Masuk Fania ke ruangan tersebut, Kak Bila menamai ruangan tersebut "Ruang Sesi" aneh memang.
Impresi pertama Fania saat melihat seluruh ruangan tersebut adalah takjub sekaligus sedikit kecewa karena berbeda dengan ekpektasinya, ekspektasi Fania yang terlalu tinggi berekspektasi ruangan yang memiliki berbagai peralatan BDSM tergantung siap dipakai dan kesan-kesan menakutkan dari sebuah ruangan BDSM yang biasa dilihat di internet.
Tetapi ruangan yang Fania lihat sekarang berbeda dengan kebanyakan gambar di internet, ruangan tersebut berisi sebuah kasur dengan tiang di setiap sudut dan tempat mengikat yang berada di setiap sudut juga.
Di sebelah kasur ada 3 lemari aluminium dengan pintu cermin dengan ukuran yang sama, dua di sebelah kanan kasur dan satu disebelah kiri kasur dan di sebelah lemari yang dikiri kasur terdapat sebuah benda untuk mengikat submissive yang berbentuk X tetapi dututupi oleh kain besar sehingga tidak dapat terlihat tapi Fania masih bisa melihat siluet benda tersebut dibalik kainnya.
Di depan kasur ada sebuah meja kecil setinggi pinggang dan di setiap pojok atas ruangan ada sebuah speaker yang saling terhubung membuat ruangan tersebut bisa mengeluarkan suara dari speaker dari setiap arah, tak lupa sebuah tv besar tertempel di dinding diatas meja tadi.
Ruangan tersebut mungkin lebih besar dari ruang santai tadi, karena dengan lemari dan alat-alat yang berada disana, jarak antara lemari dan kasur dan jarak antara tv dan kasur lumayan jauh.
Fania hanya berdiri setelah membuka pintu, menunggu perintah Mist Bila.
"Naik ke kasur"
Setelah Fania naik dan duduk di atas kasur yang berukuran cukup besar, Mist Bila membuka salah satu lemari dan mengambil sebuah tali bewarna hitam dan mulai mengikat Fania di kasur, Mist Bila menyambungkan tali yang telah diikat di kedua tangan Fania ke ujung kasur begitu pula di kedua kaki sehingga Fania diikat membentuk X di kasur tersebut.
Fania hanya menurut tanpa mengeluarkan suara apapun masih dengan rasa tegang dan keringat yang masih keluar menandakan Fania masih gugup.
Mist Bila yang tahu Fania masih tegang, mencoba membuat Fania sedikit tenang.
"Masih gugup kamu?"
"Iya Mist Bila"
"Jangan gugup dong, santai aja"Mist Bila melepas sepatu high heels hitam dan naik ke kasur, mulai meraba bagian tubuh Fania yang tidak bisa bergerak bebas karena terikat, mulai dari kaki, tangan, perut, hingga leher Fania.
Mist Bila akhirnya mulai bermain di area sensitif Fania, mulai memainkan puting Fania sambil menciumi leher Fania, Fania merasakan sensasi baru lagi, Fania mulai terangsang.
"Enak?"
"Enak Mist Bila"Fania mulai menikmati permainan Mist Bila.
Mist Bila menghentikan permainannya dan mencoba beralih ke permainan lagi.
"Udah pernah ciuman gak?"
"Belum pernah Mist Bila"
"Mau ciuman gak sama Mist?"tawaran Mist Bila yang tidak bisa ditolak oleh Fania karena sudah terangsang.
"Mau Mist"jawab Fania semangat.
Tanpa menunggu lama Mist Bila langsung mencium bibir Fania dan mencoba bermain dengan lidah Fania, Fania yang terkejut mencoba mengikuti permainan Mist Bila dan akhirnya menikmati lidah Mist Bila bermain dengan lidah Fania.
Selama Mist Bila bermain dengan lidah Fania, tangan Mist Bila mulai menuju memek Fania yang mulai basah, bermain disana merangsang Fania.
Mist Bila masih bermain dengan lidah Fania sampai sang submissive mulai kesulitan bernapas, Mist Bila yang tahu langsung melepaskan ciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fania, My Mistress
Teen Fiction"Kalau kamu mau pacaran sama aku, ada syaratnya" "Syarat? Apa syaratnya?"tanya Gilang. "Syaratnya adalah kamu harus jadi submissive aku" "Submissive?"tanya Gilang seperti orang polos walaupun sebenarnya dia tahu segalanya. Dan disaat itulah hubungan...