~ Happy Reading ~
Jeno merebahkan tubuhnya dikasur kamar kosanya. Terdiam memandang langit-langit kamarnya, sedikit memikirkan perkataan dari adiknya tadi. Kepalanya menoleh ke meja kamarnya, menatap sendu bingkai foto yang terpajang apik disana.
Fotonya bersama daddynya waktu kecil dulu, masa-masa dimana mereka bertiga masih berjuang bersama.
D
isampingnya ada fotonya bersama Mark, foto ini diambil ketika liburan Mark, Jeno dan daddynya berkunjung untuk menemui Mark yang dititipka. Kerumah neneknya.
Masa-masa itu jujur masa yang sulit, sedih sebenarnya untuk diingat, tapi berharga. Waktu dimana mereka bertiga saling menguatkan, saling menyayangi, setiap waktu yang dihabiskan bersama terasa sangat hangat dan berarti, walau itu masih saat-saat sulit.
Hmm.. Kalau kalian bertanya kenapa Mark dititipkan dirumah neneknya. Ayo kita ceritakan sedikit tentang ibu kandung dua bersaudara ini.
Donghae dan Tiffany itu menikah disaat usia mereka masih sangat muda, dan hubungan mereka awalnya ditentang oleh keluarga masing-masing. Ibu Donghae, awalnya menentang karena menilai Tiffany sangat manja tidak akan sesuai untuk Donghae yang oekerja keras. Sementara Ibu Tiffany, tidak merestui karena waktu itu Donghae yang masih dokter honorer di kampung itu memiliki penghasilan yang sedikit, dia tidak ingin anaknya menikah dengan orang dari keluarga biasa.
Awalnya pernikahan mereka masih berjalan baik, ibu Donghae mulai bisa menerima Tiffany karena kegigihanbya meyakinkan sang mertua. Tapi ibu Tiffany masih tidak suka, seberapa keras usaha Donghae masih dinilai kurang.
Hingga puncaknya adalah saat setelah Jeno lahir, pertengkaran mereka semakin intens. Ibu Tiffany menginkan menantu yang kaya raya, bukan hanya seorang dokter dikampung yang bergaji rendah. Dia memaksa Tiffany untuk bercerai dan meninggalkan keluarganya. Meninggalkan Jeno yang saat itu masih berusia 3bulan.
Dan ya.. Sejak itu, Jeno tidak pernah lagi melihat wajah ibu kandungnya.
Setelah Jeno masuk awal sekolah dasar, Mark masuk ke SMP, karena takut Mark tidak ada yang mengurus akhirnya dia dititipkan ke rumah neneknya. Sampai nanti Donghae cukup mampu untuk membeli rumah yang layal untuk mereka, dan bisa meluangkan waktu dengan anak-anaknya.
Jeno kecil sudah terbiasa diajarkan untuk mandiri, walaupun masih sering pulang kerumah sambil menangis karena di bully teman-temannya karena tidak punya "ibu".
Dulu ada Mark yang selalu membelanya, menenangkan tangisanya. Semua terasa lebih baik karena mereka bersama. Setiap hari yang selalu diminta oleh Jeno hanya 1, "Tuhan, aku tidak minta apapun, aku hanya ingin daddy dan mark hyung selalu bahagia"
Tanpa sadar Jeno lupa. Dia juga perlu bahagia.
Hingga akhirnya Donghae menikahi Taeyon, Jeno merasa bahagia karena akhirnya punya keluarga yang "utuh".
Sampai akhirnya kebahagian sementara itu dihancurkan oleh sikap Donghae yang berselingkuh dengan temannya di klinik tempat dia bekerja. Dan orang itu adalah Irene.
Istri baru ayahnya.
Awalnya Jeno belum mengerti tentang apa itu perselingkuhan dan lain-lain. Jeno yang waktu itu masih naif, tidak paham kenapa hari itu daddynya marah hanya karena tidak memberi kabar saat akan berkunjung bersama Taeyon. Taeyon yang marah disambut amarah balik oleh Donghae, hingga tanpa sengaja Donghae melempar cangkir minumnya kearah Jeno, membuat kepalanya berdarah.
Hal ini yang selalu Jeno jadikan senjata agar kedua orangtuanya tidak bercerai. Jeno hanya tidak ingin keluarga "utuhnya" berantakan lagi. Padahal kehangatan keluarga ini belum lebih dari 3tahun pernikahan orangtuanya.
Anggap saja Jeno egois memanfaatkan kondisi. Tapi diatas Jeno yang egois masih ada Donghae yang tetap mengulangi perselingkuhan itu. Bahkan Mark yang pernah melabrak Irene langsung dihadiahi tamparan oleh daddynya.
Pertama kalinya dalam diri Jeno merasa sangat takut kehilangan sosok daddynya yang baik dan sangat menyayangi dia dan Mark itu. Takut sosok itu pergi demi orang lain.
~TBC or not??
Makasih ya yang sudah mampir baca work ini.
Aku mau minta pendapat kalian dong,
menurut kalian ini bahasanya masih nyaman dibaca gak sih? Apa terlalu kaku?
Komen yaa... Biar jadi masukan aku gitu. 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Farewell
Historia CortaHurt / Angst (End) Hanya satu kesempatan terakhir, aku berharap bisa memelukmu. Lalu, aku akan memelukmu erat-erat dan tidak pernah melepaskanmu. Aku merindukanmu, Ayah -Jeno Ini hanya tentang seorang Lee Jeno, yang begitu mendamba keluarga yang "ut...