19 ; Kesempatan Memperbaiki

348 72 5
                                    

Dewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa

"Liburan, for the last time four of us."

Jean yang dari tadi diem sekarang buka suara yang kayaknya Sean sendiri gak tahu apa yang direncanain sama saudaranya di lihat dari ekspresi bingung yang ia pasang. Saya menilik ke arah Naras yang masih fokus sama makanannya. Ah gak bisa di bilang fokus juga karena dia cuma nyentuh makanannya tanpa punya minat untuk ia masukkan ke mulut.

Beberapa saat keheningan terjadi di antara kami berempat, Jean cuma minta untuk liburan kenapa rasanya bisa se berat ini?

"Oke, mulai besok sampai tiga hari ke depan kita ke luar dari Jakarta, mau kemana?" Bukan saya yang buka suara, tapi Naras. Dia menatap lurus ke arah anak-anak dengan senyuman tipis di bibirnya. Ini bukan keputusan yang salah tapi di kondisi kayak gini emang bagus untuk liburan?

Maksud saya disini mereka berdua baru pulih dari sakit dan Sean sendiri masih butuh kruk untuk alat bantu jalannya yang artinya kondisi belum sepenuhnya membaik dan hubungan saya dengan Naras pun sepertinya gak berjalan ke arah yang positif atau mungkin tidak bergerak sama sekali di titik negatif. Alias tidak bergerak untuk maju untuk lebih baik atau pun mundur untuk lebih buruk. 

Sebuah senyuman mereka di wajah Jean, udah lama saya gak liat Jean senyum kayak gini. Dia lebih sering di kamar daripada keluar jadi kalau di rumah kita berdua sekarang jadi jarang interaksi. Mungkin juga itu dampak dari saya dan Naras yang mau pisah dan mereka berdua tentunya masih sulit untuk menerima. 

_

"Ras, kamu serius?"

"Ya menurut kamu saya main-main sama ucapan saya? Enggak kan, lagi juga apa salahnya liburan sebentar. Saya sama anak-anak butuh suasana baru, lagi juga mereka berdua udah lama gak liburan sama orangtuanya, kamu gak mau?" Ujar Naras ketus, dia benar sebenarnya mengenai anak-anak yang mungkin memang butuh refreshing dari sesaknya rumah dua tingkat ini dan segala masalah di dalamnya.

Begitupula Naras yang memang keliatannya butuh rehat untuk kembali memfokuskan isi kepalanya dari semua kejadian yang menimpa keluarga ini. Saya berdiri dari sofa, "Ayo, saya butuh bantuan kamu untuk packing." Naras mengernyitkan dahi nya, dia sebenarnya hafal betul bahwa saya sebenarnya gak butuh bantuannya untuk packing karena saya terbiasa untuk melakukan semuanya sendiri. Tapi gak salah kan untuk menikmati sisa waktu saya sama Naras sebelum benar-benar berpisah? Siapa tahu kita berdua bisa berubah pikiran setelah ini.

"Biasanya bisa sendiri, kamu kenapa?" 

"Mediasi mandiri, siapa tahu bisa berubah pikiran." Ujar saya, dia gak balas sama sekali dan cuma bangun terus berjalan keluar. Dia nolak.

Ya mau gimana lagi, emang dasarnya walau sekarang lagi gencatan senjata gak ada kata damai di antara kita berdua.

Saya berbalik menuju kamar Sean, entah dia udah packing atau belum untuk liburan kali ini.

What Kind of Future ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang