9- 'Day 1' Road to Tebing Harapan

40 3 3
                                    

Notice. Musiknya jangan di play dulu yaa...

Betapa menyenangkan. Pikir Seung Gi. Cahaya matahari menelusup diantara daun-daun rindang, membentuk bulatan-bulatan berkas cahaya di setiap jengkal hutan. Suara burung saling bersautan menjadi musik penggiring menyambut pendaki yang ingin menikmati indahnya alam. Angin sejuk dan aroma sedikit lembab semakin meyakinkan Seung Gi bahwa ia memang berada di hutan, jauh dari hiruk pikuk kehidupan.

Semuanya terasa signifikan. Bahkan suara gemerisik daun kering yang dihimpit beban pemijaknya terasa menyenangkan. Seung Gi yakin keputusan untuk rehat enam bulan di pulau jauh dari negaranya ini merupakan salah satu keputusan terbaik dalam hidupnya.

"Jadi boleh dong mbak Lala, akun saya di folback?" ujar Mang Sapri sambil menoleh kebelakang, Lala yang berjalan di belakang Mang Sapri tersenyum.

"Boleh lah Mang, kalau mau nanti kita foto bareng. " ujar Lala sambil mengetatkan ranselnya.

"Serius mbak? Makasih mbak!" ujar Mang Sapri nyengir kuda.

Sudah 30 menit mereka berjalan dan tidak ada raut kelelahan di wajah mereka, kecuali Jasmin. Suara nafasnya yang mulai memburu semakin terdengar jelas.

"S-stop dong.. " ujar Jasmin yang merasa kakinya sudah mulai lemas. Langsung saja mereka semua berhenti. Jasmin terduduk di semak-semak.

"Min, baru bentar udah bengek. " ujar Hana sambil memberikan botol minum pada Jasmin yang sudah mengibas-ngibaskan wajahnya dengan kipas berbatrai.

Seung Gi menengadahkan kepala, menikmati hangat matahari menerpa wajahnya. Samar-samar Seung Gi mendengar suara air mengalir. Perlahan ia berjalan ke arah Mang Sapri yang sibuk membuka ponsel, apalagi kalau bukan karena ingin selfie dengan Lala.

"Mang.. "

"Eh-Mamang-Hp-Nya-Dipegang.. " latah Mang Sapri. Mang Sapri langsung pasang wajah sebal pada Seung Gi yang tersenyum polos.

"Di dekat sini ada sungai? " tanya Seung Gi.

"Ada, tuh dekat sana, sungai kecil sih." balas Sapri.

"Saya kesana dulu ya, mau membasuh muka. " ujar Seung Gi sambil meletakkan ranselnya di tanah.

"Pakai air minum aja lah Bang. " ujar Lala sambil mengikat rambutnya. Seung Gi melirik botol minum yang sedang di pegang Jasmin.

"Kapan lagi bisa cuci muka langsung dari sungai di Indonesia? " balas Seung Gi sambil melepas topinya yang sudah basah oleh keringat.

"Jangan lama-lama!" ujar Lala

"Araseo.. " balas Seung Gi yang meninggalkan gerombolan mereka.

Mang Sapri yang hp nya sudah stand by langsung mengajak Lala berselfie ria. Hana mendudukkan tubuhnya tepat disebelah Jasmin, sambil mengipas wajahnya. Sebenarnya Hana awalnya ragu mengajak Jasmin ikut serta. Berbeda dengannya yang rutin olahraga setiap pagi, Jasmin adalah definisi kaum rebahan yang sesungguhnya. Namun, ketika mendengar bahwa Hana diajak oleh Mas Singgih jalan-jalan, Jasmin langsung sangat bersemangat sehingga sulit untuk Hana menolak keinginan Jasmin.

"Sini Hana! Jasmin! ikutan selfie" ujar Lala semangat. Jasmin yang mendengar kata selfie langsung bangkit, sedangkan Hana masih duduk manis.

"Gak ikut Na? " tanya Lala. Hana hanya menggeleng. Bukannya dia tidak mau ikut, tapi dia tidak pede dengan penampilannya yang penuh peluh. Hana selalu kurang percaya diri ketika berfoto, orang bilang dia bukan tipe yang fotogenic jadi mau bagaimanapun posenya, Hana selalu merasa canggung.

Beberapa menit berlalu, Jasmin, Mang Sapri, dan Lala sibuk mengirim foto dan menguploadnya ke media sosial sedangkan Hana semakin suntuk. Ia ingin cuci muka. Apa sebaiknya ia ikut menyusul Mas Singgih cuci muka ya?

Pulau JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang