tara berjalan mondar mandir didalam kamarnya. sesekali melirik handphone yang ia taruh diatas tempat tidur miliknya.
"kira-kira bima mau ngga ya?"
setelah berujar demikian tara lalu meraih handphone nya lalu mencari nama kontak yang ingin ia hubungi, namun tak berselang lama kemudian,
"engga usah deh. gimana nanti kalo ternyata bima lagi sibuk?"
tara pun kembali meletakkan handphonenya ditempat tidur.
lelaki itupun kembali berjalan mondar-mandir —mengambil handphone—berpikir sebentar— lalu menaruh handphonenya kembali, terus berulang ulang seperti itu.
"telpon ngga ya? tapi kalo bima ternyata lagi sibuk gimana? arghh!"
tara mengusak rambutnya frustasi, dan tanpa tara sadari ia tak sengaja meng-klik tombol "call"
"Hallo?"
tara hampir saja terjengkang dari tempatnya duduk, jantungnya mendadak berdetak dengan kencang. lebay memang, tapi mau bagaimana lagi? tara sebelumnya belum pernah menelpon bima duluan.
"tara?"
tara lalu dengan ragu mendekatkan benda pipih itu ketelinganya.
"i-iya?"
"tara ada urusan sama bima ya? tumben banget nelpon bima duluan hehe.."
"haha iya nih, tara ada urusan sama bima" ujar tara canggung.
"oh ya? urusan apa nih?"
"Emm itu, bima nanti malem ada kegiatan ngga?"
"Heumm, kayanya engga deh. emangnya ada apa?"
"tara pengen ngajak bima pergi jalan, bima mau?"
"loh serius!?? bima mauu. mau banget malahan!!"
tara mengelus dadanya lega sekilas lalu kembali angkat suara.
"yaudah, nanti jam tujuh tara jemput bima ya?"
"oke siapp!"
diam-diam tara terkekeh gemas karna nada bicara bima yang seperti anak kecil itu.
"tara tutup telponnya dulu, oke?"
"yaudah okee. sampai jumpa nanti ya, tara!"
"iyaa"
tut tut tutt
setelah panggilan mereka berdua terputus barulah tara menjatuhkan tubuhnya kekasur. tara memandang langit-langit kamarnya lalu kedua tangannya ia taruh didepan dada kirinya.
"tuhan, kenapa jantung tara jedag-jedug ngga karuan?"
"taraa! bima mau ituu""tara! bagusan yang mana!??"
"ihh taraa boneka nya lucu-lucuu"
"huwaa taraa itu rumah apa?? kenapa ada banyak hantu didalemnya!??"
"aaa tara bima takutt!"
"tara tolongg hantunya ngejar bima!"
"tara! bima pokonya ngga mau masuk kerumah itu lagi!!"
"taraa bima pengen naik wahana ituu"
"t-tara bima pengen muntah.."
"makanya jangan bandel, gini kan jadinya?"
tara memijit pelan pangkal leher bima. sesekali menyodorkan air mineral untuk lelaki manis itu.
"i-iya deh, ngga akan lagi.."
"gimana, udah enakan?"
"umm"
"mau pulang sekarang? ini udah malem, nanti bima dimarah bunda loh kalau pulang larut malem"
"ngga mau, bima masih pengen main disini" gumam bima sedih.
"nanti tara ajak bima kesini lagi ya? kalo sekarang kita pulang dulu"
"ngga mauu, bima pengen naik wahana itu dulu. sekalii aja ya? ya? yaa??" ucap bima dengan nada memohon sembari menunjuk wahana bianglala yang ada didekat mereka duduk.
"tapi ini udah malem. nanti bima malah sakit gara-gara kena angin malem, mau?"
"ihh bima ngga akan sakit kok! tara harus percaya sama bimaa!!"
tara yang mendengar bima merengek seperti itupun tak kuasa untuk menolak. ia lalu menghembuskan napas pasrah lalu kembali berujar.
"yaudah iya, nanti kalo bima sampe sakit jangan salahin atau ngerengek ke tara ya"
bima menganggukkan kepalanya dengan cepat tanda mengerti.
-to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaraloka [TAEGYU]
Fanfiction❝ Karena mu aku bisa belajar, bagaimana indahnya dicintai dan juga bagaimana perihnya kehilangan. ❞ taegyu lokal au! bxb taehyun; dom beomgyu; sub tw// MCD ⚠️ start: 18-06-21 finish: 08-07-21 status: [completed] story by gyuuluvraann