13 HARI

1.9K 343 67
                                    


▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

⇢˚⋆ ✎ ˎˊ- 13 hari lagi ✧

⁺ ˚ . * ✦ . ⁺ . ⁺

"Selamat pagi cowok wattpad rambut putih!!" (Name) melompat ke dalam kelas, berputar-putar dengan penuh semangat saat dia duduk di sebelah teman putih baru-nya yang sedang berdiri.

Bel baru saja berbunyi, menandakan makan siang.

"Eh, kamu sedikit terlambat." Jawab si pengidap psikopat putih. (Name) berdiri dan berjalan di sampingnya. Izana mengerutkan kening, menatap gadis itu dengan rasa ingin tahu. "Bagaimana kau melakukan-nya?"

(Name) mundur dari tatapan intens anak laki-laki itu dan tertawa sedikit untuk meredakan ketegangan. "Eh, melakukan apa?"

"Kau belum tidur." Izana menyatakan. "Kau punya kantung mata, wajah-mu memerah dan bengkak. tapi kau sangat ceria, seperti kamu tidur nyenyak selama berhari-hari. Aku tidak bisa berpura-pura seperti itu bahkan jika aku mau."

(Name) tersenyum sendiri, "Sekarang, aku punya teman." Dia tersenyum kecil kepada Izana.  "Hidup ini singkat, Kawa-san. Rayakan kemenangan kecil."

"Oh..." Tiba-tiba dia merasa seperti orang bodoh karena tidak bersemangat seperti (Name) untuk menjadi teman-nya. Sejujur-nya, dia senang. Dia hanya tidak mengungkapkan-nya dengan cara yang sama.

"Tunggu dulu, maksud-mu 'Kawa-san' itu apa?!" Izana baru saja sadar bahwa (Name) memberi nama panggilan bodoh.

"Juga, aku minum dua kopi besar pagi ini dan sekarang aku benar-benar harus buang air kecil! Ikut gue! Gue gak mau pergi sendiri!" (Name) mengabaikan pertanyaan Izana.

"Apa-? Tidak. Aku tidak mendaftar untuk ini, (Last Name)-san-!" (Name) menyeret-nya, meskipun dia protes.

───

"Gue gak lapar."

(Name) mengangkat bahu, mengambil piring Izana dan meletakkan-nya di hadapan-nya, "Sesuaikan diri-mu, Kawa-san!"

"(Last Name)-san, kau pernah berpikir untuk menguasai Jepang?" Izana bertanya pada gadis berambut H/C yang mendorong wajah-nya penuh makanan. Izana mengangkat alis-nya, sedikit jijik dengan apa yang baru saja dia saksikan.

(Name) dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Enggak," Kata-nya sambil tersenyum. "Mental dan fisik gue gak akan bekerja untuk mewujudkan-nya. Lagipula, iblis kampret di mimpi-ku bakal mulai menjadi-jadi."

Izana mengerjap, "Wow." Dia berkata. "Itu masuk akal... Gue mengalami kelumpuhan tidur dan untuk beberapa alasan, iblis-ku sangat mirip dengan-mu."

(Name) terkesiap, "Kawa-san! Kasar banget, njir!"

Izana hanya tertawa kecil, menolak untuk meminta maaf atas lelucon-nya.

"Aku sedikit gila, iya kan? Mempunyai kekuatan yang kuat yang dapat membunuh puluhan sehingga ratusan orang membuat-ku orang jahat. Apalagi jika bisa membuat orang menjadi kekuasaan-ku dengan gampang." Izana melihat ke tangan-nya sambil bergumam.

(Name) mengerutkan kening pada kata-katanya, "Kekuatan dan kekuasaan yang melebihi orang normal tergantung pada orang yang menggunakan-nya, kau tahu? Kau adalah orang baik yang ingin menguasai Jepang. Itu saja, membuat-mu menjadi orang yang baik."

(Name) terkekeh pelan saat mendengar perkataan-nya sendiri, "Jadi sungguh, kau bisa memiliki kekuasaan apa pun, secara otomatis menjadi kekuatan yang hebat, karena kau memiliki-nya. Hanya jika kau ingin menjadi penjahat, itu menjadi kekuatan penjahat yang hebat, karena itu adalah tenaga yang bagus, di tangan seorang penjahat... Tapi kau bukan penjahat. Jadi itu tidak relevan."

Tiba-tiba, (Name) menyandarkan tubuh-nya ke tubuh Izana, "Ah, kamu memiliki kekhasan hero yang hebat, Kawa-san!"

Anak laki-laki berambut putih itu terdiam selama beberapa detik, menatap meja yang dia dan (Name) duduk. Dia tidak bisa menahan senyum kecil yang muncul di wajah-nya karena kata-kata (Name).

"Tidak ada yang pernah mengatakan itu pada-ku sebelum-nya." Kata Izana pelan. 

(Name) tersenyum, meletakkan tangan-nya di bahu Izana, "Kau harus lebih sering mengatakan itu pada diri-mu sendiri."

Izana tertawa, "Terserah apa kata-mu. Heh, aku bahkan akan memberi-mu pujian di masa depan karena menjadi pendukung nomor satu-ku."

(Name) tersenyum ceria, "Tentu saja! Gue akan duduk di sofa-ku, menonton layar saat berumur dua puluh, mengingat kembali ke-" (Name) menghentikan perkataan-nya.

Dua puluh?

Dia bahkan tidak akan datang ke ulang tahun yang berikut-nya. 

Apa yang dia bicarakan?

"(Last Name)-san, kau gak apa-apa?"

(Name) mengangguk, cepat-cepat berdiri dari tempat duduknya, "Erm, gue akan mencari angin." (Name) melirik ke muka Izana yang khawatir.

Izana juga berdiri, tapi tidak mengejar-nya. Dia menggelengkan kepala-nya, menjatuhkan diri kembali ke kursi. Apakah itu sesuatu yang dia katakan?

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

14 𝑯𝒂𝒓𝒊 ↪ 𝑲. 𝑰𝒛𝒂𝒏𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang