04. Senyuman seorang kutub

48 30 30
                                    

Senyuman seorang kutub.

Jika kamu menjadi langitnya, maka aku akan menjadi awannya.

Andromeda memasuki rumahnya lalu mendapati Adilla, kakak perempuan keduanya dan adik lelaki satu-satunya, Jamil yang sedang duduk di sofa, ruang tengah, yang satu sibuk dengan game di ponselnya dan satunya lagi asyik menonton acara ftv di televisi.

"Andromeda pulang." Seru Andromeda sambil berlari dan mengacak rambut Jamil.

"Fokus banget kamu main game."

"Suka-suka gue dong, resek mulu lo."

"Yeuu,, dikasih tau malah ngeyel nanti mata Jamil rusak baru tau rasa."

"Ya, gimana lagi, ya? game tuh udah jadi candu buat gue An."

"Jamil panggil Aku, kakak."

"Orang kayak lo mau dipanggil kakak, lo tuh masih anak kecil gak pantes dipanggil kakak." Kata Jamil sambil masih fokus dengan gamenya, ia memang tak pernah memanggil Andromeda dengan sebutan kakak. Ia sudah nyaman memanggilnya hanya dengan nama, walau pun Andromeda sering protes mereka juga sering sekali bertengkar dan tak pernah akur, jika bersatu pasti saja ada hal yang mereka ributkan. Sikap cengeng Andromeda semakin membuat Jamil senang menganggunya.

Sementara Adilla anak kedua dari pasangan Saskia dan Junior itu jika sudah asyik dengan dunianya sendiri, ia tak suka diganggu, terkadang Adilla suka marah-marah tanpa sebab. Kakak kedua dari Andromeda itu terlalu emosian, lalu ada anak yang pertama Tania Amelia, orang yang paling ditakuti dan disegani dirumah walau pun begitu Tania juga suka emosian tetapi hatinya begitu lembut dan penyayang, pokoknya Andromeda bersyukur memiliki saudara seperti mereka.

***

Sepulangnya dari markas, Biru langsung pulang kekediamannya, di apartemen. Ia memang hanya tinggal sendiri tanpa seorang pun yang menemaninya.

Biru langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur sembari membaca sebuah buku yang berjudul Astrophile, Menceritakan tentang gadis yang berusaha mengejar cowok dingin yang sulit tuk digapai.

Biru terkekeh, kisah ini mirip dengan kisahnya bersama gadis gila itu, ya, Andromeda.

Sial!
Mengapa Biru jadi memikirkannya. Jangan, jangan sampai ia jatuh cinta kepada gadis gila itu.

Saat sedang asyik bergelut dengan pikirannya, suara pintu diketuk membuatnya langsung berdiri dari bangunnya. Biru membuka pintu apartemennya dan mendapati seorang gadis yang langsung menghambur ke pelukannya.

"Biru, hiks," gadis itu menangis di dalam pelukan Biru membuat Biru kebingungan sambil melepaskan pelukannya, Biru menatap Cataline. "Lo kenapa?"

"Gue diusir papa, Biru. Hiks."

"Kenapa bisa?"

"Gue berantem sama papa."

"Gak papa, semua bakal baik-baik aja." kata Biru, menenangkan sambil mengusap punggung Cataline.

"Lo mau kan malem ini temenin gue keluar?"

Tak ada pilihan, akhirnya Biru mengiyakan ajakan Cataline. Gadis itu tersenyum senang.

"Lo mau kemana?"

"Temenin gue kemanapun yang penting gue sama lo, Bir."

"Yaudah bentar gue ambil dulu kunci mobil."

Cataline mengangguk.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Astrophile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang