06 Taruhan perasaan

47 31 24
                                    

                      Taruhan perasaan

Apakah dengan cara begini, aku bisa menggapaimu?

Biru dan anak Calabria yang lainnya, tengah asyik bermain bola basket di lapangan sekolah.

Membuat tribun penuh, hampir sebagian banyak gadis yang menonton ketimbang anak lelaki.

sebenarnya bukan kegiatannya yang menjadi pemandangan mereka tetapi pemandangan anak Calabria yang memang lebih menarik bagi mereka.

Andromeda, Syifa, dan Zeline berdiri paling depan. Sejak tadi Andromeda berteriak, menyebut nama Biru.

Tak lama terdengar suara rusuh lalu bermunculan gerombolan anak lelaki yang memasuki lapangan. Biru dan teman-temannya yang melihat geng Rivator berjalan ke arahnya langsung memberi perintah kepada semua siswa yang berada diluar untuk segera memasuki kelas.

"WOI SEMUANYA GUE PERINTAHIN KALIAN SEMUA MASUK KE DALAM KELAS!" teriak Brian yang langsung dituruti oleh mereka semua.

Sial!

Biru menatap Agam dengan sorot mata amarah. Mereka semua sudah jelas menantang dirinya.

"KENAPA BIR? KAGET?" teriakan Agam membuat langkah kaki Andromeda berhenti, ia menoleh ke arah belakang, melihat seorang lelaki berjalan ke arah Biru.

perasaan gadis itu mulai tak enak. ia begitu cemas dan mengkhawatirkan keadaan Biru, ia hanya tak ingin Biru kenapa-kenapa.

Calabria dan Rivator membentuk dua tim, siap untuk berperang. Waktu berjalan semakin cepat hingga pada saat ketua mereka memberi aba-aba, kedua geng itu berlari dan saling memukuli satu sama lain. Hanya satu saat ini yang Andromeda khawatirkan, apalagi saat melihat Biru yang diserang dua orang diarah yang berlawanan namun untungnya lelaki itu bisa mengatasi musuhnya dengan gesit.

Tanpa diduga, seseorang memukul wajah Biru hingga berhasil membuat luka di wajah Biru.

Andromeda yang melihat itu sontak berteriak membuat sebagian anak lelaki yang sedang bergelut menoleh ke arahnya, diantaranya Biru dan Agam.

"Sial. Kenapa lo bukannya masuk kelas?" teriak Biru.

Andromeda hanya menggelengkan kepalanya dengan raut muka, syok.

"Anjir, An, pergi, ini terlalu berbahaya buat lo." Seru Cakrawala sambil masih berusaha menangani musuhnya.

Saat seseorang akan memukuli Biru dengan gesit Biru menahan kedua tangannya lalu membanting tubuhnya ke aspal. Biru menindih tubuh lelaki itu dan memukuli wajahnya dengan membabi buta.

Tak lama suara pak Broto, selaku kepala sekolah terdengar seantero sekolah membuat perselisihan itu terhenti.

"ADA APA INI RIBUT-RIBUT?"

"Anak Sandi kusuma, pak, yang cari masalah duluan." Jawab Fathur.

"Iya, pak, kami tidak akan memulai jika tidak dimulai." Tambah Biru.

Pak Broto menatap anak Rivator secara bergantian. "DASAR TIDAK TAU MALU, NAMA SEKOLAH KALIAN BISA TERCEMAR JELEK JIKA SISWANYA SEPERTI KALIAN!"

Rivator hanya diam, menunduk.

"SEKARANG JUGA KALIAN PERGI DARI SINI!" Seru Pak Broto.

Mau tak mau Rivator pergi meninggalkan sekolah Jayawardanu namun sebelum itu Agam yang melihat sosok gadis cantik di koridor, tersenyum devil.

"KALIAN SELALU SAJA MEMBUAT MASALAH!"

"Mereka, pak yang mulai bukan kami."

"SAMA SAJA. CALABRIA YANG SELALU MEMBUAT PIHAK SEKOLAH RESAH!"

Astrophile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang