12. pergi?

350 72 14
                                    

tara duduk dengan gelisah dibangku rumah sakit. ribuan doa pun ia terus panjatkan pada tuhan. tara takut dengan ucapan terakhir bima, terlampau takut bahkan.

tara sudah menghubungi kedua orangtua bima, mereka saat ini sedang dalam perjalanan menuju kemari.

tak lama kemudian ayah dan bunda bima datang. bunda bima langsung mendekat kearah tara dan memeluknya erat.

"kalau bima pergi... tara harus ikhlas ya?" ucap bunda dengan senyuman, berbanding balik dengan netranya yang kini meluruhkan airmata.

"maksud bunda apa? tara yakin bima baik-baik aja kok." ujar tara dengan nada bicara yang gemetar.

"bima sebenernya punya penyakit nak, dan sekarang penyakitnya sudah stadium akhir" lirih ayah bima yang telah duduk disampingnya.

"a-apa..?"

"maafin kami karna ngga kasih tau kamu dari awal. tapi ini semua kemauan bima, dia ngga mau bikin kamu sedih" lirih lelaki paruh baya itu nyaris seperti bisikan.

napas tara tercekat setelah mendengar penjelasan dari ayah bima. tangannya yang semula digenggam oleh bunda kini ia lepas dengan perlahan. tara lalu memandang kosong ujung sepatu yang ia kenakan.

"tara yakin bima pasti bisa bertahan. bima itu manusia yang kuat, tara yakin." ucap tara dengan penuh keyakinan. ia lalu terkekeh pelan sembari mengusap airmatanya yang turun dengan kasar.

ayah dan bunda bima hanya bisa menatap sendu tara. bukan hanya tara yang saat ini sedang dilanda ketakutan, namun mereka berdua juga. yang bisa mereka lakukan saat ini hanyalah berdoa.

•••

setelah dua jam lebih mereka menunggu, akhirnya dokter keluar dari ruangan. tara pun dengan cepat berdiri dari tempat duduknya lalu menyerbu sang dokter dengan pertanyaan.

"dokter, gimana sama keadaan bima?"

ayah dan bunda bima pun nampak ikut berdiri dihadapan sang dokter, menunggu jawaban darinya.

dokter tersebut nampak menghembuskan napasnya berat lalu menatap lamat-lamat mereka bertiga.

"sel kanker yang ada diotak bima sudah menyebar luas. kami sudah berusaha semampunya tapi maaf, sepertinya tuhan lebih menyayangi bima"

bunda yang mendengar hal itu sontak langsung terjatuh tak sadarkan diri, lain halnya dengan ayah bima yang kini sudah menangis dalam diam.

sedangkan tara, ia masih mematung ditempatnya. jantungnya seakan berhenti berdetak. lidahnya seolah kelu untuk mengatakan bahwa ini semua tidaklah benar. tara yakin bahwa bima nya masih ada disini, tidak mungkin meninggalkannya.

tara pun terkekeh, "dokter kalau mau bercanda jangan sekarang dong. bima masih ada disini, dia pasti lagi nunggu tara didalem."

setelah berujar demikian tara pun dengan cepat pergi menerobos masuk kedalam ruangan tempat bima ditangani sebelumnya. dokter maupun suster tidak ada yang ingin menahannya, mereka semua tau tara pasti saat ini masih belum bisa menerima kenyataan.

"saya harap anda bisa merelakan kepergiannya" tutur sang dokter sendu kepada ayah bima sebelum melenggang pergi darisana.

"saya harap anda bisa merelakan kepergiannya" tutur sang dokter sendu kepada ayah bima sebelum melenggang pergi darisana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-fin

Asmaraloka [TAEGYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang