•Khitbah•

374 15 2
                                    

Jika takdir-Mu membawaku kepadanya, maka mudahkanlah.

Diam dan Rasa
grsnrindu

•••

Suasana sore ini begitu cerah, dengan angin sepoi-sepoi yang berhembus dengan lembut.

Alfi tengah berada di taman kompleks, jalan-jalan. Hari ini tak seperti biasa, Alfi yang biasanya ke sini bersama Enzi sekarang hanya sendiri.

Alfi berjalan menuju penjual milk shake, ia begitu haus dan memutuskan untuk membeli minuman itu.

"Alfi?" panggil seorang lelaki di belakangnya. Alfi menoleh ke sumber suara, betapa terkejutnya Alfi sampai ia berucap istighfar di dalam hatinya.

"Apa kabar?" tanya lelaki itu menatap Alfi sambil tersenyum.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut gadis berusia 21 tahun itu, rasanya mulutnya begitu susah untuk berbicara. Apa lagi berhadapan dengan lelaki yang berdiri tepat di hadapannya saat ini.

"Alhamdulillah, kabar ku baik," jawab Alfi setelah hening beberapa detik. Pemuda itu hanya mengangguk pertanda mengerti.

Alfi begitu gugup sekarang, ia tak tau harus berkata apa.

"A-aku duluan," ujar Alfi pada akhirnya, dan melangkahkan kakinya setelah pesanannya siap.

"Tunggu dulu Fi, aku ingin bicara." langkah Alfi terhenti kala pemuda itu memanggilnya dan sudah berdiri di sebelahnya.

"Iya, kamu mau bicara apa?" tanya Alfi menunduk.

"Mau kah kamu menikah dengan ku?" Alfi langsung mendongak kala mendengar pertanyaannya. Ia tak menyangka, lelaki yang dulu memintanya untuk menjauhi dirinya mengajaknya untuk menikah? Apa kah dia tak salah ucap?

"Jangan bercanda Il," jawab Alfi tanpa ekspresi.

"Aku tak bercanda Fi," ujar Ilyas berusaha meyakinkan Alfi.

"Dulu kamu memintaku untuk menjauhi mu, lalu sekarang dengan semudah itu kamu mengajak ku untuk menikah? Apa kamu tak salah?" tanya Alfi berusaha agar tetap tenang.

"Ada alasan kenapa aku bersikap seperti itu Fi, aku akui aku salah Fi, itu dulu. Saat itu aku terlalu cepat mengambil keputusan. Dan sekarang aku tak ingin menundanya lagi Fi, aku serius ingin menikahi mu," jelas Ilyas begitu lembut.

Hanya ada hening di antara mereka berdua, Alfi hanya diam begitu juga Ilyas yang diam menunggu apa yang akan di katakan Alfi.

"Jika kamu benar-benar serius, datanglah ke rumah ku bersama orang tuamu," ujar Alfi menatap Ilyas yang juga menatapnya.

"Baiklah, besok sore aku ke rumah mu," ujar Ilyas tersenyum, Alfi hanya mengangguk dan segera berpamitan untuk pulang.

Ilyas menatap punggung Alfi yang semakin menjauh dengan senyum tipis di bibirnya.

Allah. Aku serahkan semuanya kepada-Mu, jika takdir-Mu membawaku kepadanya, maka mudahkanlah. Ilyas melangkahkan kakinya berlawanan arah dengan langkah Alfi.

•••

Alfi merebahkan tubuhnya di atas kasur kingsize nya yang berbalut bedcover berwarna biru muda, sebenarnya hampir semua barang yang ada di kamarnya berwarna biru muda dan putih.

DIAM DAN RASA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang