*Mark POV*
Hari ini aku berada dikamar Jeno, Yoona eomma yang mengajakku kesini. Iya, aku memanggilnya eomma, katanya karena Jeno adalah anaknya maka aku juga anaknya.
Tidak apalah pikirku, karena aku sangat berterima kasih pada mereka, Jenoku tidak merasa kesepian. Apalagi jika mengingat bagaimana kata-kata daddy padanya.
Aku membaringkan diri ditempat tidur Jeno, menghirup aromanya yang tersisa dikasur ini. Membuatku semakin merindukan adik kecilku itu. Kenapa Tuhan sangat jahat kepadaku, menjauhkanku dan Jeno, tanpa bisa bertemu.
Aku menoleh pada meja belajar dekat jendela di seberang tempat tidur. Pandanganku jatuh pada beberapa foto yang terpajang disana. Ada beberapa fotoku dengan Jeno. Mulai dari foto.masa kecil kami sampai foto terakhir yang kita ambil saat dia pulang
Jika aku tau, itu adalah saat terakhir dengannya, mungkin aku akan memperlakukannya lebih baik. Aku akan selalu membalas pelukannya saat itu. Benar-benar mengatakan kalau aku menyayanginya.
Aku melihat foto yang diambil beberapa tahun lalu, saat ada lomba mural disekolah kami dulu. Lihatlah betapa menggemaskannya adikku itu. Aku meraih frame foto Jeno itu.
Saat mengangkat framenya, mataku melihat sebuah amplop putih dibawahnya. Aku membuka amplop itu yang ternyata berisi surat dan sebuah flashdisk. Aku membaca surat yang ada di dalam amplop itu.
Dear Mark Hyung...
Hai hyung.. Markeu hyungku.. Hehe
Jika kamu membaca surat ini, berarti aku sudah pergi ya?
Mark tidak marah kan padaku, karena pergi tanpa bicara apapun?
Maaf hyung, aku hanyaa tidak ingin membuat pertemuan terakhir kita menyedihkan.
Aku ingin membuat banyak memori indah bersamamu..Hyung..
Maaf ya aku tidak menceritakan tentang sakitku. Seperti kataku tadi, aku hanya tidak ingin hyung berfikiran buruk terua tentang ku..
Kalau bisa sebenernya saat ini aku ingin bilang "hyung.. Aku sekarat. Hyung aku sakit."
Tapi tidak. Aku ingin selalu diingat sebagai Jeno yang kuat dan tangguh
Yaa.. Walaupun kau pun tau kalau aku rapuh.. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Farewell
Cerita PendekHurt / Angst (End) Hanya satu kesempatan terakhir, aku berharap bisa memelukmu. Lalu, aku akan memelukmu erat-erat dan tidak pernah melepaskanmu. Aku merindukanmu, Ayah -Jeno Ini hanya tentang seorang Lee Jeno, yang begitu mendamba keluarga yang "ut...