Part 18

25 5 0
                                    

-happy reading-

Kini jevanno sedang menikmati angin malam di atas balkon sambil menghisap rokok nya

Ia tertawa sendiri saat teringat masa masa nya saat bersama almarhum kakak nya
Ia teringat saat dirinya mengajak kakak nya buat bolos sekolah

"vano" teriak papa nya di bawah sana

Wajah Jevanno langsung berubah,
Ia menghampiri kedua orangtuanya yang sedang menunggunya di ruang tamu

"kemasi barang barang kamu, papa bakal bawa kamu ke eropa" ucap papanya yang tanpa melihat ke arah Jevanno

Jevanno hanya diam

Nurul mendekati jevanno lalu memegang lengan nya

"mama setuju?"
Tanya nya
Jevanno langsung tertawa

"emangnya kalian siapa mau nyuruh nyuruh aku pergi" ucapnya lalu menepuk nepuk tangannya
"oh atau jangan jangan kalian pengen nyingkirin aku, seperti kalian nyingkirin bang alva,supaya kalian dapetin rumah ini dan mendapat warisan kakek lalu kalian kasi ke anak anak baru kalian" ucap jevanno sambil tertawa

Ia teringat saat kakak nya dipaksa buat pindah sekolah ke italia oleh orangtuanya

"VANO" teriak rahmat, darah nya sudah mendidih mendengar apa yang di ucapkan anak nya

Dengan cepat ia menampar pipi Jevanno
*Plakk

Kepala Jevanno agak menoleh karena tamparan dari papa nya

"kenapa kamu jadi anak yang sangat pembangkang" ucap rahmat

Mata jevanno memanas
"kalau kalian tidak mengirim bang alva ke italia,dan kalau kalian berusaha keras buat nyembuhin bang alva,aku gak bakalan ky gini"

Jevanno mencengkeram baju papa nya
"TAPI APA? kalian hanya sibuk dengan selingkuhan kalian masing masing"

Ia menatap mama nya lalu tertawa
"orang tua bajingan" umpat nya

Rahmat menggertakkan gigi nya, ia langsung menarik lengan jevanno lalu menampar pipinya
Sehingga mengeluarkan darah segar dari ujung bibir jevanno

Rahmat menarik tangan nurul lalu keluar dari rumah tanpa mendengar umpatan dari jevanno

"BAJINGAN" teriak jevanno

Liana kini sedang sibuk dengan handphone nya
Saat ini ia sendiri di rumah

Karena mama papanya lagi keluar kota

Ia mengerutkan keningnya saat melihat jevanno sedang menelfon nya

"halo jev" angkat nya

"keluar, gue di depan rumah lu" ucap jevanno di balik telfon

Liana melihat ke jam dinding
22.36
"oke bentar"

Liana dengan cepat berlari kebawah dan membuka pintu rumahnya
Ia kaget melihat wajah jevanno yang lebam

Jevanno langsung memeluk liana dengan erat

Liana membalas pelukan jevanno lalu mengusap punggungnya

Hati jevanno terasa hangat,tanpa ia sadari ia menangis sambil memeluk liana

Liana yang menyadari itu langsung menganggukkan kepalanya
"habis berantem sama mama papa lu ya?" tanya liana

Jevanno melepaskan pelukannya

Liana tersenyum hangat
"masuk" ia mempersilakan jevanno masuk ke dalam rumahnya

Jevanno duduk di ruang tamu,
Dan Liana sibuk mengoleskan salep ke pipi Jevanno yang lebam

"sakit ya?" ucap liana yang memerhatikan pipi Jevanno

"gak" sahut jevanno singkat

Liana mengangguk lalu memeluk tubuh jevanno

Jevanno menangis sejadi-jadinya, entah angin apa yang membuatnya cengeng didepan liana

"gue benci mama papa gue" ucap jevanno

Liana mengusap punggung jevanno dengan lembut

"disaat kakak gue berjuang keras buat hidup,tapi mereka hanya sibuk dengan selingkuhan nya masing-masing, orang tua sialan"

Mata liana mulai berkaca-kaca,ia semakin mengeratkan pelukannya

Setelah 15 menit, jevanno melepaskan pelukannya tapi tangan liana masi melingkar di pinggang nya

Jevanno tertawa kecil
"yang benar saja,gue yang nangis dia yang tidur" ucapnya

Jevanno memperhatikan wajah liana
"pretty girl" ucapnya lalu mengusap pipi Liana

Jevanno membaringkan tubuh liana ke kursi,lalu ia meninggalkan nya

-
Jam menunjukkan pukul 00.56
Jevanno sampai dirumahnya dan langsung naik ke kamarnya

Ia masuk ke kamar mandi dan membasuh wajahnya
setelah itu ia bercermin,
matanya langsung terfokus kertas yang berukuran segi empat yang beberapa bulan yang lalu ia tempel

Wajah nya langsung berubah saat membaca tulisan yang ada di kertas itu

"Semua orang yang gue sayang bakalan pergi ninggalin gue"

Ia dengan cepat mencabut kertas itu lalu membuangnya ke tempat sampah

Ia merebahkan diri nya ke tempat tidur, lalu membuka handphone nya

"gue gak mau lu pergi liana" ucapnya yang melihat foto liana

♡♡♡

Salam dari author

JEVANNO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang