Part 14

35 6 1
                                    

-happy reading-

Sesampainya di rumah Jevanno memarkirkan motornya di garasi lalu masuk ke dalam rumahnya

Ia menghentikan langkahnya saat melihat kedua orang tuanya duduk di ruang tamu

"kenapa baru pulang?" tanya papa Jevanno

Jevanno tidak menanggapi nya, ia menaiki tangga menuju kamar nya

"VANO, kamu tidak dengar papa?" teriak rahmat (papa Jevanno)

Jevanno menghela nafasnya kasar
Ia membalikkan badannya dan melihat ke arah papanya

Ia menuruni anak tangga dan berdiri di hadapan mama papanya

"kalian butuh apa?" tanya jevanno dingin

mata mamanya mulai berkaca kaca
"vano ini mama sayang, kamu gak boleh gitu" ucap nurul (mama jevanno)

"udah liat aku kan? aku baik baik aja tanpa kalian" jevanno naik ke kamarnya dan meninggalkan kedua orang tua nya

rahmat duduk dan memijat pelipisnya
"ini semua gara gara kamu" bentak nya ke Nurul

Mata nurul memanas, ia berdiri di hadapan rahmat
"ha? gara gara aku? enak ya kamu mas, nyalahin aku sana sini" teriak Nurul tak mau kalah

"kalau kamu berusaha buat nyari pendonor buat alva, semuanya gak bakalan gini
vano bakal jadi anak penurut dan tidak jadi anak pembangkang"

Nurul sudah tidak bisa menahan tangisnya
"MAS, jaga ya omongan kamu"

Telinga Jevanno mulai panas

"KELUAR, JANGAN BERTENGKAR DISINI" teriak nya didalam kamar

Jevanno melihat diri nya di pantulan cermin
Ia dengan emosinya meninju cermin itu sampai pecah
"DUNIA BRENGSEK!" teriak nya
Tangannya sudah dibanjiri oleh darah

♡♡♡

Liana sudah siap dengan seragam sekolah nya

Ia menuruni anak tangga dan melihat orang tuanya duduk di depan tv

"pah,mah liana berangkat ya"
pamit nya

Ia keluar dari rumahnya dan kaget karena juan sedang menunggu nya di depan rumah

"juan? ngapain?" Tanya liana

"ayo barengan" ajak juan dengan senyum lebar

liana mengkerutkan keningnya,Juan tumben banget padahal liana tidak minta di jemput

"hm yaudah ayo"

Sesampainya di sekolah, liana berjalan menyusuri koridor
Ia masuk ke kelasnya dan menyapa teman temannya
Setelah itu ia berjalan ke kantin

"kok gak ada" ucapnya yang sedari tadi melihat sekeliling kantin,tapi ia tidak menemukan Jevanno

Selama pelajaran berlangsung,liana selalu melirik ke arah bangku yang kosong, lebih tepatnya bangku milik jevanno

"mau gak?" ara menawarkan roti ke Liana

sekarang keadaan kantin sangat ramai dan liana tidak bisa mendengar keributan

"gak makasi, ke kelas yu ra disini ribut banget"

Ara mengangguk

Mereka berdua duduk di depan kelas sambil menonton siswa yang sedang bermain basket

Liana melirik handphone nya

"lu kenapa? dari tadi nge check hp mulu" tanya ara

Liana menghela nafasnya
"jevan kenapa gak masuk sekolah?" ucap liana yang tanpa melihat ke ara

JEVANNO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang