Teman Lama Mama

314 12 0
                                    

°Diam dan Rasa°
grsnrindu

•••

Mentari pagi ini bersinar begitu cerah, udara terasa begitu sejuk, tetesan embun yang menempel di dedaunan pun sudah mulai menguap ke udara.

Seorang gadis baru saja selesai merapikan ranjangnya, ia memakai hijab bergonya yang menutupi dada, merapikanya dan bersiap keluar kamar.

"Afi! Cepat turun." Baru saja kakinya melangkah keluar kamar, wanita yang paling di cintainya sudah memanggil dirinya duluan.

Kali ini tak ada suara khas Rehan yang berteriak di depan kamar Alfi, ia kemarin berangkat ke Jogja bersama Ayahnya karena ada urusan bisnis.

"Iya Ma, ada apa?" tanya Alfi memasuki dapur.

Terlihat Lia--Mamanya, tengah sibuk memasak. Lia menoleh, menatap anak gadisnya yang sudah mulai beranjak dewasa. "Bantu Mama masak."

Alfi mengangguk. "Memangnya ada yang datang ya Ma? Masaknya kok banyak banget."

"Iya, nanti teman lama Mama mau kesini sama anaknya," jelas Lia. Alfi hanya mengangguk pertanda mengerti.

"Fi, nanti kamu di rumah ya bareng Mama, soalnya kan Ayah sama Abang kamu masih di Jogja," ujar Lia di sela-sela memasaknya.

"Iya Ma, Afi gak bakal kemana-mana kok," ujar Alfi tersenyum.

"Ayah sama Abang berapa lama di Jogja Ma?" lanjutnya.

"Dua hari lagi pasti pulang, ada urusan sama perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan Ayah," jelas Lia tersenyum.

"Afi harus minta bawain oleh-oleh yang banyak sama Abang nih," ujar Alfi dengan mata berbinar. Lia hanya menggeleng melihat kelakuan Alfi.

•••

Alfi tengah duduk di gazebo taman belakang rumahnya, dengan sebuah novel di tanganya.

Gak kerasa udah mau 4 bulan aja aku lulus SMA. Kira-kira Enzi, Dina sama Zia apa kabar ya? Aku jadi rindu mereka. Alfi membatin kala mengingat sahabatnya.

"Afi." Panggil Lia dari pintu belakang yang mengarah ke taman.

"Iya Ma, kenapa?" tanya Alfi menoleh kearah sumber suara.

"Bantuin Mama."

"Temen Mama udah dateng ya?" tanya Alfi berjalan menuju Lia.

"Iya, kamu bantu siapin cemilanya ya, Mama mau nemenin mereka di ruang tamu, kan cuma ada kita berdua di rumah." jelas Lia yang di angguki Alfi.

Setelah Lia pergi, Alfi menyiapkan beberapa cemilan dan kue yang ia buat bersama Lia tadi pagi.

"Astaghfirullah," lirih Alfi kala seorang pemuda yang begitu tinggi muncul dari arah pintu dapur.

"Eh, maaf Mbak, saya mau numpang ke toilet, dimana ya?" ucap dan tanya pemuda itu menunduk melihat wajah Alfi, karena memang tinggi Alfi hanya sebatas dadanya.

"I-itu di sebelah kanan," ujar Alfi menunjuk pintu toilet dari tempatnya berdiri.

Pemuda itu mengangguk. "Makasih Mbak."

Setelah pemuda itu memasuki toilet, Alfi bernapas lega, lalu berjalan menuju ruang tamu.

Itu siapa sih? Apa jangan-jangan dia anaknya temen Mama?. Tanya Alfi di dalam hatinya.

DIAM DAN RASA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang