03. Kunci Markas

47 32 19
                                    

Kunci Markas

Sebenarnya ini adalah kalimat termudah untukmu,

dan, ya, kalimatnya adalah Cuma mau bilang bahwa Aku sayang kamu.

Di sebuah tempat dengan lampu yang kerlap-kerlip disertai suara musik, tempat berkumpulnya seorang pendosa namun ada juga yang datang hanya untuk sekedar mencari hiburan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah tempat dengan lampu yang kerlap-kerlip disertai suara musik, tempat berkumpulnya seorang pendosa namun ada juga yang datang hanya untuk sekedar mencari hiburan saja.

Terlihat seorang pria tampan yang duduk di meja bar dengan diapit dua wanita sekaligus, sembari menyesap minuman alkoholnya.

Dia, Elgan Siredgan. Salah satu anggota Calabria, yang terkenal playboy.

Dulu ia pernah mau dijabat sebagai wakil ketua Calabria namun Elgan menolaknya dan memberi jabatannya kepada Brian, teman yang paling ia percayai.

Seperti yang Elgan bilang bahwa jabatan itu tak penting karena yang terpenting adalah rasa solidaritas.

"El, kamu kenapa sih jarang ngabarin aku?" tanya salah satu gadis di samping Elgan, dia bernama Laras.

"Aku sibuk, sayang." Jawab Elgan, berbohong. "Sibuk pacaran sama cewek lain." Yang dilanjutkan di dalam hati. Memang dasar playboy!

"Beneran kamu sibuk? Gak sibuk, macem-macem kan?"

"Enggak dong sayang. Aku gak mungkin selingkuhin kamu."

"Awas aja macem-macem!"

"Duh, posesife banget jadi cewek, betah lu sama dia?" sinis gadis di sebelah kiri Elgan yang dibalas pelototan garang Laras.

"Lo kenapa? Cemburu? Iri liat gue sama Elgan? Iya?"

"Ngapain gue iri? Gak sudi, gue iri sama lo." Sinis Olivia.

"Cemburu mah ngomong aja," timpal Elgan sambil merangkul Olivia membuat gadis itu sedikit terkejut namun detik berikutnya gadis itu segera menepisnya saat menyadari Hadley di sampingnya. bukan, bukan karena mereka saling mencintai tetapi karena memang Olivia tidak mau terlihat bahwa ia menyukai Elgan di hadapan Hadley, jangan tanyakan alasannya karena ia pun tak tahu.

"Ya, kali, gue cemburu. Kan kita Cuma sahabat dan seorang sahabat yang lebih dulu dateng daripada Pacar." Sahut Olivia dengan sedikit menekankan kata pacar, pada akhir kalimatnya.

"Cuma sahabat, ya, gak lebih." Sinis Laras.

"Lha mending. Daripada pacaran tapi Cuma dijadiin plampiasan, kasian banget hidup lu." Adu mulut antara Olivia dan Laras semakin memanas.

"Anjirrr gass teross," kata Cakrawala, memanas-manasi. Cakrawala Digjaya, manusia paling resek, humor, dan jail diantara yang lainnya.

"BIASALAH!" timpal Hadley yang sikapnya hampir sebelas dua belas dengan Cakrawala.

"Ih gak mau, gak suka, gelayy." Tambah Fathur, gaya bicaranya meniru gaya bahasa nisya sabyan, walau pun begitu jangan salah, Fathur orangnya paling bisa mengamankan jika ada temannya yang bertengkar.

"Dih najis lu!" kata Brian, cowok kalem yang sikapnya hampir sama dengan sang ketua. sambil menoyor kepala Fathur membuat teman-temannya menertawakannya.

"Apa lo bilang?!" seru Laras, nada bicaranya meninggi.

"Why? Kok gak terima sih? Gue bener kan?" jawab Olivia yang menanggapinya dengan santai.

"Lo emang bener-bener, ya?" seru Laras, yang semakin kemakan emosi sambil mengangkat tangannya, hendak menjambak Olivia namun seseorang sudah menahannya terlebih dahulu.

"Gue gak suka cewek kasar." Sinis Hadley yang mendapati tatapan heran teman-temannya. Karena pasalnya Hadley yang terkenal sebagai jomblo terhormat itu tak pernah peduli jika bersangkutan tentang perempuan.

Olivia juga menatap Hadley dengan hati yang sedikit terenyuh.

"Lepasin!" seru Laras sambil menepis kasar tangan Hadley.

"kapan ya, gue bisa kayak si bos sama Elgan yang selalu dikejar-kejar cewek. Ini mah baru aja gue ngejar Zeline dia langsung kabur," celetuk Cakrawala, tiba-tiba, sambil memasang wajah sedih yang dibuat-buat. Panggilan bos hanya ditujukan kepada Biru saja.

Hadley lalu merangkulnya. "Sabar, ini ujian buat orang jelek." Katanya, bercanda.

"Geblek lu ah!" rutuk Cakrawala sambil melepaskan rangkulan tangan Hadley membuat Hadley cengingisan.

"Gue juga ada yang ngejar-ngejar mah, tapi bukan cewek sih,"

"Siapa?" tanya Elgan, Brian, Fathur, dan Cakrawala bersamaan.

"Ibu-ibu yang gue hutangin." Jawabnya dengan raut wajah polos.

"Kasian amat idup lu," kata Cakrawala sambil mengusap punggung Hadley.

Sedangkan yang lainnya hanya menatap mereka malas sambil menggelengkan kepalanya.

"Biru mana?" tanya Elgan yang baru menyadari tidak ada Biru.

"Lo kayak gak tau si bos aja, dia kan paling anti dibawa kesini." Jawab Fathur.

"Iya jawabnya pasti gini, 'males gue bakal ada nenek lampir yang godain gue, najis deh'" tambah Cakrawala mengikuti gaya bahasa Biru membuat teman-temannya tertawa.

"Eh, Biru chat gue." Ucap Brian membuat teman-temannya langsung menolehkan pandangan ke arahnya.

"Apa katanya?" tanya Elgan.

"Kunci markas dimana katanya?"

"Kunci markas yang mana anjir?"

"Kunci markas utama."

Geng Calabria memang mempunyai dua markas. Yang satu letaknya di sma Jayawardanu sedangkan satunya lagi markas besar yang seirng dijadikan tempat kumpul mereka ketika malam hari dan bisa menjadi tempat persembunyian saat ada musuh yang tiba-tiba menyerang.

"Kunci markas dari kemaren ilang," kata Cakrawala yang langsung mendapatkan pelototan dari mereka semua.

***

Elgan, Brian, Fathur, Cakrawala, dan Hadley berdiri menghadap Biru yang berdiri di depan mereka dengan raut wajah yang menakutkan, bahkan satu diantara mereka tak ada yang berani Biru. Mereka tak tahu harus menjelaskan bagaimana lagi pada Biru sementara itu, Biru menatap mereka dengan wajah kebingungan.

"Kenapa lo pada?" tanya Biru, merasa aneh. Terlihat Cakrawala dan Hadley yang saling menyenggol.

"Bir?" panggil Elgan, merasa ragu.

"Hm kenapa?" itu lah ciri khas Biru saat ada orang yang memanggil namanya. Tak ada yang menjawab akhirnya Biru merasa jengah sendiri.

"Kalian kenapa mendadak bisu kayak gini, sih?"

"Ku-kunci markas ilang, Bir." Akhirnya Cakrawala mengeluarkan suaranya.

Biru yang mendengar itu sontak membulatkan matanya sementara dengan teman-temannya semakin menunduk, merasakan hawa tak enak menyertai mereka.

"Apa? Kok bisa?"

"Kemaren gue gak sengaja ilangin kuncinya, Bir." Dengan keberaniannya, Cakrawala mulai menjelaskan kalimat demi kalimat walau tak bisa menyembunyikan ketakutannya kepada Biru.

"Lo tau kan, markas besar, adalah markas utama geng Calabria? Dengan gampangnya, lo ilangin kunci markas?" seru Biru yang emosinya mudah tersulut.

"Gue gak mau tau, pokoknya kalian semua harus ganti sama kunci yang sama." Tegas Biru yang langsung dituruti oleh teman-temannya. Mereka mengangguk lalu pergi untuk mengganti kunci yang hilang dengan kunci yang baru.




Astrophile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang