11. bahagia

327 77 14
                                    

setelah acara makan es krim itu, tara dan bima memutuskan untuk pergi ketaman tempat favorit mereka untuk menghabiskan waktu.

seperti biasa, mereka akan duduk direrumputan sembari menikmati pemandangan langit malam.

bima menyenderkan kepalanya pada bahu tara, sedangkan tara memeluk erat tubuh bima dari samping.

"tara?"

"hm?"

"makasih ya buat semuanya"

tara menaikkan sebelah alisnya, heran.

"makasih karna udah mau jadi pacar bima, tara tau? ini adalah anugrah tuhan yang paling indah buat bima"

tara tak menjawab, ia membiarkan bima melanjutkan semua kata-katanya sembari mengelus lembut surai hitam kekasihnya.

"dulu bima pikir, tara ngga akan pernah bisa naruh perasaan sama bima hehe. tapi liat deh? sekarang bahkan tara udah bucin banget sama bima!"

tara terkekeh mendengarkannya. benar, ia bahkan saat ini sudah bucin sekali dengan bima. ia tidak akan pernah mau melepaskan lelaki manis ini dari rengkuhannya, selamanya.

"ah iya! momen waktu di rooftop sekolah. tara tau ngga? waktu itu bima bener-bener takut kehilangan tara."

nada bicara yang semulanya riang kini berubah menjadi sendu, setetes airmata pun turun dari kelopak mata indah bima. tara tak ingin menghapus airmata itu, ia ingin membiarkan bima mengeluarkan semua hal yang ia simpan dihati kecilnya.

"tapi sekarang lihat? tara masih ada disini, disamping bima." ucap bima sembari menatap lekat netra tara.

"tara harus janji sama bima."

tara mengkerutkan keningnya, "janji apa?"

"janji kalau tara ngga akan pernah ngelakuin hal bodoh itu lagi! sekalipun tara pengen ngelakuin hal itu."

tara terkekeh kecil lalu kembali bersuara.

"iya, tara janji"

bima membalasnya dengan senyuman manis. tak lama kemudian bima pun kembali berbicara.

"eumm, orang tua tara sekarang udah ngga bertengkar lagi kan?"

tara tersenyum tipis.

"iya, udah engga lagi. dan itu semua berkat pacar tara-arbima beomgyu rahadian"

pipi bima bersemu merah, ia lalu menundukkan kepalanya. malu.

"bukan, bukan karna bima. tapi karna kehendak tuhan." sela bima.

"iya, semuanya memang terjadi karna kehendak tuhan dan bima-datang sebagai perantaranya."

tara nampak menjeda ucapannya sesaat lalu kembali berbicara.

"tara ngga habis pikir waktu itu. bima berani banget ngomong kaya gitu sama mama papa tara." ucap tara sembari terkekeh kecil diakhir kalimatnya.

"hehe bima juga sebenernya waktu itu takut tapi-rasa sayang bima ke tara jauh lebih besar. makanya bima berani buat ngomong kaya gitu ke mama papa tara"

tara mengecup pelan pucuk kepala bima. sedangkan bima memejamkan kedua matanya, menikmati kecupan sayang dari tara.

"ah iya, bima udah lama ngga main kesana. mama sama papa tara apakabar?"

"mereka baik kok, mama udah ngga kerja lagi. dia lebih milih buat ngurus rumah dan juga tara. kalau papa, dia udah jarang lembur kerja" tutur tara.

bima memandang wajah rupawan kekasihnya dengan lembut dari samping.

"tara sekarang udah bahagia kan?"

tara tersenyum sembari memandang langit malam, lalu kembali bersuara.

"iya. tara udah bahagia sekarang."

"kalau gitu, bima pamit ya?"

ujar bima sebelum ia tak kuat lagi untuk mempertahankan kesadarannya.

ujar bima sebelum ia tak kuat lagi untuk mempertahankan kesadarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-to be continued

Asmaraloka [TAEGYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang