bima menghempaskan tubuh kecilnya ke kasur kesayangan miliknya. bibir mungilnya menghembuskan napas hangat perlahan, matanya pun ia ikut pejamkan.
setetes airmata kini mengalir dari netra indahnya. bima menangis, lagi.
"bima bodoh!"
bima kemudian menyembunyikan wajahnya pada kedua telapak tangan miliknya.
"kenapa bima ngga tau kalau ternyata selama ini tara punya pacar?!"
"gimana kalau tara putus sama pacarnya gara-gara bima!?
"tara sedih gara-gara bima!"
"seharusnya bima ngga usah deket-deket sama tara!"
"se— hiks s-seharusnya..
bima ngga naruh perasaan sama tara.."
"bima bodoh! bima bodoh! bima bodoohh!"
teriak bima sembari menarik surai hitam legam miliknya. bima tak peduli jika sang bunda akan mendengar teriakannya nanti. yang kini bima inginkan hanyalah menangis dan meluapkan seluruh perasaan yang ia pendam selama ini.
dilain tempat tara sedang duduk dikursi belajarnya. sesekali memutarkan kursi itu sehingga badannya pun ikut berputar. tara menatap jam dinding dikamarnya.
"udah jam sembilan tapi kenapa bima belum ngirim chat satupun ya daritadi?"
kini netra tara pun teralih untuk melihat handphonenya yang ia taruh diatas meja belajar. tara pun meraihnya lalu membuka roomchat miliknya dengan bima tadi siang.
tara pun tersenyum sendiri kala membaca kata per-kata yang bima kirim padanya.
namun tara merasa ada yang janggal. bima tak biasanya seperti ini. biasanya bima pasti akan meneruskan obrolan mereka dan tidak akan membiarkan obrolan mereka berakhir seperti itu saja, namun kali ini? bima bahkan tidak sama sekali menjawab chat terakhir darinya.
tidak ingin berbohong, tara merasa dirinya sangat spesial. dulu saat pertama kali ia mengenal bima— si anak baru dikelasnya dan saling bertukar nomor, bima sangat sering membuat tara risih. bagaimana tidak? bima sering mengikutinya kemana-mana bahkan saat tara ingin pergi ke toilet pun anak itu tetap ingin menemaninya. tidak hanya itu, tara juga dibuat risih karna bima sering spam puluhan chat padanya.
pokonya dimana ada tara pasti disitu ada bima.
tapi itu semua tidak berlangsung lama, beberapa bulan kemudian tara merasa terbiasa dengan segala perlakuan bima terhadapnya. bahkan mereka berdua kini sudah berteman dekat. walau belum terlalu dekat sekali namun bagi tara, bima adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki. bima sering tara gunakan sebagai tempat ia mengeluh dikala ia merasa lelah menjalani hidupnya yang keras.
bahkan disaat tara ingin menyerah pada hidupnya dulu bima lah orang pertama yang menampar pipinya dan menyadarkannya. tara sangat ingat bagaimana wajah ketakutan bima pada saat itu. bima bahkan rela hujan-hujanan berlarian ke rooftop sekolah hanya untuk menariknya agar tidak nekat terjun darisana.
memang momen yang sangat mengerikan bagi tara dan juga bima.
tara menggelengkan kepala agar tersadar dari lamunannya. kini netranya pun kembali menatap layar handphone yang ada digenggamannya.
tara menghembuskan napasnya berat, ia lalu beranjak ke ranjang tempat tidurnya lalu merebahkan tubuhnya disana.
"mungkin bima udah tidur"
gumam tara sebelum ia tenggelam dialam mimpinya.
hallo, malam ini aku mau ijin boom update ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaraloka [TAEGYU]
Fanfiction❝ Karena mu aku bisa belajar, bagaimana indahnya dicintai dan juga bagaimana perihnya kehilangan. ❞ taegyu lokal au! bxb taehyun; dom beomgyu; sub tw// MCD ⚠️ start: 18-06-21 finish: 08-07-21 status: [completed] story by gyuuluvraann