- Happy reading yeorobun -
Sesampainya Jeno dibandara Soekarno-Hatta dipintu keluar dia mencari eommanya, karena tadi ditelpon Yoona bilang akan menjemput Jeno dibandara. Dari kejauhan dia dapat melihat Yoona dan Siwon berdiri sambil tersenyum hangat menyambut kedatangan Jeno. Melihat senyum Yoona dan Siwon saat menyambutnya membuat Jeno teringat kembali dengan perkataan Donghae tadi dirumah. Teringat juga dengan sambutan dingin Donghae saat pertama kali Jeno pulang. Hatinya semakin sakit mengingat semua itu.
Jeno memeluk Yoona dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Yoona, berusaha mencari kedamaiannya disana menyembunyikan matanya yang bengkak karena menangis tadi. Yoona menerima pelukan Jeno dengan lembut sedangkan Siwon yang melihat itu mengusap pelan kepala Jeno. Mereka berdua seolah dapat merasakan bahwa Jeno saat ini sedang tidak baik-baik saja.
"Eomma aku pulang" lirih Jeno pelan sambil memejamkan matanya. Menghela nafasnya pelan.
"Selamat datang anak eomma. Are you okay?" melepaskan pelukan Jeno kemudian menangkup pipi Jeno. Memandang lembut mata Jeno seolah memberi ketenangan pada anaknya itu. Jeno menggeleng pelan "Kita pulang kerumah ya? biar kopermu dibawakan appa" Yoona menggandeng Jeno menuju mobil, sementara Siwon menarik koper Jeno dan menyusul mereka.
-|-
Setelah mereka sampai dirumah, kini ketiganya tengah berdiam diruang keluarga dengan Jeno yang merebahkan kepalanya pada paha Yoona yang sedang bersandar pada bahu suaminya.
"Jadi apa yang membuat anak eomma bersedih? hhmm.. Ceritakan pada eomma" tanya Yoona penasaran karena Jeno masih saja murung sejak dari bandara tadi. Yoona mengusap lembut kepala Jeno yang berada dipangkuannya itu.
Menghela napas pelan, mendongak untuk melihat wajah cantik eommanya. "D-daddy.."
Yoona memiringkan kepalanya sedikit. "Ya?"
Kembali menunduk "Aku bertengkar daddy. Daddy berkata bahwa dia menyesal mempunyai anak sepertiku, daddy mengusirku dan melarang aku untuk kembali lagi" airmata Jeno menggenang dipelupuk matanya. Teringat kembali perlakuan Donghae.
"Apa yang kalian ributkan sampai daddymu berkata begitu?" tanya Siwon lembut.
Menghela napas berat, memejamkan matanya menahan agar airmatanya tidak menetes. "Daddy marah karena aku tidak mau menemui bunda. Daddy bilang aku harus meminta maaf pada keluarga kecilnya itu. Tapi aku tidak merasa pernah bersalah pada mereka, justru mereka yang memulai semuanya. Apa aku salah kalau aku bilang daddy sekarang sudah berubah? Aku lelah appa.." ujar Jeno.
Tangan Yoona masih mengelus rambut Jeno dengan lembut. "Lalu..?"
"Daddy menamparku.. lagi." lirih Jeno. "Dengan alasan yang sama seperti beberapa tahun lalu saaat aku masih kecil, saat pertama kali mama memergoki daddy berselingkuh. Dan rasanya masih sakit eomma"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Farewell
Short StoryHurt / Angst (End) Hanya satu kesempatan terakhir, aku berharap bisa memelukmu. Lalu, aku akan memelukmu erat-erat dan tidak pernah melepaskanmu. Aku merindukanmu, Ayah -Jeno Ini hanya tentang seorang Lee Jeno, yang begitu mendamba keluarga yang "ut...