♡♡♡-happy reading-
Liana sekarang sedang duduk di halaman samping rumahnya menikmati sejuknya udara sore, sambil membaca novel 'dikta dan hukum' ini lah kegiatan nya setiap sore, kalau bukan nonton drakor yah baca novel.
Tapi ia sangat ingin berjalan-jalan keluar seperti anak-anak lain nya, pergi ke luar kota sama temen, Pergi ke bali, tapi mama dan papa nya tidak mungkin membiarkan nya pergi
Ia termasuk strict parents (orang tua ketat)"Besok lusa ingat ya ada janji sama dokter" ucap mama Liana yang duduk samping nya, sambil membawa biskuit dan segelas air putih buat liana
"Iya mah, liana ingat kok"
♡♡♡
Hari ini murid di kelas liana sedang santai, ada yang ke kantin, ada yang ngejulid dan ada juga yang tidur,
Bisa dibilang kelas mereka merdeka karena jam kosong, guru yang sebenarnya mengajar hari ini sedang tidak enak badan,jadi mereka kegirangan"Oh iya liana, kok lu bisa pindah sekolah" tanya ara penasaran
Mereka sedang duduk di taman sekolah,sambil memakan somay yang tidak ada habisnya
"Hm gpp, itu karena mama gua buka butik di kota ini makanya gua ikut pindah jg" ucap liana
"Oh gitu toh"
Sebenarnya Ia pindah sekolah bukan karena itu,
Ia takut kalau dia bicara jujur kenapa sebenarnya ia pindah rumah kesini nanti orang orang bakal kasian sama dia.Mereka berdua menghentikan pembicaraan nya setelah mendengar kegaduhan entah dari mana asalnya
"Minggir lu" Ucap Jevanno, ia mengangkat kerah baju pria berkacamata itu"mulai sekarang lu jadi babu gua"
"M-maaf tadi gua gak sengaja nendang bola itu" ucap anak berkacamata itu dengan gugup,
Anak anak di sekolah sangat takut berurusan dengan Vano, Apapun itu pasti vano jadiin mereka sebagai babu"Gua gak peduli, lu jadi babu gua sekarang, bawain tas gua" Jevanno dengan tanpa hati melempar tas nya ke pria berkacamata itu
"Biar gua yang jadi babu lu" ucap Liana dan mengambil tas yang ada di tangan pria berkacamata itu
Entah kenapa jadi begini, dia tidak ingin pria itu menjadi babu jevanno, jelas-jelas yang salah itu jevanno bukan pria berkacamata ini"Dih pahlawan kesiangan,emang lu mampu jadi babu gua? "
Jevanno mendekati liana dengan wajah yang datar "hm?" Ia mendekat kan wajahnya ke wajah liana
Ia melihat ketakutan di mata wanita yang ada di hadapannya iniLiana dengan cepat mendorong tubuh jevanno
"Yang salah itu elu, bukan dia
Kenapa lu harus jadiin dia babu, dia nya juga gak salah, gak bisa ya liat orang bahagia?" Yah liana dengan beraninya meneriaki Jevanno di depan banyak siswaSiswa yang ada disana hanya takut melihat liana, mereka berkata Liana sedang menggali kuburan nya sendiri, bisa bisanya dia meneriaki seorang Jevanno
Jevanno tertawa garing mendengar perkataan wanita yang ada di hadapannya ini
"hahaha apa itu bahagia?"Liana menelan ludah nya, ternyata Jevanno lebih kejam daripada yang dia liat
Jevanno menarik tangan liana dengan kuat dan membawa nya entah kemana
"Pesanin gua bakso, gak pake daun bawang, kol nya di banyakin, kuah nya gak usah banyak, cepat"
Yah Jevanno membawa nya ke kantin
"Sekarang lu jadi babu gua"Liana meletakkan tas yang ada di tangannya ke meja kantin, ya tas Jevanno dan pergi memesan apa yang tadi dibilang Jevanno tanpa mengatakan apapun
Jevanno tersenyum miring "bodoh"
Satu kata yang Jevanno ambil dari seorang wanita bernama liana,Bodoh,
kenapa bisa dia mau dijadikan babuLiana meletakkan semangkuk bakso di meja Jevanno "Nih makan"
Jevanno memakan baksonya tanpa mengucapkan terimakasih ke liana
"Terimakasih liana cantik" ucap liana dengan wajah judes nya, kenapa orang yang ada di hadapannya ini tidak mengatakan terimakasih sedangkan ia sudah membantu nya
"Kenapa bisa lu gak suka kuah nya banyak? Padahal kuah bakso itu enak"
"Kenapa gak pake daun bawang? Padahal daun bawang itu wangi"
"Suka banget ya sama kol?"
Tanya liana yang melihat Jevanno makan baksoJevanno meminum air yang disediakan dan pergi meninggalkan liana
"Heh dasar"
Liana sudah berjalan mengitari sekolah tapi ia belum menemukan Jevanno
Kalau bukan karena tas yg ia bawa,gak mungkin dia capek capek nyari Jevanno"Eh Liana lu kemana aja sih,capek gua nyariin elu" ucap Ara dengan nafas ngos-ngosan
"Sorry sorry, liat jevan gak?"
"Jevan jevan, dia dari tadi ada dikelas bego"
"Anjr"
Liana dengan wajah lesu nya berjalan ke kelas nya, ia ingin mengembalikan tas jevanno, kenapa juga dia menawarkan diri sebagai babu nya, bego
"Nih tas lu" ucap Liana dan meletakkan tas itu didepan meja Jevanno
Jevanno berdiri dari tempatnya dengan wajah datarnya "Kenapa bawa kesini, bawa ke rumah gua"
"Heh anjr demi apa gak ah, rumah kita gak se arah, rumah lu juga jauh"
Tolak liana, Jevanno memang gila"Lu babu gua bodoh, jadi lakuin apa yang gua bilang"
"Biar gua yang bawa" Juan mengambil tas jevanno yg terletak di meja
Jevanno menatap Juan sinis"Gua nyuruh liana anj*ng, bukan elu"
"Oke oke, gua bakal bawa kerumah elu" Liana dengan pasrah nya mengatakan itu, ia takut melihat jevanno dan juan yang saling tatap tatapan sinis
"Elu si, nawarin diri jadi babu nya vano" ucap Ara
Mereka sedang menunggu taxi di depan gerbang sekolah
Ara juga tidak habis pikir kenapa Liana nawarin diri nya jadi babu vano, bego emang"Yah gua kasian liat pria berkacamata itu,gua kira jevan gak bakalan mau kalau gua jadi babu nya"
"Bego banget si, yakali dia nolak cewek se cantik elu jadi babu nya"
"Ah udahlah gua duluan ya, mau nyari ojek aja, kelamaan kalau nunggu taxi ntar gua keburu di telfon mama"
"Oh yaudah, hati hati"
♡♡♡
have a nice day ⊂((・▽・))⊃
salam hangat dari author ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVANNO [REVISI]
Teen FictionSetelah badai datanglah pelangi Seorang jevanno gahardian tidak percaya dengan kata kata itu, hidupnya yang sudah sangat berantakan dan sudah tidak terlihat kebahagiaan membuat nya menjadi orang yang sangat dingin dan tak berperasaan jevanno said: A...