Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
⇢˚⋆ ✎ ˎˊ- 14 hari lagi ✧
⁺ ˚ . * ✦ . ⁺ . ⁺
Apakah cowok ganteng itu selalu ada di sana? Atau mungkin (Name) hanya membayangkan dia di sana? Lagi, jumlah malam tanpa tidur sudah melewati titik halusinasi. Dia benar-benar sekarat, jadi pada titik ini dia benar-benar tidak bisa membedakan antara apa yang nyata atau tidak.
Dia mengamati laki-laki berambut putih itu beberapa detik lagi, mendesah dan berbalik menghadap ke depan kelas lagi. "Sial, itu beberapa kantung mata..." Gumam-nya pelan. Apa yang cowok itu derita sampai kantung mata-nya dapat terlihat dengan jelas?
"Kau benar-benar orang yang bisa diajak bicara, hm?" Laki-laki itu membuka mulut-nya untuk berbicara datar kepada gadis yang baru saja menghina-nya.
(Name) bangkit, kepala-nya mencambuk ke samping "Oh sial."
Dia meletak-kan dagunya di telapak tangan-nya, siku bertumpu pada permukaan meja yang datar. "Urgh, kau lebih dekat dari yang gue kira."
Ternyata dia benar-benar duduk di sebelahnya, ketika dia awalnya mengira dia setidak-nya beberapa meja jauh-nya.
Laki-laki itu mengangkat alis-nya, memiringkan kepala-nya ke samping, "Apakah kau mabuk atau apa?"
(Name) tertawa, "Di satu sisi..." Saat ini dia sedang menjalani pengobatan yang membantu-nya hidup selama dua minggu berikut-nya, "Iya."
Laki-laki tersebut memandang gadis itu dengan rasa ingin tahu, "Aku selalu berpikir kamu adalah tipe-nya."
(Name) mengangguk setuju, sebelum kalimat itu terngiang di kepala-nya beberapa kali, "Hei!" Dia berkata. "Pertama-tama, kasar. Kedua, apa maksudmu selalu? Apakah kamu selalu menguntit-ku?!"
"Hah?" Laki-laki itu mengerutkan kening dan menggelengkan kepala-nya, "Tidak, kau sudah berada di kelas-ku sepanjang tahun. Kita telah melakukan beberapa tugas bersama, kau tahu. Sepertinya kau hanya tidak memperhatikan."
"Seriusan? Gue gak percaya pada-mu." (Name) menyatakan dengan keras kepala. "Kau mungkin mempermainkan-ku, menggunakan kantuk-ku untuk keuntungan-mu atau semacam-nya."
"Itu konyol, (Last Name)-san." Laki-laki itu menguap.
Oh, sial. Laki-laki itu tahu nama (Name)!
"Bukan! Eh... Cowok dengan tatapan tajam seperti cowok wattpad yang badass?"
"...Apa menurut-mu itu benar-benar nama-ku?"
"Enggak, gue cuman mau memberitahu-mu bahwa kau lucu."
Laki-laki itu memutarkan bola mata-nya, berbalik untuk melihat kertas-kertasnya, tanpa sepatah kata pun. (Name) menghela nafas, merasakan matanya terpejam. Jika (Name) tidak mengalihkan perhatian diri-nya sendiri, (Name) pasti akan pergi tidur. Menyebalkan sekali.
"Hei, siapa nama-mu?" Dia berbalik menghadap cowok wattpad berambut putih yang lucu dengan senyum kecil lelah yang menjerit penderitaan.
"Kurokawa Izana." Jawab-nya sederhana.
(Name) tersenyum, "Hm, Kurokawa-san. Bagaimana kalau aku memberitahu-mu bahwa aku hampir mati dan aku butuh teman untuk membuat-ku merasa lebih baik?"
Izana mengangkat alis, memperbaiki posisi duduk-nya, "Apa ini teriakan minta tolong?"
(Name) mengangkat bahu sambil tertawa kecil, "Gue cuman ingin seorang teman."
Mata ungu Izana bertemu dengan mata E/C gadis itu dan Izana pun menghela nafas panjang saat dia melihat ke bawah. "Gue juga."