9 HARI

1K 263 18
                                    

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

⇢˚⋆ ✎ ˎˊ- 9 hari lagi ✧

⁺ ˚ . * ✦ . ⁺ . ⁺

"Izana, pinjem handphone-mu!" Kata-kata itu adalah hal pertama yang (Name) katakan pada si calon psikopat berambut putih saat dia duduk di kelas sambil menguap. Izana dengan cepat mengerutkan kening pada gadis itu.

"Enggak."

"Apa?! Ayolah!! Gue mau melakukan sesuatu, dan kau harus melakukan hal yang sama untuk-ku."

Izana mengangkat alis-nya dan dengan ragu-ragu mengeluarkan ponsel-nya dari saku-nya untuk meletakkan-nya di meja. Dia menatap gadis yang duduk di samping-nya, dan (Name) balas menatap, hampir tenang dan tanpa berkedip. Dia menghela nafas. "Apa rencana-mu dengan handphone ini, tepat-nya?"

(Name) menutup mulut-nya dengan tangan sambil terkekeh kecil melihat keseriusan teman-nya. "Izana aku tidak akan melakukan hal buruk, aku janji."

"Hm, mungkin gue gak mempercayai-mu."

"Apa?! Tapi kita sahabat terbaik! Bagaimana bisa kau tidak percaya pada-ku?"

Izana memiliki ekspresi jijik di wajah-nya, "Enggak." Dia mengulangi diri-nya.

"Agh! Baiklah, terserah." (Name) mengerang frustasi, melipat tangan-nya di depan dada. 

'Dia merasa kesal lebih cepat dari biasa-nya,' Catat Izana. 

"Kau tahu, Izana, kau harus belajar bersikap lebih baik kepada orang lain! Hargai semua moment. Kau tidak pernah tahu kapan semuanya bisa pergi."

"Itu tujuan-mu, ya?" Izana menggelengkan kepala-nya, tidak benar-benar mendengarkan gadis itu. "Jadikan itu yang terakhir karena kau tidak akan pernah tahu kapan itu akan pergi? Untuk orang yang tampak positif, kau diam-diam negatif."

"Terserah, lupain aja, gak masalah." (Name) bergumam, meletakkan dagu-nya di tangan-nya, menutup mata-nya sambil menghela nafas.

Izana menoleh ke arah gadis itu, mata ungu-nya mengamati wajah-nya, diam-diam menghargai struktur (Name) yang tampak sangat lucu. Izana sedikit menggelengkan kepala-nya, "Gue bakal memberikan-nya pada-mu sepulang sekolah," Kata-nya. "Jadi kau bisa melakukan apapun yang kau mau dengan ini."

───

Sore hari, saat pasangan tersebut sedang berjalan pulang, (Name) menghentikan langkah teman-nya, mengulurkan tangan untuk mengambil handphone Izana.

"Gue bakal mendokumentasikan sesuatu di handphone-mu." Ucap (Name) pada teman-nya sambil tersenyum kecil, "Kita berdua. Dokumentasikan sesuatu tentang diri-ku atau diri-mu atau persahabatan kita, gue gak tahu. Melakukan-nya sampai kau menghitung sembilan hari ke depan, dimulai dengan hari ini." (Name) mengambil handphone-nya sendiri.

"Huh- Apa? Sembilan hari? Kenapa kita dokumentasikan dan kenapa sembilan hari? Jadiin aja sepuluh hari, biar genap."

(Name) menggelengkan kepala-nya, "Sembilan hari ke bawah, kau dapat menonton dokumen-dokumen ini. Tolong jangan menonton-nya sebelum itu, alright? Hanya seperti, untuk mengingat sesuatu. Lagi pula, berikan ponsel-mu!" Kata (Name) serius.

Cara (Name) bertingkah hari ini membuat Izana frustasi. Setelah semua, dia pikir mereka adalah teman terbaik. Apakah (Name) membuat-nya frustrasi? Apakah dia melakukan sesuatu yang salah kepada (Name)? Kenapa (Name) begitu serius dan murung hari ini? Itu mengganggu calon psikopat berwarna putih.

Izana menghela nafas, "Agh! Yaudah." Dia menyerahkan handphone-nya dan mengambil gadis itu sebagai balasan-nya.

(Name) sedikit menjauh dari Izana untuk mendokumentasikan sesuatu. Izana memperhatikan gadis itu memegang handphone-nya dan mulai berbicara, jadi Izana melakukan hal yang sama.

Izana melihat ke kamera, tetapi mengalihkan pandangan-nya, merasa canggung untuk melihat diri-nya sendiri.

"Uh hey, (Name). Sembilan hari ke depan. Kita berteman, umm... Kau benar-benar aneh. Tapi aku senang kau ada di sini. Aku tidak yakin apa yang akan terjadi jika kau menghilang. Aku mungkin akan menjadi gila jika kau tidak terus-menerus mengoceh di telingaku, jadi... Okay bye!"

Anak laki-laki itu dengan cepat menekan tombol dan berbalik tepat pada waktu-nya untuk melihat (Name) menekan bibir-nya ke layar ponsel Izana dengan "Muahh!"

"(Name)! Ew, apa yang kau lakukan?! Jangan cium ponsel-ku!"

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

14 𝑯𝒂𝒓𝒊 ↪ 𝑲. 𝑰𝒛𝒂𝒏𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang