•Malaikat Kecil•

292 10 3
                                    

Diam dan Rasa
grsnrindu

•••

Hari demi hari telah Alfi lewati dengan ucapan syukur yang tak henti ia ucapkan kepada Sang Ilahi.

Kandungannya sudah memasuki bulan ke 9, dan Alhamdulillah Allah selalu melindunginya dan calon anaknya.

"Sayang, udah makan apa belum?" Tanya Ilyas yang baru saja memasuki kamar.

Alfi yang sedang merapikan baju bayi yang sudah selesai ia cuci menghentikan aktifitasnya.

"Udah Mas, maaf ya gak nungguin Mas pulang dulu," jawab Alfi merasa bersalah.

Ilyas terkekeh mendengar jawaban istrinya, ia duduk di sebelah Alfi lalu mencium dahi istrinya itu.

"Gak apa-apa, kamu kan lagi hamil sayang, jadi makannya harus cukup dan gak boleh telat makan," ucap Ilyas mengusap kepala Alfi.

Alfi tersenyum mendengarnya, ia segera memeluk suaminya itu.

"Mas bantu beresin barang yang mau di bawa ya," ujar Ilyas yang di angguki Alfi.

"Mas, kamu udah punya nama buat anak kita nanti?" Tanya Alfi di sela kegiatannya.

Ilyas mengangguk. Sebelum ia menjawab pertanyaan istrinya itu, dering ponselnya menghentikan niatnya.

Tertera nama 'Ibu❤' di sana, langsung saja Ilyas menekan panel hijauh, lalu ia mengeraskan volume suara agar istrinya dapat mendengar apa yang akan di ucapkan Ibunya.

"Hallo, Assalamu'alaikum Bu," ucap Ilyas dan Alfi berbarengan.

"Waalaikumsalam," terdengar jawaban salam dari seberang sana.

"Iya, kenapa Bu?" Tanya Ilyas.

"Ibu cuma mau ingetin, lahiran menantu Ibu kan gak lama lagi. Jadi, kalian udah siapin beberapa barang sama baju bayi yang mau di bawa ke rumah sakit belum? Biar nanti kalo dah waktunya kalian gak ribet siapin ini itu," ujar Inda yang membuat Alfi dan Ilyas tersenyum mendengarnya.

"Ini kita lagi beresin pakaiannya Bu," jawab Alfi.

"Syukurlah kalo gitu, Alfi jangan sampai kecapekan ya Il."

"Iya Bu, tenang aja Ilyas kan selalu jagain istri Ilyas dengan baik," ujar Ilyas terkekeh.

"Ya sudah, Ibu tutup dulu telpon nya ya," ujar Inda, setelah terdengar ucapan salam dari seberang sana, Ilyas memutuskan sambungan telepon setelah mereka berdua menjawab salam.

"Ibu sama Mama perhatian banget ya sama aku," ujar Alfi terkekeh setelah Ilyas meletakkan ponselnya di atas nakas. Bagaimana tidak, kemarin Mamanya yang menelfon mengingatkan dan barusan Ibunya yang menelfon, mengingatkan hal yang sama kepada mereka.

Ilyas terkekeh mendengar ucapan istrinya. "Tentu saja, istri Mas yang cantik ini kan lagi hamil, wajar saja mereka khawatir karena sebentar lagi mau lahiran."

Alfi tersenyum mendengar perkataan suaminya itu.

"Mas, gak mau mandi dulu gitu? Ini udah mau jam berapa," tanya Alfi mengingatkan suaminya.

DIAM DAN RASA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang