18. Penilaian Akhir Semester

9 1 0
                                    

01 Desember 2021




Baru saja selesai dengan prakerin, kini murid kelas dua belas sudah harus dihadapkan dengan Penilaian Akhir Semester atau disebut juga dengan PAS. Hari ini, penilaian itu akan dilaksanakan oleh kelas sepuluh sampai dua belas.

Waktu memang berjalan begitu cepat. Bulan depan sudah memasuki semester genap dan bagi kelas dua belas, mereka akan dihadapkan oleh ujian-ujian yang ada.

Adena berjalan dipinggir lapangan sendirian, gadis itu datang sedikit lebih cepat dari biasanya. Untung saja ia sudah menyiapkan alat tulis yang akan dipakai untuk ulangan nanti dari kemarin malam.

Ah, ya. Ngomong-ngomong soal alat tulis, kemarin malam Davka mengiriminya pesan. Lelaki itu lupa untuk membeli pensil dan alhasil ia meminjam pensil dari Adena.

(untuk yang penasaran sama isi chatnya bisa langsung liat di ig yang ada diprofil ya — author

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(untuk yang penasaran sama isi chatnya bisa langsung liat di ig yang ada diprofil ya — author.)

Ruangan 10—ruangan PAS kelas Adena. Setelah sampai kelas yang dituju, Adena langsung masuk kedalam. Hanya ada beberapa temannya yang sudah datang, namun Chely, Monic dan Nata tak terlihat disana. Adena menggunakan waktu luangnya itu untuk kembali memahami materi yang dipelajari kemarin malam.

Ia bukan murid yang begitu pintar dan rajin belajar, Adena selalu menggunakan sistem kebut semalam untuk memahami materi yang pernah diajar oleh guru.

Walaupun itu tidak worth it, yang terpenting nilainya tidak benar-benar ada di dasar.

“Lo belajar semalam, Na?” tanya salah satu teman sekelasnya.

Adena mengangguk. “Nggak banyak, sih. Dan yang masuk ke otak gue juga cuma sedikit,” kekeh Adena.

“Gue juga masaa. Malah nggak masuk semuanya ke otak,” rengek temannya itu.

Adena tersenyum sambil mengiyakannya saja. Ya, walaupun Adena tidak begitu percaya. Pasalnya, teman perempuan sekelasnya ini bisa dibilang ambis dalam hal pelajaran. Lihat saja, pasti soal-soal nanti temannya kerjakan dengan sempurna.

Tidak lama setelah itu, Chely, Monic dan juga Nata datang berbarengan dari ruang kelas. Kebetulan tadi, mereka bertiga bertemu diparkiran sekolah dan langsung mencari kelas bersama-sama.

“Siang banget lo pada,” ujar Adena. “Lah, rok lo kok basah, sih? Emang hujan?” tanya Adena pada Nata.

“Gue lama nungguin dia.” Chely menunjuk Nata. Gadis itu baru saja meletakkan tasnya diatas meja.

Nata berdecak. “Di daerah gue tadi hujan anjir.”

Didetik kemudian, suara hujan terdengar di telinga mereka. “Nah, ujan tuh,” celetuk Monic.

“Banyak yang belum dateng padahal. Jam mulainya bakalan tetep sama?” Adena menoleh pada jendela kelas, Davka belum saja terlihat batang hidungnya. Bisa dipastikan jika lelaki itu sedang terjebak ditengah-tengah hujan.

Shouldn't Be LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang