00. ADENA SHAFIRA

58 6 0
                                    

Hanya ingin mengenang, bukan ingin mengulang.

𖧧𖥸𖧧

ADENA tersenyum haru ketika melihat pemandangan didepannya. Sudah lama sejak ia lulus dari sekolahnya, sekarang Adena baru berkunjung ke sini. Sekolah kejuruan yang memiliki beribu kenangan.

Pelan-pelan, langkah Adena memasuki pagar sekolah. Suasana sekolah sepi karena ia datang pada sore hari dan pastinya murid-murid sudah pulang kerumah masing-masing.

Adena menarik nafasnya panjang, udara ini yang sangat ia rindukan. Banyak sekali yang berubah. Tetapi Adena masih ingat dimana letak kelasnya saat itu.

Saat menelusuri koridor sekolah, tiba-tiba saja suara seseorang membuat langkah Adena terhenti.

“Ini bener Adena?”

Adena menoleh, ia sangat mengenal sosok yang ada dihadapannya sekarang. Perempuan itu tersenyum. “Pak Odi?”

“Ya Allah, sudah lama sekali, ya? Bapak hampir tidak mengenali wajah kamu." Pak Odi dulu adalah wali kelas Adena dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas.

Adena tersenyum, tak menyangka wali kelasnya ini masih mengenalinya. Padahal di umurnya yang hampir menginjak 25 tahun ini pasti wajahnya sudah banyak berubah.

“Kabar Bapak bagimana, pak?”

“Alhamdulillah saya sehat-sehat saja. Kabarmu bagaimana? Bapak lihat di sosmed buku kamu berhasil tercetak banyak, ya?"

Adena tersenyum manis. "Rezeki anak baik, Pak," kekeh perempuan itu.

“Ada urusan yang penting kamu datang ke sini?" Tanya Pak Odi, lagi.

“Nggak, Pak. Adena hanya ingin mengenang masa lalu saja. Sebenarnya sudah lama saya ingin mampir sebentar ke sekolah ini, tapi baru sempet sekarang,” jawab Adena.

“Ah, kalau begitu bapak pamit, ya? Silahkan dilanjut mengenangnya.” Pak Odi berpamitan pada Adena.

Adena mengangguk. “Terimakasih sebelumnya, pak.”

Setelah melihat Pak Odi menjauh, baru Adena melanjutkan langkahnya. Tak lama, ia sampai dimana dulu kelasnya berada.

Kelas yang tak lama ia singgahi karena dulu dirinya merupakan angkatan covid-19. Salah satu virus yang membuat Adena dan murid-murid yang lain merasakan belajar di rumah selama 2 tahun. Saat itu angka kematian sangat tinggi, membuat pembelajaran di sekolah terpaksa harus berhenti.

Adena mendekati pintu kelas, pundaknya merosot ketika tau pintunya terkunci. Sepertinya sebagian besar kelas sudah terkunci kali ini, Adena mungkin hanya bisa berjalan-jalan di koridor sekolah saja.

Ponsel Adena berbunyi membuat ia mencari benda pipih itu di dalam tasnya. Ternyata, salah satu temannya mengirimkan pesan.

Chely:
hai na, minggu depan kan gue nikah
pastiin lo dateng ya!
eh lo ga lupa kan kalau acara reuni kelas kita malam ini? lo harus dateng.

Adena:
hai, gue pasti dateng kok
tapi kalo reuni, sorry gue gak bisa.

Tak lama setelah ia membalas pesan Chely, ponselnya kembali berdering. Ya, itu adalah teman lama Adena.

“Halo? Na, gue mau langsung to the point aja deh, ya. Lo kenapa gak bisa Dateng ke acara reuni?”

“Kita-kita kan pada kangen, Adena.”

“Jangan bilang lo masih belum move on, ya?” Chely terus berceloteh seperti tidak membiarkan Adena untuk berbicara.

Adena mendengus. “Apaan deh, Chel. Ya gue lagi gak bisa aja.”

“Terus nggak bisa kenapa, deh, lo?”

“Gue dikejar deadline naskah baru lagi. Harus malam ini juga selesainya,” jawab Adena, berharap orang diseberang sana mengerti.

Terdengar desah kecewa di sana. “Yaudah kalo emang beneran gak bisa. Lagi dimana lo sekarang?”

“Titip salam aja, ya, sama temen-temen. Gue dirumah aja nih, numpuk banget naskah yang harus gue revisi,” tutur Adena.

Setelah itu Chely berpamitan dan menutup teleponnya. Adena pun melanjutkan kegiatannya melihat-lihat sekitar sekolah. Merasa lelah menghampirinya, Adena memutuskan duduk di kursi depan kelas jurusan Akuntansi.

Akhir-akhir ini memang Adena jarang tidur nyenyak, ia harus menghabiskan malamnya dengan merevisi naskah yang akan ia kirim ke penerbit. Angin sore berhembus membuat mata Adena semakin berat, perempuan itu berniat untuk menutup matanya sebentar saja.

𖧧𖥸𖧧

⚠️DISCLAIMERS⚠️

✿ Cerita ini bertema anak kejuruan (SMK)
✿ Adanya virus covid-19
✿ Jika ada adegan tidak baik, jangan ditiru.
✿ Tolong beri vote dan coment pada setiap chapter cerita untuk semangat penulis.

__

‼️Jika kalian mengenal aku di real life, cukup sampai sini aja bacanya ya‼️

Shouldn't Be LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang