•Nikahan Ahda•

273 6 0
                                    

Jika sudah tiba masanya, Allah akan pertemukan kau dengan orang yang tepat dan diwaktu yang tepat.

Diam dan Rasa
grsnrindu

•••

Senyum lebar seorang wanita di atas pelaminan terlihat begitu bahagia, wanita itu terlihat anggun dengan gaun pengantin berwarna silver, wajahnya dipoles dengan make up tipis yang membuat wajahnya terlihat tambah cantik. Hijab syar'i nya dilengkapi dengan sebuah mahkota diatas kepalanya.

Bismillah, Ya Allah bantu hamba untuk selalu membahagiakan dia yang telah Engkau pilihkan untuk hamba. Tawanya begitu renyah tanpa beban, tetap seperti ini istriku.
Berjalanlah bersamaku menggapai ridho-Nya.

"Akhirnya lo nikah juga No!" Seru seorang pemuda berlari keatas pelaminan. Pemuda yang dimaksud langsung mengarahkan pandangan kesumber suara.

"Uhuk! Uhuk! Lo meluk gue apa mau cekek gue sih?!" Kesal Nino kala Rio memeluknya dengan erat.

Rio melepaskan pelukannya, lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sangking bahagianya karena sahabatnya sudah menikah.

"Maap maap, gue seneng lo udah nemuin jodoh lo. Selamat ya buat lo sama Ahda," ujar Rio menjabat tangan Nino dan hanya menangkupkan kedua telapak tangannya pada Ahda.

"Barakallah ya No, Da," ucap seorang perempuan disamping Rio, tentu saja itu istri Rio.

"Makasih ya Kak udah dateng," ujar Ahda tersenyum lebar, Rio dan istrinya tersenyum lalu mengangguk.

"Gak nyangka ya ternyata kalian berjodoh, padahal kagak keliatan saling suka eh taunya udah nyebar undangan aja," ujar Rio menepuk pundak Nino.

Nino menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Sebenarnya udah lama sih gue mencintai gadis kecil ini yang sekarang menjadi penyempurna separuh agama gue," ujar Nino melirik Ahda dengan senyum manisnya.

Wanita itu tersipu saat mendengar ucapan lelaki yang beberapa jam lalu sudah resmi menjadi suaminya.

"Eh? Jangan romantisan disini weh, gue masih sendiri nih." Ahda dan Nino mengarahkan pandangan mereka kesumber suara, terlihat seorang lelaki berdiri disamping Rio. Siapa lagi kalau bukan Ihsan.

Nino dan Rio tertawa mendengar ucapan sahabat mereka itu yang masih belum menemukan dambaan hatinya. Ihsan memutar bola matanya malas.

"Makanya, kalo suka sama orang buruan dilamar, jangan nanti-nanti mulu. Ntar nyesel kalo dia digandeng duluan sama orang lain," ujar Nino menepuk bahu Ihsan.

Ihsan tersenyum tipis mendengar ucapan Nino. Kalian gak tau aja, dia udah digandeng orang lain. Ihsan membatin.

"Foto-foto dulu yuk, ajak yang lain juga," usul Rio yang langsung diangguki Nino.

Setelah selesai foto bersama mereka memutuskan untuk mencicipi hidangan yang sudah disediakan.

Ya. Penyesalan itu datangnya terlambat. Gak nyangka aja lu bakalan jadi istri dia, sedangkan gue disini masih setia dengan rasa yang tak kunjung hilang.

Mungkin ini jalan terbaik buat gue, mengikhlaskan lu. Gue juga gak tau jika kita bersama, apakah lu akan sebahagia itu? Apakah lu akan tertawa selebar itu?

DIAM DAN RASA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang