05. Sebangku

43 31 18
                                    

Saat aku mengatakan bahwa hatiku memilihmu, maka tak akan ada yang dapat mencegahnya, termasuk kamu, karena hatiku milikku, aku berhak menaruh hati pada siapapun dan hatiku memilihmu.

Biru berdiri dan bergegas dari tempat duduknya menuju kelasnya sambil membawa kotak bekal yang Andromeda beri untuknya.

melihat Andromeda duduk di sebelah kursinya atau lebih tepatnya, tempat duduk Cakrawala. Biru memasang wajah seperti mengatakan 'Ngapain lo disini'.

"Mulai sekarang ini jadi tempat duduk Andromeda sama Biru." Kata Andromeda, seolah bisa membaca pikiran Biru.

"Emang ada yang nyuruh lo duduk disitu?" sahut Biru, seperti biasa, ketus.

"Orang Cakra ngizinin kok," sahut Andromeda padahal yang sebenarnya ia yang memaksa Cakrawala untuk tukeran posisi duduk. Sementara cowok itu sudah duduk di tempat bangku Andromeda sambil menggoda Zeline yang memasang ekspresi datar.

Sejak lama Cakrawala memang menyukai Zeline, namun gadis itu tak jarang selalu menolaknya.

Biru memutar bola matanya malas. Tiba-tiba gadis itu menarik tangannya hingga mau tak mau, Biru duduk di sampingnya.

Biru menoleh menatap Andromeda, tajam. Lalu mengeluarkan penggaris besi dari dalam tasnya dan diletakkan ditengah-tengah. Sebagai pembatas antara ia dan Andromeda.

"Ini batas buat kita, siapapun yang melewati batas ini. Ada hukumannya!" tegas Biru.

Andromeda menatap Biru tak berkedip. "Biru kok gitu sih?"

"Mau protes? Silahkan pindah tempat duduk,"

Andromeda menghela nafasnya, pasrah. "Iya iya,"

"Bagus. Jadi lah gadis penurut." Ucap Biru lalu kembali fokus ke depan.

Melihat kotak bekal yang belum dimakan oleh Biru di meja membuat Andromeda menatap Biru sebal.

"Kenapa belum dimakan?"

"Gue gak laper."

"Tapi Biru harus makan."

"Siapa lo ngatur gue?"

"Bukannya ngatur, tapi Andromeda gak mau sampai Biru sakit."

"Terserah lo deh."

Melihat Biru yang tak juga memakan kotak bekalnya, membuat Andromeda mau tak mau harus melewati batas yang dibuat oleh Biru, demi mengambil kotak bekal di meja Biru.

"Eh? Eh? Lo ngelewatin batas, ya?" seru Biru.

Andromeda hanya cengengesan sambil membuka kotak biru lalu mengambil roti di dalamnya dan di hadapkan dekat mulut Biru.

Biru menatap gadis itu dengan tatapan terkejut. Andromeda membuka mulutnya, membentuk huruf A.

"Makan."

"Ga."

"Gak Andromeda racunin juga."

Biru hanya diam sambil memalingkan mukanya, enggan untuk memakan.

"Biru kalo kamu gak makan juga, Andr_"

"Lo bakal apa?" potong Biru, cepat sambil menatap Andromeda tajam.

"Biru please makan." Rengek Andromeda, terus memaksa hingga akhirnya Biru mengambil roti di tangan Andromeda dan memakannya daripada gadis itu terus mengoceh.

Melihat Biru yang memakan roti buatannya, Andromeda berseru senang.

"Yess!"

"Dasar pemaksa!" rutuk Biru.

Astrophile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang