11 [Flashback End]

3.3K 80 8
                                    

Hari ini, jika semua sesuai dengan rencana, Fania akan pulang ke Jogja dengan kereta seperti minggu lalu, kereta yang akan Fania tumpangi berangkat pukul 9 jadi Fania harus sudah berada di stasiun setidaknya setengah jam sebelum keberangkatan.

Tapi seperti biasa, kebiasaan buruk Fania belum bisa hilang bahkan saat-saat seperti ini, Fania bangun kesiangan lagi, jika tidak dibangunkan oleh Kak Bila, mungkin Fania akan ketinggalan kereta.

"Fania bangun dong, udah jam 7, nanti kalau kamu ketinggalan kereta kakak gak mau beliin tiket lagi lho"ancam Kak Bila.

"Iya kak, ini Fania bangun"Fania yang masih belum sepenuhnya sadar bangun dari tempat tidurnya dan langsung mempersiapkan dirinya, mulai dari mandi, sarapan, dan mengemas barang-barangnya yang masih berserakan.

Setelah semua barang bawaan terkemas di dalam tas koper dan tas punggung, Fania dan Kak Bila meninggalkan apartemen dan menaiki mobil menuju stasiun yang sama dengan stasiun yang Fania datangi minggu lalu.

Saat Fania membuka bagasi mobil Kak Bila, menaikkan barang bawaannya, Fania melihat sebuah ps5 yang masih tersegel di dalam kotaknya dan sebuah tas karton, Fania bingung kenapa ada kedua barang tersebut di mobil Kak Bila.

"Kak, itu ps5 buat siapa kak?"

"Buat kamu lah, kan kamu kemarin bilang pengen ps5 pas kamu buka lemari di ruang sesi kemarin, ya udah kakak kasih aja barang itu ke kamu, gak ada yang make juga"

Tentu jawaban dari Kak Bila tersebut membuat Fania sangat senang, ingin rasanya Fania langsung memeluk Kak Bila tapi ada daya, Kak Bila menolak pelukan Fania.

"Nanti aja meluknya, kalau udah sampe stasiun"

Dan naiklah Fania ke mobil dan berjalan menuju stasiun.

Selama di perjalanan, Fania ingin menyinggung sesuatu dengan Kak Bila.

"Kak, Fania mau tanya tentang surat perjanjiannya"

"Emang ada apa dengan suratnya?"

"Jadi diperpanjang atau enggak kak? kan batas waktunya sekarang"

"Gak perlu menurut kakak"

"Kenapa gak perlu kak?"

"Kamu kayaknya udah gak perlu kakak, kamu kayaknya udah bisa ngelakuin semuanya sendiri, dan juga, kamu kan harusnya fokus kuliah"

"Tapi kan Fania masih pengen ketemu kakak"

"Kalau kamu mau ketemu kakak, kapanpun kamu bisa ketemu, tapi sekarang yang lebih penting, kamu fokus aja kuliah biar bisa lulus tepat waktu, kamu juga katanya mau nyari submissive kan?"

"Iya sih kak, Fania juga ingin punya submissive kayak kakak"

"Kakak cuma bisa bilang hati-hati kalau nyari submissive, gak semua orang punya pola pikir yang sama dengan kamu, gak semua orang juga punya niat yang baik jika mereka jadi submissive kamu"

"Iya kak, Fania janji berhati-hati nyari submissivenya, Fania juga kayaknya belum mau nyari submissive dalam waktu dekat ini, tugas Fania lumayan banyak"

"Nah gitu dong, kuliah nomor satu, submissive mah nanti aja"Kak Bila mengelus kepala Fania, Fania hanya menikmati elusan tangan Kak Bila sambil menikmati jalanan Jakarta yang lengang di hari minggu.

Sampai di stasiun, memarkir mobilnya, membuka bagasi dan Kak Bila membantu Fania mengeluarkan barang-barangnya yang ternyata cukup banyak. Tas koper dan tas punggung yang Fania bawa dari awal perjalanan, ps5 yang masih tersegel di tangan kiri Fania, bersamaan dengan sebuah tas karton yang Fania belum tahu apa isinya.

Fania, My MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang