2

9.7K 127 4
                                    

Sesuai dengan perintah Fania tadi siang, akhirnya Gilang bersedia menunggu Fania di minimarket dengan kost-an Gilang jam 5 sore, bahkan Gilang sudah datang sejak jam setengah 5 untuk berjaga-jaga apabila Fania datang lebih awal.

Setelah menunggu, Fania datang pukul 5 lebih 5 menit, sesuai dengan perintahnya, Fania langsung memberi isyarat kepada Gilang yang masih berdiri di luar untuk masuk kedalam mobil, setelah masuk ke dalam mobil.

"Tunggu sebentar, aku mau beli sesuatu dulu"kata Fania sambil keluar dari mobil dan masuk ke dalam minimarket, Gilang hanya menunggu di mobil sampai Fania keluar dari minimarket membawa tas kresek yang gilang bisa lihat berisi makanan ringan seperti roti, keripik kentang, dan susu coklat.

Setelah Fania masuk ke mobil, memakai sabuk pengaman, dan menghidupkan mobil.

"Kamu udah bilang ke teman-temanmu kalau kamu mau pergi?"

"Udah, tadi udah tak whatsapp"

"Good"

Dan berjalanlah mobil Fania meninggalkan minimarket melewati jalanan Jogja di sore hari hingga sampai di sebuah rumah dua lantai di lingkungan perumahan, bukan tipikal rumah yang sangat mewah yang berada di perumahan elit tapi untuk rumah yang dihuni oleh satu orang, rumah ini sangat besar. Gilang tahu betul bahwa rumah dengan cat dominan biru ini adalah rumah Fania karena dia sering mengunjunginya untuk meminta bantuan mengerjakan tugas kuliah.

Turun dari mobil, Gilang mengikuti Fania masuk ke dalam rumah yang didalamnya tidak banyak hiasan atau lukisan yang tergantung di dinding, tetapi banyak barang-barang mahal yang jelas Gilang tidak punya seperti televisi 60 inchi, playstation 5, kulkas besar, kompor listrik, ac di setiap ruangan, hingga koleksi novel-novel Fania yang pastinya original.

Setelah dipersilahkan duduk di sofa yang mungkin lebih nyaman dari kasur Gilang di kost-an dia, Fania datang membawakan gelas berisi air putih dan memulai pembicaraan.

"Jadi, kamu beneran mau jawaban dari aku?"

"Ya iyalah, pasti aku pengen jawaban dari kamu, kamu kira ngapain aku sampai harus menuruti perintahmu nungguin di minimarket jam 5 sore sampai harus ngosongin jadwal hari ini yang harusnya aku ada janji sama temen-teman main ML(mobile legends) di kostannya Bayu kalau bukan nunggu jawaban darimu"jawab Gilang panjang.

"Well, berarti kamu adalah orang yang mau menuruti perintah, aku suka orang yang mematuhi perintah"

Gilang menjadi tidak nyaman dengan jawaban Fania barusan, apalagi setelah itu Fania duduk lebih dekat dengan Gilang.

"Ya udah, gak usah basa-basi, jadi jawabanmu apa?"

"Kalau kamu mau pacaran sama aku, ada syaratnya"

"Syarat? Apa syaratnya?"tanya Gilang.

"Syaratnya adalah kamu harus jadi submissive aku"

"Submissive?"tanya Gilang seperti orang polos walaupun sebenarnya dia tahu segalanya.

"Iya submissive, masak kamu gak tahu?"

"Ya gak tahu"jawab Gilang gugup.

"Kamu bohong kan?"Fania mulai menaikkan suaranya, terlihat dari mimik mukanya dia mulai terlihat serius.

"Beneran aku gak bohong, aku gak tahu"jawab Gilang mengelak.

"Masak, aku punya buktinya loh"setelah itu Fania pergi ke kamarnya dan mengambil sebuah laptop.

"Ini laptop yang kamu pinjam selama 5 bulan ini kan?"tanya Fania sambil menunjukkan sebuah Lenovo thinkpad hitam kepada Gilang.

Fania langsung menghidupkan laptop dan membuka histori penelusuran, dan terlihat semua histori yang Gilang akses selama 5 bulan terakhir mulai dari sosial media, tugas-tugas kuliah, dan tentu saja situs-situs porno yang ternyata Fania pantau dari laptop Fania karena kedua laptop baik yang dipinjamkan kepada gilang dan yang dipegang oleh Fania berada dalam satu akun google yang sama, jadi semua histori penelurusan bisa dipantau dari masing-masing laptop.

"Ini buktinya, jangan dikira aku gak tahu yang beginian, aku sudah pantau kamu dari pertama kamu pinjam laptop, masih gak ngaku"

Gilang hanya diam dengan bukti-bukti yang ditunjukkan oleh Fania, Gilang merasa bodoh kenapa dia tidak tahu dengan fitur histori tersebut, Gilang ingin mengelak dengan bukti-bukti Fania tetapi Gilang menjadi takut dengan apa yang akan dilakukan Fania jika Gilang tidak mau mengaku.

"Kalau gak ngaku gak apa-apa, tapi nanti histori ini aku kasih tahu ke teman-teman kamu atau mungkin teman teman-teman satu angkatan"ancam Fania.

Gilang yang mendengar ancaman tersebut semakin panik.

"Kok gitu, kamu gak kasihan apa sama aku?"

"Gak, salah sendiri nonton bokep gak dihapus historinya"

"Jadi, kamu ngancam aku ini?"tanya Gilang.

"Iya, jadi kamu ngaku gak?"

Gilang yang pasrah mau tidak mau harus mengaku kepada Fania.

"Iya deh, aku ngaku kalau aku suka nonton video porno"pengakuan Gilang yang membuat senang Fania.

"Nah gitu dong, tinggal ngaku doang kok susah, jadi maukan kamu jadi submissive aku?"tanya Fania lagi kepada Gilang.

"Gimana ya, sebenarnya aku tertarik dengan BDSM dan teman-temannya, tapi aku masih takut"

"Takut kenapa, coba ceritain sama aku, aku pasti ndengerin"Fania sambil duduk lebih dekat dengan Gilang sampai tangan Fania merangkul bahu Gilang.

"Aku takut kalau yang kamu lakukan padaku nanti terlalu ekstrim, aku gak suka BDSM yang terlalu ekstrim, aku juga gak tahu selera kamu dalam BDSM kayak apa"keluh Gilang.

"Oh itu masalahnya, itu mudah karena hal-hal yang kayak gitu nanti udah ditulis di surat perjanjian yang nanti kita bahas kan"

"Ada surat perjanjiannya"

"Ya ada lah, itu wajib kalau kalau mau menjalin hubungan BDSM kayak gini, BDSM belum jalan kalau surat perjanjiannya belum ditandatangani oleh kedua pihak"

"Aku baru tahu kalau ada yang kayak gitu"Gilang baru tahu ternyata BDSM lebih kompleks daripada yang dia lihat.

"Kamu kira BDSM cuma sekadar cambuk-cambukan atau ikat-ikatan gitu, ya nggak lah"

"Kan aku gak tahu"

"Kamu kan cuma tahu BDSM dari video porno di internet kan"

"Ya iya sih"jawab Gilang singkat.

"Jadi, cuma itu yang kamu takutkan?"tanya Fania lagi.

"Kalau soal soal selera main kamu gimana?"

"Kalau soal selera kayaknya agak susah, tapi cara yang paling mudah adalah kamu cerita sendiri kepadaku apa yang kamu inginkan, keluarkan semua fantasi dan imajinasimu, aku sebagai dominan akan melakukan yang aku bisa demi mewujudkan fantasimu, gimana?"tawaran Fania.

"Kayaknya menarik"Gilang tidak bisa menolak tawaran Fania tadi karena jarang ada dominan yang mau melakukan hal tersebut.

"Jadi, kamu mau jadi submissive aku?"tanya Fania lagi.

"Mau, gak mungkin aku bisa nemuin dominan yang pengertian kayak kamu"

"Makasih Gilang, aku juga mau jadi pacarmu"Fania memeluk Gilang erat di sofa empuknya.

"Akhirnya aku bisa jadi kayak kak Bila"kata Fania sambil memeluk Gilang.

"Kak Bila? Kak Bila anak psikologi kah?"

"Iya, dia yang ngenalin aku ke BDSM"

"Kalau gak salah kamu sama Kak Bila itu satu klub ya? klub fotografi kalau gak salah"

"Iya, aku dikenalin BDSM sama kak Bila karena aku ngembaliin buku hariannya"jawab Fania.

"Kamu bisa ceritain gak gimana kamu bisa kenal sama dunia BDSM sampai sekarang, baru aku mau nandatanganin suratnya"

"Boleh, jadi gini ceritanya"dan Fania mulai bercerita bagaimana dia bisa kenal dan masuk ke dunia BDSM.

Fania, My MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang