Lee Jeno atau biasa dipanggil Jeno, adalah anak kandung dari Lee Donghae dan Tiffany, tapi sejak usinya baru 3tahun orangtuanya bercerai. Namun sejak usianya 6 tahun, daddynya menikah lagi dengan Taeyon, yang sampai sekarang menjadi mamanya.
Awalnya semua berjalan baik, layaknya sebuah keluarga yang bahagia. Walau kedua orangtuanya sibuk dan jarang ada waktu, apalagi Daddynya yang seorang dokter di desa, membuatnya jarang pulang ke rumah. Taeyon yang seorang ahli gizi di Rumah Sakit ternama di kotanya juga sangat sibuk.
Tapi Jeno dan Mark bukanlah anak yang manja. Mereka saling menjaga dan selalu memaklumi kesibukan orangtuanya. Awalnya setiap minggu orangtuanya akan menyisihkan waktu untuk mereka, tapi lambat laun semuanya mulai memudar, semua terasa jauh.
Hubungan orangtuanya mulai renggang, keduanya sering bertengkar. Bahkan di depan Jeno dan Mark. Mark lebih memilih kabur kerumah teman atau tantenya saat orangtuanya bertengkar dengan alasan mengerjakan tugas kuliah, meninggalkan Jeno sendiri diantara pertengkaran orangtuanya.
Tak jarang juga Jeno yang menjadi pelampiasan amarah dari salah satu orangtuanya, kalau dia membela mamanya maka daddynya akan marah dan mengatai Jeno "Anak Durhaka". Kalau Jeno membela daddynya maka mamanya akan menangis dan mengatai Jeno "tidak tau terimakasih".
Apa salah Jeno??
Kejadian ini terus berlangsung lama. Mereka memilih pisah rumah. Jeno dan Mark tetap tinggal dirumah Mamanya selama setahun mereka berpisah.Hingga Jeno berusia 19 tahun, Mark dan Jeno memilih untuk pindah ke kosan dekat kampus mereka.
-|-
Siang itu mungkin adalah salah satu siang yang paling tidak terlupakan bagi Jeno. Bagaimana tidak, setelah sebulan lebih harus menahan rindu untuk bisa bertemu dengan daddynya, akhirnya dia bisa makan siang berdua. Hingga saat daddynya mengatakan sesuatu yang menghancurkan kebahagiaannya dalam sekejap."Jeno, Daddy ingin menikah lagi" ucapnya sambil memandang Jeno, menunggu reaksi anaknya. "Kamu tau kan, daddy sekarang sudah tua. Anak-anak daddy sudah mulai dewasa, sebentar lagi akan menemukan keluarga kecilnya sendiri-sendiri. Jadi daddy pikir lebih baik jika daddy mempunyai seseorang untuk menjaga daddy dimasa tua nanti" lanjutnya.
"Siapa?" tanya Jeno sambil tetap melanjutkan makannya, berusaha menjaga ekspresinya tetap datar.
"Mantan teman kerja daddy di klinik. Dia wanita yang hebat, dia mamdiri serta pintar, dia punya 2 orang anak kembar yang cantik dan pintar"
"Jadi benar, wanita selingkuhan daddy dulu. Apa daddy kira aku tidak tau kalau daddy sudah selingkuh sejak lama? Wanita yang membuat daddy dan mama bertengkar" batin Jeno
"Lalu? Mama bagaimana? Daddy akan menceraikan mama?" tanyanya.
"Hh.. Kamu tau daddy menikahi mamamu dulu hanya karena ingin anak daddy punya sosok ibu. Daddy tidak pernah benar-benar mencintainya. Tapi daddy tidak akan menceraikan mamamu, anggap saja sebagai bentuk kompensasi karena sudah merawat kalian dari kecil"
"Jadi selama ini keluarga ini hanya beban bagi daddy?"
"Ya sudah, terserah daddy. Kalau itu bisa membuat daddy bahagia"
"karena nyatanya, aku dan mark hyung tidak cukup untuk menjadi alasanmu bahagia dad" imbuhnya dalam hati. Sedikit pedih di hatinya.
"Mark hyung sudah tau masalah ini?"
"Sudah, daddy sudah memberitahu mark sejak awal, keluarga besar daddy juga sudah tau. Daddy hanya ingin ijin darimu, jadi daddy bisa menikah secepatnya."
"Kalau aku bilang iya, apa daddy bahagia?" tanyanya sambil menatap dalam mata daddynya.
"Tentu. Tidak ada yang lebih bahagia bagi daddy"
"Oke" jeno mengangguk kecil menyetujui permintaan daddynya untukenikah lagi.
Bolehkah Jeno jujur? Dunianya terasa hancur, perasaannya kacau tapi dia tetap berusaha tersenyum.
Hey.. Tidak munafik. Anak mana yang bahagia melihat keluarganya hancur? Terlebih lagi, calon istri daddynya ini usianya terpaut beda 18 tahun. Dan hanya beda 8 tahun dari Mark.
Setelah makan siang itu, Donghae mengenalkan calon istri dan calon anaknya kepada Jeno.
"Jeno, kenalkan ini calon istri daddy Irene. Ini anak kembarnya yang tadi daddy ceritakan winter dan yeri" terang daddynya dengan semangat. Terlihat sekali raut bahagia dari wajah tampannya.
"Aku tau mereka daddy. Meski selama ini aku diam bukan berarti aku tidak tau" batin Jeno
Tapi Jeno adalah Jeno. Dia akan selalu bersikap baik-baik saja, tersenyum dan bersikap ramah.
"Halo tante. Aku Jeno. Titip daddy ya" menjabat tangan Irene sambil tersenyum (paksa).
"Tentu saja, kamu bisa panggil Bunda mulai sekarang, kita akan jadi keluarga kan, agar lebih akrab" ucap Irene sambil mengelus kepala Jeno lembut.
"Hmm.. Iya bunda"
Donghae yang melihat interaksi anak dan calon istrinya itu merasa bahagia. Dia bisa menikahi wanita yang dicintainya dan anaknya sudah merestui hubungan mereka. Anaknya juga bisa cepat akrab dengan sang calon istri. Donghae semakin tidak sabar ingin segera menikahi calonnya tersebut. Dia yakin bahwa rumah tangannya kali ini akan berakhir sangat bahagia.
Apakah iyaa??
TBC
Haaiii...
Gimana, aneh gak??
Kira-kira ada yang baca gak ya? 😔
Vote dan komen yaa 🙏🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Farewell
Kısa HikayeHurt / Angst (End) Hanya satu kesempatan terakhir, aku berharap bisa memelukmu. Lalu, aku akan memelukmu erat-erat dan tidak pernah melepaskanmu. Aku merindukanmu, Ayah -Jeno Ini hanya tentang seorang Lee Jeno, yang begitu mendamba keluarga yang "ut...