Bunda
Ryujin, bunda ada kerjaan di Paris trus ayah ada kerjaan ke luar kota beberapa bulan. Kamu dirumah sendirian nggak papa kan sementara waktu jaga rumah? atau ajak aja temen kamu nginep.
jangan lupa makan ya nak, untuk jajan ayah udah transfer. Jangan begadang!
Ryujin mendengus membaca barisan tulisan pada kertas yang ditempel di depan kulkas. Lagi-lagi ia ditinggal sendirian dirumah dan lagi-lagi kedua orang tuanya ingkar janji. Katanya hari minggu ini mau meluangkan waktu piknik kecil-kecilan, ia bahkan sudah dengan semangat bangun pagi. Ryujin yakin Ayah dan Bundanya juga pasti lupa janjinya.
Lagi-lagi untuk waktu yang lama ia akan sendirian di rumah besar ini.
Sebenarnya Ryujin memiliki kakak laki-laki bernama Mark, namun pemuda itu saat ini berada di kanada menempuh pendidikan kuliahnya. Jadi walaupun memiliki saudara Ryujin rasanya seperti menjadi anak tunggal yang kesepian dirumah. Dengan lesu Ryujin membuka kulkas mencari apa saja yang siap untuk disantap namun sayangnya tak ada satupun yang mengugah selera ryujin.
Akhirnya Ryujin berinisiatif mencari makan di sekitar perumahan saja, melihat langit yang mendung Ryujin sempat urung keluar namun setelah mengunci rumahnya akhirnya ia tetap berjalan kaki keluar rumah dengan berbekal payung, dompet dan tas.
"Mendung belum tentu hujan" batin ryujin.
Ryujin berjalan-jalan bingung hingga akhirnya menuju minimarket, ia membeli beberapa makanan instan dan snack. Benar saja, ketika Ryujin beberapa langkah meninggalkan minimarket, rintik hujan mulai berjatuhan mengguyur bumi. Dengan cepat, Ryujin berjalan pulang. Beberapa meter dari rumahnya ia dibuat heran dengan keberadaan remaja laki-laki sepertinya seusianya mengenakan seragam sekolah yang cukup mewah dan asing bagi Ryujin serta ransel dipunggungnya. Remaja laki-laki itu berdiri di depan gerbang rumahnya dan dengan ragu memencet bel rumahnya.
Ryujin cukup lama diam ditempatnya memperhatikan orang asing tersebut, jujur Ryujin takut dan berpemikiran buruk pada orang tersebut.
haruskah ia meminta tolong minjoo saja? kebetulan rumahnya minjoo didepannya kan. Atau lebih baik Ryujin minta tolong Hyunjin saja?.
Remaja laki-laki itu kemudian jongkok di depan pagar rumahnya mengabaikan air hujan yang terus mengguyur tubuhnya, kepala orang itu menunduk dan tubuhnya bergetar kedinginan.
Orang tersebut melamun membiarkan hujan membasahi tubuhnya, pikirannya sangat bekecamuk bingung. Saat tengah kebingungan, orang itu kaget saat air hujan mulai tidak membasahi tubuhnya padahal ia bisa melihat bahwa rintiknya masih deras. ia mendongak dan mendapati payung berwarna kuning melindunginya dari hujan. Payung tersebut dipegang oleh perempuan berambut pendek sebahu yang sangat dikenalinya.
Matanya membulat dan berbinar menatap perempuan tersebut. Ia segera berdiri, menatap perempuan itu dengan senyuman. Cukup lama Laki-laki itu diam menatap kagum perempuan didepannya.
"Mama?" ucapnya senang.
Ryujin bingung ketika laki-laki didepannya memanggilnya dengan sebutan "mama?", seingat Ryujin ia tidak memiliki sugar babby.
Ryujin berdehem mengontrol kebingungannya, "Cari siapa ya mas?"
laki-laki itu tampak kaget ketika Ryujin bersuara, matanya menatap Ryujin dengan tatapan tak percaya.
"Mas kok ngelamun? gapapa?" Tanya Ryujin agak khawatir.
"Aku Jake umur aku baru 17 tahun, aku anak mama dari masa depan"
"Hah?! wha- mama?!" Ryujin celingak-celinguk memastikan bahwa mama yang dimaksud laki-laki itu dia atau siapa.
Jake mengangguk mantap, "Aku Jake anak mama Ryujin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Mama!
Teen FictionSepulang sekolah Jake tidak langsung pulang kerumah, ia berjalan-jalan hingga pukul enam malam. Di bawah langit yang baru gelap dan lampu-lampu jalan yang mulai nyala, Jake berjalan gontai menuju rumahnya. Ia berhenti di depan toko kue dan teh beruk...