Jantung Jake rasanya copot mengetahui Yujin ada dimasa sekarang. Kenapa bisa adiknya juga kemari bahkan menemui ayah mereka?. Tidak ini tidak boleh, kenapa begini.
Jake melepaskan paksa tarikan Ryujin pada lengannya. Ia mengejar Yujin dan Jaemin yang sudah berjalan menuju mobil.
"Yujin!" panggilnya sedikit membentak, ia berharap mellaui intonasinya Yujin berhenti dan tidak menghindarinya.
Jaemin berbalik dan menyembunyikan Yujin dibelakang tubuhnya. Walaupun sudah dua minggu sejujurnya ia masih tidak percaya ketika gadis dibelakangnya ini mengatakan bahwa ia anaknya dari masa depan. Tapi secara naluri ia bisa mempercayai, Jaemin terlalu luluh dengan tatapan memohon yang mengganggu perasaanya.
Dan sekarang apa? ada orang yang mengenali gadis ini dan entah apa hubungan mereka namun Jaemin tak suka saat remaja laki-laki yang tengah mengejarnya ini berbicara dengan nada tinggi.
"Aku gamau ketemu dia, dia pasti marahin aku" ucap Yujin pelan sambil menarik baju bagian belakang Jaemin.
Jake menatap bimbang pada Jaemin yang menatapnya tegas. Arrgghh, dia benci tatapan ayahnya. Ini menandakan ayahnya serius dan tak mau dibantah.
Tunggu, jika diperhatikan wajah masa muda ayahnya tampan juga. dan..wow ayahnya kurus sekali berbeda dengan yang biasa ia lihat. Ah, ini bukan saatnya salah fokus Jake.
"Aku mau ngomong sebentar sama Yujin. Yujin, ayo" Jake hendak meraih tangan Yujin namun dihalangi Jaemin.
"Kamu siapanya dia?"
"Aku bakal jawab dan jelasin tapi tunggu sebentar aku mau ngobrol sama Yujin" kata Jake dengan memohon. Ia tidak boleh menjawab dulu, takutnya Yujin mengatakan hal berbeda pada Jaemin.
Jaemin melembutkan tatapanya, "10 menit, tidak boleh lebih dan jangan jauh-jauh. Saya lihatin kamu dari sini"
Jake mengangguk menyetujui namun Yujin merengek menolak. Sehingga Jaemin perlu membujuk agar mereka mau bicara.
"Wah jangan-jangan itu komplotanya Jaem, kan apa gue bilang itu bocil pasti penipu. Data lo bocor kali makanya dia bisa tahu silsilah keluarga lo. Buktinya dia nggak mau spill siapa istri lo tiap ditanya" Kata Haechan yang baru datang.
Jaemin tak menjawab, ia memperhatikan Yujin dan Jake yang berada agak jauh dari mereka dan tampak tengah berdebat.
"Kamu kenapa bisa kesini?" todong Jake langsung pada Yujin.
"Kamu sendiri, kenapa bisa disini?" ulang Yujin balik bertanya.
Jake menatap kesal pada adiknya yang tampak tau mau kalah, "Aku tanya dijawab bukan diulangin tanya balik".
"Waktu aku nggak banyak Yujin, kita pasti nimbulin kecurigaan dan pertanyaan dari mereka." sambung Jake.
Yujin menghela nafas panjang, "Aku nyari kamu, tapi kata Kak Seunghoon kamu nggak sekolah. Kamu tahu nggak sih seberapa khawatir ayah waktu kamu nggak pulang? kamu marah karena ayah lupa hari ulang tahun kamu? kamu paham nggak sih seberapa paniknya ayah nyariin kamu?"
"Bukan tentang ayah yang mau aku denger tapi kenapa bisa kamu kesini, kamu tau kan ini bukan masa kita seharusnya"
Yujin menatap sengit kakaknya, selalu seperti ini.
"Kamu selalu gini, nggak pernah mau tahu seberapa pedulinya ayah sama kamu" ucapan Yujin pelan tapi Jake bisa menerima perasaan kecewa yang Yujin tujukan.
"Aku diajak Tante itu ke toko kue miliknya, aku dikasih teh dan katanya aku bisa ketemu kamu."
Jake tak mengerti, wanita itu bilang memberinya kesempatan merasakan bahagia tapi mengapa Yujin ikut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Mama!
Novela JuvenilSepulang sekolah Jake tidak langsung pulang kerumah, ia berjalan-jalan hingga pukul enam malam. Di bawah langit yang baru gelap dan lampu-lampu jalan yang mulai nyala, Jake berjalan gontai menuju rumahnya. Ia berhenti di depan toko kue dan teh beruk...