Naluri

1.5K 237 42
                                    

Ryujin pagi-pagi banget udah bangun, karena ia meliburkan ART rumahnya lagi untuk sementara waktu jadi dia ngelakuin semua pekerjaan rumah sendiri. Sebenernya nggak terlalu kebingungan sih, toh walaupun udah ada ART Ryujin biasanya juga tetep ngelakuin semuanya sendiri. Tapi hari ini karena buru-buru mau sekolah, Ryujin cuma nyempetin nyetrika seragam sama bikin sarapan aja.

Pas nyari seragamnya ditumpukkan baju, Ryujin nggak sengaja Nemu baju seragam sekolah yang Jake pake pas pertama kesini dua hari yang lalu. Ia merhatiin dengan seksama logo seragam sekolah yang ada di jas almamater Jake.

"Hanlim School" ucap Ryujin membaca tulisan tersebut.

Ryujin mengrenyitkan dahinya, "inikan sekolah gue" gumamnya. Tampaknya Ryujin agak percaya kalau sepertinya Jake memang dari masa depan karena ia bersekolah di sekolah ternama dan mahal tersebut namun seragam yang dikenakan Jake sama sekali bukanlah seragam sekolahnya. Bahkan seragam milik Jake terlalu bagus dan mewah.

"Gue pasti tajir banget dimasa depan sampai bisa nyekolahin anak gue disana" ucap Ryujin pelan sambil tertawa.

Ryujin segera menyetrika seragamnya, ia lalu kekamarnya untuk mengganti pakaianya. Selesai dengan persiapan, Ryujin turun ke lantai bawah. Ia hendak mengetuk kamar Jake namun pintu kamar tersebut lebih dulu dibuka.

"mama?" tanya Jake kaget karena mendapati Ryujin berdiri didepan pintu kamarnya.

Ryujin mendengus belum  terbiasa dipanggil "mama" oleh Jake, "ayo sarapan" ajak Ryujin.

Jake mengekor Ryujin menuju meja makan, mereka makan dengan tenang. Diam-diam Ryujin mencuri pandang pada Jake yang tampak lesu dan tak bersemangat. Selesai makan Ryujin mengambil piring milik Jake yang juga sudah selesai dan mencucinya.

"Gu- saya berangkat sekolah dulu, kamu dirumah jangan kemana-mana, kalau mau nonton tv nyalain aja, kalau makan ambil aja di dapur" pamit Ryujin yang diangguki Jake.

"iya hati-hati" ucap Jake dengan senyuman.

Ryujin segera keluar rumah setelah berpamitan, di depan pagar rumahnya sudah ada mobil Somi yang terpakir rapi. Ryujin berhenti di pagar, rasanya agak berat meninggalkan Jake sendirian di rumah besar miliknya. pikiran negatif mulai muncul, bagaimana jika Jake ternyata pencuri yang menipunya dan mengambil semua isi rumahnya. Namun disatu sisi karena melihat wajah lesu dan diam milik Jake tadi ia menjadi merasa kasihan dan khawatir.

apa Jake tidak apa-apa dirumah sendiri? bagaimanapun juga kan Jake anaknya?

apa Jake sakit? wajahnya agak pucat tadi?

Somi yang menyetir menurunkan kaca mobilnya, "Ayo Ryu buruan, malah bengong. Ini  masih harus jemput yang mulia nona Lia" ucap Somi. Ryujin tersentak dan segera menutup pagar rumahnya, ia naik ke dalam mobil Somi.

Di mobil Somi, Ryujin hanya diam dan melamun menatap kedepan. Somi yang merasa ada yang aneh dengan sahabatnya ini melirik heran, pasalnya Ryujin bukanlah tipe yang suka kedamaian di pagi hari. Pasti akan ada apa saja tingkah aneh memicu keributan yang dilakukan Ryujin.

"kenapa lo sariawan?"

"iya kayaknya" jawab Ryujin lesu.

-----------------------------

Di sekolah Ryujin tak hanya membuat Somi semakin heran dan kebingungan, teman-teman sekelasnya dan sahabatnya juga heran melihat Ryujin yang diam dan hanya melamun. Bahkan saat Haechan dengan sengaja mengganggunya, Ryujin hanya diam dan tak bereaksi marah ataupun membalas seperti biasanya. Dikantin Ryujin hanya mengaduk makanan yang dipesankan Hyunjin tanpa minat.

Dipikiran Ryujin saat ini hanya ada Jake.

Ia ingin menghubungi Jake tapi, anak laki-laki itu bahkan tidak memiliki handphone yang bisa digunakan di era saat ini.  Ryujin juga jadi kepikiran gimana sekolahnya Jake kalau dia di masa saat ini. Banyak pikiran-pikiran tentang Jake yang menghantui pikirannya, ah pokoknya sepulang sekolah ia harus bertanya-tanya agar tidak penasaran seperti ini.

Halo Mama!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang