20. Luka Biru

2 1 0
                                    

Satu hari bersamamu, seperti satu tahun bersamamu.
Rasanya seperti tidak akan ada lagi hari esok, aku senang ketika bersamamu karena kebahagiaanku yang sebenarnya adalah kamu.

Biru dan tim basket Biruka tengah melakukan pemanasan, kali ini lawan mereka adalah dari sekolah Kuswara dengan tim basket yang terkenal, yang bernama Erick, salah satu anggota geng Rivator.

Semua siswa dan siswi sudah berkumpul di tribun penonton, menyaksikan perlombaan.

Semua gadis-gadis berseru heboh, melihat ketampanan Biru yang berkali-kali lipat saat berkeringat dengan headband hitam yang terpasang di kepalanya apalagi saat ini ia memakai baju basket dengan nomor punggung 01.

Andromeda dan teman-temannya menonton paling depan. Paling bersemangat, menyemangati Biru.

Hari ini, ia sudah bisa masuk sekolah walau pun luka lebam di pipinya tak kunjung menghilang, saat melihat kedatangan Andromeda, Syifa dan Zeline begitu bersemangat menyambut kedatangannya.

Mereka juga sempat meminta maaf karena tak becus menjaga Andromeda. Biru, sudah memperingati mereka berdua, agar lebih berhati-hati lagi untuk menjaga gadisnya, karena bisa saja, sewaktu-waktu penjahat itu datang untuk menculiknya lagi.

Biru juga sudah mengganti seragam Andromeda yang robek dengan seragam yang baru, cowok itu begitu perhatian.

Cataline, Olivia, dan Laras sedari tadi melakukan gerakan chearleaders dengan memakai baju chearleaders.

“BIRU, SEMANGAT SAYANG!” Teriak Andromeda memanggil nama Biru membuat Biru semakin bersemangat, Cataline yang mendengar itu mulai terpancing emosi. Ia menatap Andromeda yang sedang menyemangati Biru dengan tatapan penuh kebencian.

Saat tim basket Biruka, mencetak skor 1-0. Semua pendukung Biruka berteriak heboh, apalagi Andromeda karena yang berhasil mencetak gol adalah Biru.

...

Perlombaan telah berakhir dengan tim basket Biruka yang memang selalu berhasil mengalahkan tim lawannya, itu semua berkat Biru yang memang jago dalam bermain basket.

Semua penonton juga telah bubar meninggalkan tribun.

Biru menghempaskan pantatnya di atas tempat duduk penonton sambil mengambil air mineral, ia membasuh keringatnya dengan sisa air botol sambil mengerakan kepalanya membuat rambut indahnya ikut bergoyang mengikuti irama. Sungguh indah ciptaan tuhan!
Ia sempat melihat, Gadisnya itu sedang mengobrol berdua dengan seorang lelaki sebelum akhirnya Andromeda berjalan ke arahnya.

“Sayang selamat, ya? tadi kamu hebat.”
Biru duduk dengan tatapan lurus ke depan, enggan menatap Andromeda. Ia masih kesal karena cemburu gadisnya itu berbicara dengan lelaki lain.

Tak mendapat jawaban dari Biru, membuat dahi Andromeda berkerut. Ada apa dengan lelakinya itu?

“Biru kamu kenapa, sayang?”
Biru masih juga tak menjawab. Gadisnya itu memang tidak peka.
“Biru kamu marah?”
Biru berdiri lalu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Andromeda.

Didiamkan dan tak diacuhi oleh Biru rasanya sakit dan begitu sedih. Apakah ia mempunyai salah terhadap lelaki itu? Namun salahnya apa?

“BIRU TUNGGUIN AKU!” Teriak Andromeda sambil berlari mengejar Biru.

....

Astrophile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang