15 ; Yang Tersembunyi

248 72 6
                                    

Dewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa

Jadi orangtua bukan hal yang mudah, jadi orangtua itu kesempatan sekali sehidup semati dan bahkan diluar sana ada orang-orang yang gak dikasih kesempatan oleh tuhan untuk jadi orangtua. Saya salah satu orang beruntung yang diberi tuhan kesempatan untuk jadi ayahnya dua anak kembar yang begitu berharga bagi saya, Jean dan Sean.

Dari kecil mereka berdua lebih dekat dengan saya dibanding maminya. Dua dari mereka apa-apa selalu bilang ke saya lebih dulu kayak pengalaman mereka seharian di sekolah atau sejenisnya dibanding maminya karena Naras sibuk di klinik nya semenjak anak-anak masuk umur dua tahun Naras memutuskan untuk buka kliniknya sendiri dan buat dia semakin sibuk.

Jean dan Sean tumbuh dengan baik dan itu adalah hadiah sekaligus hukuman yang tuhan kasih ke saya, saya bilang hadiah karena mereka bisa tumbuh dengan baik sedangkan saya sebut hukuman karena mereka berdua tumbuh di tengah keluarga yang gak bisa dibilang harmonis. Entah dari umur mereka berapa tahun saya dan Naras gak pernah bisa nahan emosi masing-masing. Entah sejak kapan saya jadi orang yang tempramen dan memancing sifat lain dari diri Naras sampai dia juga ikut panas saat saya panas.

Saya ingat pertama kali saya bertengkar hebat waktu itu karena untuk pertama kalinya Jean masuk rumah sakit dan pergelangan kakinya mengalami dislokasi karena coba untuk ngejar maminya yang waktu itu ketemu sama klien di seberang jalan dan waktu itu saya lagi gak ada sama mereka. Jean ke serempet motor karena di tinggalin sebentar sama maminya di toko es krim untuk nunggu es krim jadi.

Saya marah sama Naras waktu itu karena dia lalai jagain anaknya, kalau saja waktu itu dia gak ninggalin bocah yang kayaknya belum genap lima tahun kayak Jean untuk nemuin temennya mungkin Jean gak akan masuk ke ruang penanganan darurat sampai gak bisa jalan dua mingguan. Pertama kali saya sama Naras bertengkar hebat dan pertama kali Sean nangis karena kami karena sebelumnya dia gak pernah lihat mami papinya saling bentak kayak waktu itu.

Saya selalu bilang ke Jean dan Sean kalau mereka berdua harus hukum kami dengan suksesnya mereka. Karena saat mereka bisa berhasil nanti itu benar-benar tamparan buat saya dan maminya karena saat itu kami merasa semua keberhasilan mereka adalah wujud dari semua pelampiasan atas apa yang mereka dapatkan saat ini.

"Kamu mau kemana?" Tanya saya waktu saya lihat Naras keluar dari kamar Jean. Setiap ibu pasti sayang sama anak-anaknya termasuk Naras, dia gak berhenti nangis sejak dapat kabar bahwa anak kembar kami mengalami kecelakaan. 

"Nyari angin di belakang," Ujarnya lalu melewati saya. Awalnya saya gak berniat untuk ikutin dia tapi kayaknya saya juga butuh udara segar setelah semua yang terjadi akhir-akhir ini.

Kita berdua duduk di salah satu kursi taman rumah sakit, ini hal yang terbilang amat langka di beberapa tahun terakhir. Kami jarang duduk tenang di satu tempat bersama, jarang sekali karena saya dan Naras sama-sama sibuk dan atmosfir di antara kami gak pernah cerah mungkin alasannya.

"Sean sama Jean bisa milih mau tinggal sama siapa nanti, aku gak bakal nuntut hak asuh karena mereka sama-sama sudah besar dan tahu apa yang terbaik untuk mereka. Mereka berdua paling dekat sama kamu dari kecil jadi aku gak akan nolak kalau mereka berdua mau tinggal sama kamu nanti."

What Kind of Future ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang