sehingga memungkinkan kami untuk melakukan seks di atas kasur. Tapi kami nggak melakukannya karena sama-sama belum siap.
Farhan orangnya penyabar dan nggak mudah marah. Kadang aku membuatnya kesal, tapi dia selalu bisa mengendalikan kekesalannya dan kemudian memaafkanku. Dan aku, yang pada dasarnya emang agak emosian, suka banget marah-marah dan ngambek ketika Farhan melakukan kesalahan kecil. Kalau sudah ngambek, aku paling malas yang namanya ngobrol dengan dia. Bahkan WhatsApp dan segala pesan dan teleponnya pun nggak ada yang aku respons. Tapi akhirnya Farhan akan meminta maaf sambil memberikan cokelat, atau es krim hingga akhirnya aku memaafkannya.
Farhan juga selalu mementingkan aku daripada apa pun. Dua minggu lalu ketika aku nggak bisa tidur, Farhan rela begadang menahan kantuknya cuma untuk menemaniku ngobrol sepanjang malam sampai aku terlelap. Kemudian tiga hari lalu ketika aku belum makan dan di rumah nggak ada menu apa pun yang bisa dimakan, tiba-tiba abang GoJek datang ke rumah membawa sebungkus McDonald's yang dipesankan Farhan untukku. Dan, hal-hal yang dilakukannya itu lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa dia memang benar-benar mencintaiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu & Aku #2
RomanceKamu harus baca cerita pertamanya dulu sebelum baca yg ini. *** Lendra sakit hati, dan Miko nggak ada kabar. Dino uring-uringan karena merasa bersalah, sementara Farhan mati-matian membuat Dino kembali ceria.